#2

3.3K 179 4
                                    


Haechan seperti biasa, akan pergi bekerja membantu sahabat nya jaemin di toko bunga, tapi saat akan berangkat Haechan di panggil oleh, Ayah nya.

"Haechan, aku ingin bicara dengan mu, libur lah terlebih dahulu hari ini, ini penting" ucap Johny.

"Tapi ayah ecah-" ucap Haechan terpotong

"Bisa tidak jangan membatah terus Haechan!" bentak Johny.

"Sayang dengarkan ayah mu ya, sini " ucap ten lembut.

Haechan yang takut langsung menghampiri Ayah dan Mae nya.

"Jadi begini aku akan men jodoh kan diri mu dengan anak sahabat ku, Jaehyun, perusahaan ku dalam masalah,  aku butuh dana untuk memulihkan nya" ucap Johny santai.

'Apa ini 'batin Haechan

"Tapi Ayah Haechan tidak ingin menikah dengan, orang yang echan tidak cintai" ucap Haechan sambil tertunduk

"HAECHAN APA AKU KURANG CUKUP MEMBANTU MU HA!, AKU MEMBERIKAN MARGA KU KEPADA MU, DAN MEMUNGUT MU DARI PANTI ASUHAN!" ucap Johny dengan amarah nya.

"JOHNY" bentak Ten .

sungguh hati Haechan sangat sakit, Haechan menahan air mata nya sebisa mungkin.

"Aku tak butuh persetujuan diri mu Haechan, besok malam bersiap kita akan pergi membicarakan pernikahan"
ucap Johny seraya meninggal kan haechan dan Ten.

"Nak ma-" ucap Ten tersela

"Mae echan berangkat dahulu ya pasti jaemin marah kalau telat,hehehe"ucap haechan dengan senyum palsu nya.

Haechan pergi dari rumah, tapi tujuan nya bukan ke toko bunga Jaemin melainkan ke pantai untuk menenangkan dirinya.

sesampai di pantai yang sepi Haechan tak kuat lagi menahan air mata nya sungguh itu sangat sakit mengingat perkataan ayah angkat Haechan.

Malam itu pun tiba dimana, pertemuan dua keluarga.

"Mark kau sungguh tampan nak, persis seperti Ayah mu" puji Taeyong.

"Apakah Ayah tidak akan membenci mu lagi setelah ini?" tanya Mark.

Taeyong tidak bisa menjawab pertanyaan yang ditanya oleh anak pertama nya itu.

"Aku tidak akan membebani kalian lagi, apakah Jeno jadi pergi keluar negri nya Bu?" tanya Mark.

"Iya, Jeno jadi pergi nya, tidak apa-apa kan sayang" Taeyong.

Mark hanya menganggukkan kepala, dan tersenyum tipis.

"Mark ayo kita berangkat, Ayah mu sudah menunggu di bawah nak" ucap Taeyong.

Keluarga Jung segera menaiki mobil mewah mereka, dan melaju menuju restoran ternama, untuk bertemu dengan keluarga Seo.

Sedangkan Haechan sedang bersiap siap di kamar nya, yang di bantu oleh Mae nya.

"Anak Mae cantik sekali" puji Ten.

"Echan laki-laki, Mae" ucap.

"Kamu sepesial nak" Ten.

Haechan hanya tersenyum tipis mendengar pujian Ibu nya itu.

"Mae keluar dulu ya, kau cepat turun hem" ucap Ten, lalu pergi keluar kamar Haechan.

Haechan memandangi diri nya dari pantulan kaca.

Haechan tersentak sedikit kaget, karna ada yang membuka kamar nya.

Haechan langsung menoleh, melihat sumber suara itu berada.

Ternya itu Hendery, Hyung angkat nya, yang selalu berbuat tidak pantas kepada nya.

Hendery mulai mendekati Haechan, Haechan mulai berjalan mundur.

"Kenapa?" Ucap Hendery menaikan satu alis nya.

"Ak-u, akan pergi Hyung, permisi" ucap Haechan melewati Hendery.

Tapi Haechan kalah cepat, Hendery langsung menaruh tangan Haechan, dan merangkul pinggang sang adik dengan erat.

Haechan mendorong tubuh Hendery sekuat tenaga, bahkan memukul nya.

"Lepas, aku mohon Hyung" lirih Haechan.

"Kau senang akan menikah Hem?" Hendery.

"Aku mohon Hyung lepas, tidak pantas kita seperti ini, kita saudara Hyung aku mohon" Haechan.

"Persetan dengan saudara Haechan, kau milik ku" ucap Hendery.

"Lepas" berontak Haechan.

"Cium aku" ucap Hendery santai.

Haechan mendongak kan kepalanya, menatap tajam Hendery yang merangkul pinggang nya erat.

"Lepas, aku mohon Hyung, aku mohon" melas Haechan.

Hendery semakin mengeratkan rangkulan nya dan mulai mendekatkan wajah nya ke wajah sang adik.

Haechan terus berontak menolak, sekuat tenaga kelakukan Hyung nya yang tidak senonoh itu.

"Haechan, samapi kapan kami menunggu cepat turun!" teriak Johny dari bawah.

Hendery cepat-cepat melepas rangkulan nya.

"Sampai kau kau bilang kepada Mae, akan ku sentuh tubuh mu itu" ancam Hendery.

Haechan langsung keluar kamar, dan segera masuk ke dalam mobil untuk pergi menemui calon suami nya.

Haechan tertunduk selama perjalanan, menahan rasa takut yang sangat besar.

"Semua nya akan baik-baik saja nak" ucap Ten menenangkan Haechan.

Haechan hanya menganggukan kepala, dan tersenyum tipis kepada Mae nya.

"Sampai kau bicara aneh-aneh, atau menolak, awas saja Haechan, kau mengerti?" Ucap Johny tegas.

"Baik Ayah" ucap Haechan pelan.

"Bagus, itu kau tau diri" Johny.

'Samapi kapan aku hidup seperti ini ya tuhan' batin Haechan, sambil menahan tangis nya.

marknohyuck (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang