Part 8 | Slapped

4 1 0
                                    

Julius duduk di dekat meja makan, tatapan kosongnya terfokus pada segelas kopi hangat di tangannya.

"Kau melamun?" Tanya Rosa.

Julius mengalihkan pandangannya dari segelas kopi dan tersenyum melihat Rosa yang telah bergabung di meja makan. "Ya, sedikit. Tapi sekarang semuanya beres," jawabnya sambil memandang wanita itu.

Kedua orang itu tersenyum kemudian Julius mulai menjelaskan alasannya tidak bisa membantu Rosa. "William adalah anak dari ayah yang telah menyelamatkan ibuku." Ujar Julius.

Lelaki itu menatap wajah Rosa yang terkejut lalu wanita itu menundukkan kepalanya. Julius merasa gelisah, apakah Rosa kecewa padanya?

Rosa lalu kembali menatap lelaki itu dan berkata, "Jangan khawatir, aku tidak kecewa padamu," justru membuat Julius semakin cemas.

Julius memperhatikan Rosa yang bangkit berdiri, lalu dengan cepat mengikuti langkahnya. Tanpa ragu, ia langsung menggenggam tangan wanita itu.

"Maka dari itu, aku hanya akan membalas kebaikan kepada ayahnya saja. Kesalahan yang dilakukan oleh anaknya tidak bisa dibiarkan karena telah membuat seseorang menderita." Ucap Julius dengan tegas, membuat Rosa terkejut. Lelaki dihadapannya ini tampaknya telah memikirkan segalanya dengan matang dan siap untuk mengambil tindakan yang tepat.

"Kau yakin?" Tanya Rosa sekali lagi.

"Aku yakin Rosa."

Julius berjalan mengambil telepon genggamnya, mengetik sesuatu disana kemudian menatap Rosa kembali.

"Aku akan ke rumah sakit, menjenguk ibuku. Apa kamu mau ikut Rosa?" Tanya Julius.

Bertemu ibu? Artinya bertemu ibu mertua! Detak jantung Rosa berdegup kencang antara gugup atau senang akan bertemu ibu dari sang kekasih.

Orang-orang selalu mengatakan saat sedang berpacaran, hal yang paling susah dalam hubungan adalah bertemu dengan ibu mertua.

"Aku ikut." Ucap Rosa.

Julius tersenyum, dia tau bahwa wanitanya ini gugup. Dia lalu menggenggam tangan Rosa dan menariknya keluar rumah dengan lembut.

"Ibu akan menyukaimu." Kata Julius. Seharusnya dia merasa senang saat membawa Rosa bertemu ibunya. Tapi, firasat mengatakannya ada sesuatu hal yang buruk akan terjadi.

Dan ternyata firasat itu benar. Setelah dia bersama Rosa menjenguk ibu. Dan menceritakan semua masalah Rosa. Ibunya dengan mentah-mentahnya mengusir Rosa dengan raut wajah tak bersahabat. Padahal sebelumnya kedua wanita ini saling melemparkan senyuman yang ramah.

"Keluar! Aku tidak akan Sudi mempunyai menantu sepertimu!!"

Seperti petir yang menyambar di siang bolong. Ucapan Amelia selaku ibu Julius membentak kepada Rosa untuk keluar dari ruangannya.

Rosa mengepalkan tangannya untuk menahan emosi, lalu dia berkata, "Bu.. aku benar-benar mencintai anakmu. Aku tidak akan melukainya."

Amelia geram, "kriminal tetap kriminal! PERGI DARI SINI!!" Teriak Amelia.

Julius menggenggam tangan sang ibu, "Bu... Rosa adalah wanita yang baik-baik bu. Dia tidak aka--"

"Kamu diam! Wanita kriminal telah melukai ibu seperti ini, dan kamu! Membawa seorang kriminal lagi?! Mereka psikopat!!" Kata Amelia memotong ucapan sang anak.

Rosa mengepalkan tangannya, julukan psikopat dan kriminal sudah menjadi makan sehari-harinya sewaktu dia berada di rumah lamanya lalu dia berpindah tempat rumah karena sudah tidak tahan dengan omongan tetangga.

Dan sekarang dia mendengar perkataan itu lagi hari ini.

BRAK!

Rosa membanting pintu ruangan itu, dan meninggalkan kedua orang itu yang terkejut olehnya.

Perjuangan SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang