chapter 02

9.5K 1K 28
                                    

Jennie pov.

Jieun eonnie! Aku benar-benar kesal dengannya, bisa-bisanya dia memiliki anak hasil diluar nikah.

Kepala ku pusing, memikirkan gadis kecil itu membuat kepalaku hampir pecah.

Bagaimana aku bisa merawatnya? Aku tidak berpengalaman mengurus anak kecil.

Aku harus apa? Aku masih bersekolah dan membawa Lili pergi kemana-mana itu akan menggangguku.

Aisshh Jieun eonnie sialan! Bisa-bisanya dia pergi sendirian dan malah meninggalkan putrinya padaku.

"Hisshh menyebalkan!" Aku mendengus menggaruk-garuk kepalaku.

Di satu sisi aku kasihan dengan Lili, dia hanya anak kecil yang belum mengerti apa-apa.

Lili hanyalah anak kecil polos yang mengikuti perkataan ibunya.

"Huhh.." aku menghela nafas panjang.

Oke, tidak peduli bagaimana kedepannya yang penting aku akan mencoba mengasuh dan merawat Lili dengan sepenuh hatiku.

"Faithing"!

Author pov.

"Onty.. mmph onty Jen" rengekan manja itu terdengar dari dalam kamar Jennie.

Jennie yang tengah termenung di depan tv langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menghampiri Lili.

Ceklek

Jennie menatap Lili mengucek mata di atas kasur, gadis kecil itu baru bangun tidur.

"Onty" senyum Lili terbit melihat Jennie berdiri di ambang pintu.

"Hemm" dehem Jennie dan mendekati Lili.

"Pee" Lili mengapit pahanya.

"Kajja, palli palli" Jennie menggendong Lili berjalan tergesa-gesa membawanya memasuki kamar mandi.

Membuka celana Lili dan mendudukkan gadis kecil itu di closet.

"Aah legah cekali lacanya onty" kata Lili setelah membuang air seninya.

"Hemm, sudah belum?"

"Eum cudah onty" angguk Lili.

Jennie menarik nafas sejenak kemudian tanpa rasa jijik membersihkan area bawah Lili.

"Kedepannya akan seperti ini Jennie, kau harus mulai terbiasa" batin Jennie dan kembali memakaikan celana untuk Lili.

"Sepertinya kita harus berbelanja, kebutuhan mu banyak yang harus di beli. Popok susu dan masih banyak lagi yang lainnya" kata Jennie sambil berjalan keluar dari kamar mandi.

"Baby, onty manggil Lili pake baby otey?" Lili menangkup pipi Jennie.

"Kenapa harus?" Jennie menaikkan sebelah alisnya.

"Baby ndak biaca di panggil Lili, baby lebih cuka di panggil baby oleh Eomma dan onty. Glandma dan glandpa juga, olang teldekat baby halus memanggil Lili dengan cebutan baby. Paham tan onty?"

Jennie mengangkat bahunya dan memutar matanya malas.

"Iiihh baby celius onty.." rengek Lili mengepak-ngepakkan kakinya.

"Sst iya iya cerewet"

"Hihihi ayo onty panggil baby"

"Malas ah" goda Jennie.

"Aaaahh onty.. panggil baby hik hik" Lili kembali merengek.

Jennie menatap Lili, dua merasa gemas melihat Lili merengek di gendongannya.

"Baby" sebutan lembut itu menghentikan rengekan Lili.

Lili menatap Jennie dengan tatapan polosnya.

"Onty, cuala onty teldengal cepelti Eomma. Cangat lembut" Lili melengkungkan bibirnya kebawah, matanya berkaca-kaca dan tidak bisa di pungkiri gadis kecil itu merindukan ibunya.

"Hisshh pasti Lili merindukan Eomma nya. Aisshh eonnie keterlaluan!" Batin Jennie.

"Merindukan Eomma hemm?" Lembut Jennie menyeka air mata Lili.

"Eum i-iyah onty" angguk Lili menahan tangisnya.

"Mmm bolehkah aunty tau sebelum Jieun eonnie pergi apa yang dia sampaikan pada baby?" Tanya Jennie hati-hati.

"Eomma pelgi cali uang onty, Eomma halus punya banyak uang agal baby melaca telcutupi. Dan tempat mencali uang itu cangat jauh dan telpencil, itu cebabnya Eomma menitiptan baby pada onty" jelas Lili.

"Pembohong! Mana mungkin eonnie kehabisan uang? Perusahaan Appa saja sudah di wariskan padanya. Apa yang sebenarnya kau kerjakan di luaran sana eonnie? Apakah itu sangat penting sehingga kau meninggalkan putri kesayanganmu? Jika aku jadi eonnie aku tidak akan meninggalkan putriku bagaimanpun keadaannya!" Batin Jennie.

"Ooh begitu ya" Jennie manggut-manggut.

"Ya onty"

"Jika baby merindukan Eomma tatap saja fotonya, doakan dia agar dia tetap baik-baik saja di tempat terpencil sana. Jangan bersedih hemm, sekarang baby bersama onty Jen" Jennie mengusap sayang kepala Lili.

"Nee onty" senyum Lili terbit kembali,  dia memeluk leher Jennie lalu menidurkan kepalanya di ceruk leher gadis berpipi mandu itu.

"Pintar" Jennie mengusap pipi Lili.

"Baby ganti baju dulu okey, kita akan pergi ke mall untuk membeli perlengkapan baby"

"Yeyyy te mall! Yeyyy!" Lili kegirangan bertepuk tangan.

"Kkkhh senang hemm" Jennie menusuk-nusuk pipi mandu Lili.

"Cenang onty, baby mau main di cana boleh ya" Lili tersenyum memperlihatkan deretan gigi kecilnya.

"Boleh baby" Jennie tersenyum.

"Telimakasih onty, muach!" Lagi-lagi Lili si bocah kecil itu mencium bibir Jennie.

"A-ah nee sama-sama baby" Jennie memegang bibirnya.

"Sepertinya aku juga harus terbiasa dengan ciuman bibir Lili" batin Jennie.

•••

Tbc

27/06/23

Udah mulai akrab hemm.

Vote komen lanjut.

Lili with onty Jen!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang