Ketika kami diberi waktu libur...
***
"Eh? Libur?!!!"
Yami menutup kedua telinganya saat para bawahannya itu berteriak. Yap, Yami memberikan cuti kepada setiap anggotanya selama tiga hari, hitung-hitung mengapresiasi pencapaian mereka selama dua bulan terakhir. Terlebih lagi semenjak kehadiran Asta dan juga Noelle.
[Name] berbinar-binar saat mendengar kata liburan. Siapa yang tidak senang? Meski hanya tiga Hariz setidaknya [Name] bisa menyusun jadwal liburannya bersama Luck-ekhem, pacarnya.
Labium milik pemuda tinggi siscon yang awalnya tertutup itu kini mulai terbuka, "Oi, Luck, [Name]. Mau ikut double-date?"
[Name] dan Luck terperangah saat Gauche menawarkan hal itu. Keduanya saling pandang dan kemudian menatap Gauche.
"Kepalamu terbentur apa? Memangnya kau sudah jadian?"
Seketika perempatan imajiner memenuhi wajah Gauche. Kedua sejoli ini bukannya menjawab tawarannya, malah mengejeknya. Berbarengan pula.
"Cih, dasar bocah-bocah kasmaran." Yami menyindir ketiga bawahannya itu. Dia menghembuskan asap rokok miliknya. Yah, maklumi saja. Mungkin pria ini iri karena bawahannya memiliki pasangan. Sedangkan dia sendiri tidak memilikinya.
Salahkan ketidakpekaan milikmu itu, Yami Sukehiro.
[Name] terkekeh dan melakukan tos bersama Luck. Dia tersenyum, lalu menjawab tawaran dari Gauche. "Aku sih, tergantung Luck. Kalau dia mau, aku juga akan mengikuti pilihannya," ucap pemilik sihir Ruang itu.
"Ehh? Tapi aku maunya ikuti pilihan [Name]-chan~ Gimana dong?"
"Yah ... aku tidak bisa memilih."
"Kamu harus punya pendirian~ Jangan bilang "terserah" terus!"
"Cepat putuskan, dasar pasangan tidak normal!" sungut Gauche yang mulai jengah dengan kedua sejoli dihadapannya ini.
Luck mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke dagu. Kemudian dia mengangguk, tanda sudah memutuskan pilihannya. "Kurasa, aku tidak mau ikut double-date denganmu, Gauche! Aku mau menghabiskan waktu dengan pacarku ini. B-E-R-D-U-A saja," ujar Luck diakhiri dengan mengeja kata berdua.
Gauche mengusap wajahnya frustasi. "Baiklah! Baiklah! Terserah kalian berdua!" Tutup pemilik Sihir Cermin itu sambil meninggalkan keduanya.
"Ahaha! Sampai nanti, Tuan Tsundere~"
Luck melambaikan tangannya. Dia menoleh ke arah [Name]. Gadis itu meliriknya sekilas lalu menutup wajahnya.
Luck tertawa kecil. "Ehhhh? Apa ini? [Name]-chan salting?" goda pemuda enerjik itu.
"Lupakan saja!"
"Wajahmu semakin merah lho~"
"Luck!! Dasar menyebalkan! Aku membencimu!"
"Tapi aku mencintaimu~ Hehehe~"
Dasar gila!
***
Sesuai dengan apa yang diucapkan tempo hari, Luck sudah membuat jadwal kencan dengan [Name]. Pemuda itu benar-benar sudah menantikan hari ini dan tidak sabar untuk bersenang-senang dengan pacarnya.
Mulai dari berkeliaran di kota, jajan bersama, dan saling berlomba-lomba dalam memainkan permainan yang berhadiah. Luck senang bisa melihat [Name] tertawa selama bermain dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You | Luck V.
Roman pour Adolescents❝ aku mencintaimu ❞ bagaimana caranya seorang ksatria sihir penggila pertarungan mengungkapkan perasaannya padamu secara terang-terangan? ©𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐂𝐋𝐎𝐕𝐄𝐑 - 𝐘𝐔𝐊𝐈 𝐓𝐀𝐁𝐀𝐓𝐀