Part 6 | The Truth

6 1 0
                                    

"kriminal?" Julius tak percaya dan tidak yakin apa yang dia dengar sekarang ini.

"Tunggu! Aku akan menjelaskannya!" Panik Rosa.

"Tidak perlu ada penjelasan, kau adalah wanita kriminal yang membuat anakku sekarat!" Ucap Irita yakni wanita tua itu.

"Aku bukan kriminal!" Geram Rosa.

Julius menatap Rosa, wajah lelaki itu berubah menjadi kecewa. Dia tak percaya wanita yang baru saja menjadi pacarnya ini adalah seorang kriminal.

"Julius, aku bukan kriminal." Kata Rosa dengan wajah memelas berharap lelaki yang baru saja menjadi pacarnya percaya.

William mendengus mendengar perkataan dari wanita itu, lalu berkata, "kriminal ya kriminal, tidak usah membantah! Karena kaulah yang membuatku sekarat! Dasar jal*ng!!"

Rosa mengepalkan tangannya sebelum matanya membulat melihat Julius melayangkan tinjunya ke wajah Wiliam sampai lelaki itu tersungkur ke tanah.

"Sial*n!" Umpat William sambil memegang wajahnya.

"Jaga ucapanmu." Julius menatap rendah kearah lelaki yang tersungkur itu.

Irita yang melihat anaknya di tonjok begitu saja langsung mengangkat tangan untuk menampar Julius tapi langsung ditahan oleh Rosa.

"Bu Irita! Jangan melewati batas! Anda yang datang mengamuk di depan rumahku apa tidak tahu malu?!" Ucap Rosa geram lalu menghempaskan tangan wanita itu.

"Kau yang tidak tahu malu ya!" Balas irita sambil menatap tajam kearah Rosa.

Rosa yang hampir terpancing amarahnya langsung ditahan oleh Julius. Rosa menatap tangannya yang digenggam oleh lelaki itu lalu dia mengangkat wajahnya menatap Julius.

"Aku percaya padamu, Rosa." Kata Julius menatap dalam-dalam mata perempuan itu.

Rosa terdiam dan amarahnya langsung hilang begitu saja karena tergantikan dengan perasaan lega. Kepercayaan Julius saat ini adalah yang terpenting.

Melihat Rosa yang sudah tenang kembali, kini julius menatap tajam kearah dua orang pengganggu.

"Sampai saya menemukan kebenaran yang sebenarnya dari masalah ini. Saya akan menuntut kalian berdua!" Kata Julius lalu menarik Rosa kembali ke dalam rumah, meninggalkan kedua orang tersebut yang masih saja mengamuk.

Tidak menghiraukan amukan di luar rumah. Julius kini sedang menatap Rosa, menatap wanita itu karena dia butuh penjelasan.

"Kau tahu Julius? Aku bukanlah kriminal." Ucap Rosa.

Dia menatap kearah lelaki itu yang tidak puas akan perkataannya. Rosa ingin menarik tangan lelaki itu tapi langsung ditepis begitu saja.

"Lebih rinci Rosa. Lebih rinci." Tekan Julius.

Rosa ingin sekali menjelaskan semuanya, tapi pertemuan dia dan lelaki ini masih samar-samar atau bisa dibilang tidak terlalu akrab. Apa jadinya jika dia menceritakan semuanya dan hasilnya akan lebih parah dari ini?

Rosa ingat sekali dia memukul kepala William sampai sekarat. Bukankah itu disebut sebagai psikopat? Rosa takut lelaki itu akan meninggalkannya.

Julius melihat ekspresi wanita didepannya, dia lalu menghela nafas lalu duduk di sebuah sofa.

"Bukan berarti aku tidak percaya padamu. Tapi aku hanya belum sepenuhnya percaya padamu." Ucap Julius.

Rosa mengerinyit, "itu sama saja."

"Itu beda. Jika aku tidak percaya padamu, aku sudah meninggalkan rumah ini. Tapi aku masih disini, dan ingin mendengar semuanya." Jelas Julius.

Rosa mengepalkan tangannya, dia menatap laki-laki itu dengan pandangan berharap. Dia berharap lelaki ini tidak lari saat dia menceritakan semuanya.

Perjuangan SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang