⋆୨୧⋆‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿⋆୨୧⋆
◓✥◓
◑Deburan ombak terhempas berbisik membawa buih menepi di bibir pantai bersama terbitnya sang surya. tanda alam mulai bernafas kembali. Membangunkan setiap makhluk dari tidur.
Ombak kecil itu sesekali menyapu menghantam lemah sebuah ban mobil yang terparkir di bibir pantai sana.
Tak jarang, dia juga menyentuh sepasang kaki yang bediri di depan kendaraan beroda empat tersebut.
Dialah Christopher yang telah berada disana sebelum sang surya tiba. Berdiri menyandarkan punggung pada kap mobil depannya bersama si kecil lixie buah hatinya di gendongan.
Dia menahan pantat putranya dengan satu lengan dimana lengan lainnya tampak menyisipkan anak rambut sang putra kebelakang telinga si kecil.
"Just breathe" lirihnya segera mencium hangat pangkal hidung sang putra.
Terbitnya sang surya menjadi saksi antar ayah dan anak di bibir pantai sana. Chris melumat bibir kenyal sang putra bagian atas untuk beberapa saat.
Mata sang putra pun terbuka kala sang ayah melepas tautan dengan bibirnya. Jari kecilnya terulur pada wajah sang ayah. Mengusap halus di ujung bibir sang ayah walau tak ada apapun disana.
Menyembunyikan kedua lengan kecilnya diantara dadanya dengan sang ayah. Meletakkan dagu di bahu lebar ayahnya.
Chris membelai hangat surai halus sang putra. Menarik selimut membungkus badan kecil putranya dengan benda hangat tersebut hingga menutup kepala sang putra dan hanya menyisakan wajah putranya dimana pipi menempel pada bahunya, menatap lain arah atau luar tengkuk christ.
Nyatanya, dalam tidurnya semalam lixie tetap menangis. Bisa tidak kalian membayangkan dirimu yang terlelap dan dibawah alam sadar itu kamu menangis tiba-tiba dan di detik berikutnya tangisan itu terhenti kembali dalam tidur seolah tak pernah menangis.
Itulah yang terjadi pada lixie hingga christ merasakan degup jantung putranya bergerak sangat cepat. Bukan memeriksakan keadaan sang putra pada ahlinya, Chris memilih mengendarai mobilnya menuju pantai naksan ini.
membasuh lengan, kaki, juga wajah sang putra dengan air laut.
Sejak jam dua pagi tadi, sampai sekarang matahari telah hampir setengah berada diatas kepala, keduanya masih tetap berada disana.
Meski Mata si kecil terbuka, sama sekali tak ada kata yang keluar dari bibir mungil anak itu. Kedua lengannya tak lagi berada diantara dada keduanya, lengan kecil itu telah memeluk erat punggung sang ayah. Dimana jantungnya berdenyut seirama bersama jantung sang ayah.
Gendang telinga keduanya pun pasti mendengar dering ponsel di dalam mobil sana, dan tak ada satupun yang tertarik untuk sekedar mengetahui siapa yang menghubungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasea II [chanhyunlix]✔
Fanfictionsequel lasea. Keluarga nemo •SG •BxB •incest •fantasy