Part 3 | Mesum

17 5 2
                                    

Pada pagi hari, tepatnya saat matahari mulai terbit, Rosa meninggalkan kedua anaknya saat si kembar masih tertidur pulas. Dirinya harus terburu-buru karena hari ini adalah tanggal menstruasinya.

Sebelum itu, Rosa saat itu tertidur pulas. Tetapi, tubuhnya mulai merasa tak nyaman, dia bergerak kesana-kemari, lalu saat dia merasakan sesuatu yang basah di kasurnya, dirinya langsung bangun dan melihat kasurnya sudah kotor oleh bekas darahnya. Dengan cepat Rosa menarik kain kasurnya agar darahnya tidak tembus lebih dalam.

Melemparnya ke mesin cuci lalu kembali ke kamar untuk mengambil pembalut. Saat itulah Rosa melotot karena pembalutnya habis, ternyata dia lupa menambahkan pembalut di daftar belanjaannya minggu lalu.

Kesal terhadap dirinya sendiri, dia dengan cepat keluar dari rumah dan tidak lupa menguncinya dari luar lalu dia mencari warung terdekat karena toko-toko pada jam ini belum buka.

Hampir setengah jam Rosa mencari warung atau toko yang sudah buka, dirinya pun menemukan warung yang buka yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya jika berjalan kaki.

Rosa dengan cepat membeli keperluannya dan terburu-buru kembali untuk pulang, karena berisiko dia meninggalkan kedua anaknya yang tercinta sendirian di rumah.

Jalan-jalan masih sepi, hal tersebut membuat perasaan Rosa yang sebagai wanita mulai merasa tak nyaman.

Dan benar saja, seseorang memanggil namanya tiba-tiba. Bukan nama Rosa, tetapi nama lain.

"Kau si sweet bunny kan?! Hei! Aku bicara padamu!"

Rosa perlahan menoleh kebelakang mendapati seorang pria paruh baya dengan rambut hitamnya yang mulai beruban. Dipastikan pria itu pasti memasuki usia setengah abad.

"S-Selamat pagi..." Sapa Rosa sopan.

"Haha, pagi! Pagi! Kau tinggal di dekat sini ya? Dimana rumahmu?" Tanyanya yang semakin mendekati wanita itu.

Rosa perlahan mundur dan menunjukkan senyuman paksa.

"Maaf ya pak, aku tidak bisa memberitahu alamat rumahku." Ujar Rosa.

Lelaki itu melipat kedua tangannya di depan dada dan tersenyum miring, memamerkan ketampanannya tetapi bagi Rosa malah terlihat seperti pak tua yang genit.

"Aku bisa memberikan yang lebih. Bagaimana kalau 1 jam?" Tanyanya dengan mengedipkan mata.

Rosa merinding, astaga, astaga, geli banget.

Tidak ingin menampilkan wajah jijik terhadap pak tua itu, Rosa pun berkata, "maaf ya pak, aku bukan pelacur, dan aku juga sudah punya suami." Biarlah dirinya mengatakan punya suami, asal pak tua ini segera pergi jauh!

"Suami? Siapa suamimu itu? Kau berbohong ya? Jangan malu-malu dong sayang." Katanya yang membuat wanita itu merasa mual.

Oke, huek! Itu yang ada dipikiran Rosa sebelum menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan.

"Suami saya adalah Julius Azzura. Maaf ya pak! Sekali lagi aku bukanlah wanita bayaran diatas kasur." Segera Rosa pergi dari sana sebelum pak tua itu berbicara yang tidak penting lagi.

Alih-alih Rosa mengira pak tua itu pergi, malah pak tua itu mengikuti-nya secara terang-terangan.

Rosa mempercepat langkah kakinya, dan pak tua itu mempercepat langkah kakinya juga.

Terpaksa Rosa berteriak meminta tolong karena pak tua itu masih terus mengikutinya, orang-orang yang biasanya bangun pagi langsung keluar dari rumah dan membantu Rosa mengusir pak tua itu.

Seorang ibu rumah tangga mendengus kesal, "Pagi-pagi buta sudah ada yang sang*."

Para ibu rumah tangga pun menyahut membenarkan lalu mereka mulai membicarakan semua tentang hal yang buruk dari pak tua itu. Seperti kebiasaan ibu rumah tangga. Gosip.

Perjuangan SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang