Chapter 4

1K 86 0
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam itu artinya saatnya makan malam. Keluarga cemara yang terdiri dari Bram, Fanny, Wina dan Karin sudah siap di meja makan sambil menyantap makan malam mereka. Disaat mereka berempat sedang asyik menikmati makan malam, tiba-tiba Bram mengintruksi.

"Besok pagi Papa sama Mama akan melakukan dinas ke luar kota selama 2 minggu, jadi kalian berdua jaga diri dan rumah baik-baik ya." Ucap Bram

Mendengar hal tersebut Wina dan Karin sedikit terkejut

"Kok mendadak si Pa? Ini beneran dinas atau mau honeymoon bareng mama" Tanya Karin sedikit menggoda kedua orang tuanya

"Sayang ini ga dadakan kok, kan dinas ini sebelumnya sempet ditunda karena Papa sibuk nyiapin pernikahan. Kalo honeymoon si sekalian lah hehehe." Jawab Bram memasang muka tengil

Mendengar jawaban suaminya itu Fanny hanya bisa menutupi wajahnya yang memerah karna malu dan memilih untuk membawa piring kotor ke wastapel untuk dicuci. Sedangkan Wina dia hanya tersenyum melihat ketengilan Papanya ini, padahal dalam pikirannya dia sudah panik membayangkan berdua saja dengan Karin di rumah.

Setelah selesai makan malam pasutri baru tersebut langsung ke kamar untuk mempersiapkan apa saja yang akan mereka bawa besok. Sedangkan Wina ingin langsung ke kamarnya, akan tetapi terhenti ketika Karin memanggilnya.

"Wina, Lo sibuk? Gue mau nanya sesuatu sama Lo" Ucap Karin

"Engga sih, Lo emang mau nanya apa Rin?" Jawab Wina

"Hmm kalo gitu ayo ikut Gue ke halaman belakang" Balas Karin

Walau Wina sedikit bingung kenapa Karin tidak langsung saja bertanya, tapi ia tetap mengikuti Karin ke halaman belakang.

Sesampainya di halaman belakang Wina langsung bertanya pada Karin

"Lo mau nanya apa si? Kenapa ga langsung nanya aja? dan kenapa harus di halaman belakang?" Tanya Wina penasaran dan bingung

"Gue mau nanya kenapa Lo selalu dingin ke Gue? Padahal kata Gigi, di kelas Lo itu orangnya ramah dan bahkan receh. Kenapa sama Gue Lo mendadak jadi kulkas? Dan alasan Gue ngajak Lo ke taman belakang supaya Papa sama Mama ga denger ini, tar dikira kita ga akur dan mereka jadi kepikiran." Balas Karin

Mendapat lontaran pertanyaan tersebut Wina diam sebentar untuk merangkai kata-kata yang tepat supaya dia tidak keceplosan.

Melihat Wina yang diam, Karin kembali berucap.

"Kalo Gue ada salah sama Lo gue minta maaf, terus kalo Lo belum bisa menerima hubungan Papa sama Mama dan masi perlu waktu buat menerima semua itu, Gue bakal bantu Lo dengan cara apapun karna Gue tau susah buat nerima orang baru di hidup kita. Makadari itu gue harap lo mau terbuka sama gue supaya kita bisa jadi saudara yang baik dan tentunya anak yang baik bagi Papa dan Mama." Ucap Karin dengan lembut pada Wina

Mendengar kata "saudara" membuat hati Wina sakit dan menyadarkannya bahwa dia tidak akan bisa bersama Karin sebagai sepasang kekasih.

"Lo ga salah Rin, malah Lo baik banget ga pernah jahat sama Gue bahkan Lo sabar ngadepin Gue yang childish ini. Gue yang seharusnya minta maaf sama Lo karena udah bersikap dingin sama Lo. Maaf Rin setelah ini ayo sama-sama belajar jadi saudara dan anak yang baik untuk orang tua kita." Ucap Wina berusaha tegar padahal hatinya sangat sakit mengucapkan hal tersebut.

"Ga papa Win, lagian Lo ga childish kok. Gue ngerti kenapa sikap Lo kek gitu. Nah karna semua udah jelas gimana kalo besok kita berangkat bareng ke sekolah itung-itung biar kita tambah kenal gitu Win, Lo mau kan?" Tanya Karin sedikit berharap kepada Wina

"Iya Rin gue mau berangkat bareng ke sekolah besok, kalo gitu mending sekarang kita tidur dah malem. Kan besok Papa sama Mama berangkat pagi, entar kita kesiangan lagi bangunnya" Ajak Wina kepada Karin

"Okee ayoklahh" Jawab Karin sambil merangkul pundak Wina

Sebelum memasuki kamar masing-masing, mereka saling mengucapkan selamat malam dan menuju dunia mimpi.

Tentang Kita • winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang