chapter 07

7.7K 1K 43
                                    


Author pov.

Jennie dan Lili sudah pulang ke apartemen, Jisoo dan Rosé juga ikut karena mereka ingin membantu merawat dan menjaga Lili yang sedang sakit.

Sekarang Lili banyak diam, tadi rewel dan menangis mencari-cari Eomma nya. Beruntung sekarang Lili sudah mulai tenang, dia hanya merengek jika dia merasa pusing dan kurang nyaman dalam tidurnya.

"Hik hik onty.. tepala baby pucing" Lili meringis menunjuk-nunjuk kepalanya.

Jennie menghela nafas pelan, dia mengusap lembut kepala Lili sambil menimang-nimang tubuh mungil keponakannya.

Jennie sudah merasa lelah, sedari di sekolah sampai di apartment Lili tidak mau jauh darinya, gadis kecil itu selalu menempel dan tidak membiarkan Jennie menjauh darinya.

Lili tidak mau bersama Jisoo dan Rosé, dia hanya ingin Jennie jika tidak dia akan menjerit dan menangis keras.

"Sssh cepat sembuh baby, cepat sembuh~" lirih Jennie mengecup puncak kepala Lili.

"Cakit.. baby ndak cuka hikss.." tangis Lili membenamkan wajahnya di dada Jennie.

"Kita bawa ke rumah sakit saja Jen" saran Rosé yang tak tega melihat Lili kesakitan.

"Ya benar, aku kasihan melihat Lili menahan sakit" kata Jisoo.

"Eum" Jennie mengangguk lesu mengikuti saran Rosé dan Jisoo.

Sedangkan Lili masih menangis di dada Jennie.

"Kajja" ajak Jisoo di angguki Jennie dan Rosé.

-

"Huwaaaa jangan.." tebak siapa yang menangis?

"Hiksss jangan sakiti keponakan ku, hikss jangan menyuntikan hmmph Lili masih terlalu kecil d-dan kulitnya akan terluka huwaaaa.." yup itu Jennie, dia menangis memeluk erat tubuh kecil Lili. Dia takut melihat jarum suntik yang hendak menancap di lengan Lili.

"Heol?" Jisoo dan Rosé mengerjap-ngerjapkan mata mereka melihat Jennie menangis seperti anak kecil.

Lili? Dia yang awalnya takut disuntik kini mendongak menatap Jennie yang menangis terisak-isak sambil memeluknya.

Dokter Kim terkekeh, dia merasa lucu melihat Jennie yang takut keponakannya di suntik.

"Hiks hiks a-aku adukan pada Appa dan Eomma, dokter Kim menyakiti keponakanku. Hiksss lihat saja.." Jennie menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Benar-benar seperti anak berusia lima tahun kkkhh.

"Kkkh aku tidak menyakiti keponakanmu Jennie, aku hanya memberikan vitamin untuknya" kata dokter Kim.

"Tetap saja jarum itu akan menusuk lengan Lili-ku, itu akan terasa sakit dokter Kim!" Pekik Jennie dan Lili tersentak mendengarnya.

Jisoo dan Rosé menggeleng dan menghela nafas melihat Jennie.

"Jen, itu hanya sebentar. Tutup saja matamu jikau kau takut melihatnya" kata Jisoo.

"Ya benar, jangan menunda-nunda terus, kasian Lili" kata Rosé.

"T-tapi hikss.. aku hanya tidak tega melihat kulit Lili terluka aku takut Lili kesakitan. Hiks hiksss tolong mengerti perasaanku.." Jennie menangis lirih.

Lili memeluk leher Jennie, menepuk-nepuk punggung aunty nya lalu mencium bibirnya.

"Jangan nangis onty, baby cedih liatnya" kata Lili dengan suara seraknya.

"Hmmp- hiksss.." Jennie tidak dapat menahannya dan menumpahkan tangisnya di pelukan Lili.

Sebenarnya Lili merasa pusing berdiri di pangkuan Jennie, tapi karena Jennie menangis dia jadi sedih dan ingin menenangkannya terlebih dahulu.

"Cuuut cayang cayang" Lili mengusap kepala Jennie.

"Aigoo sudah terbalik" Jisoo menepuk dahinya.

"Kkkhh so cute" Rosé gemas.

"Cudah ya onty, baby ndak papa tok" Lili menyeka air mata Jennie dengan tangan kecilnya.

"Onty cantik, cudah ya" Lili mengusap pipi Jennie.

Tatapan Lili sayu menata mata kucing Jennie.

Jennie menatap Lili, dia mengangguk dan mulai meredakan tangisnya.

"Huh huhh onty hanya tidak ingin baby terluka" suara Jennie serak akibat banyak menangis.

"Eum, baby tau" Lili lemas dan dia segera duduk membenamkan wajahnya di perut Jennie.

"Jangan di lihat jika tidak kuat Jennie, ini akan berlangsung selama beberapa detik, pejamkan matamu" kata dokter Kim.

Lili hanya bisa pasrah jika dia di suntik, dia sudah sangat lemas dan ingin segera cepat-cepat tidur di pelukan Jennie.

Chup

Jennie mencium lama kening Lili.

Jennie menatap Lili, dia menggigit bibir bawahnya kemudian memicingkan matanya.

"Lakukan dengan cepat dokter Kim, aku tidak ingin lama" kata Jennie.

"Arasseo Jennie-ssi"

Jisoo dan Rosé menatap Lili, mereka menjadi khawatir Lili akan kesakitan setelah dia suntik.

"Jangan di lihat cantik" dokter Kim tersenyum mencolek hidung kecil Lili.

"Apatah itu atan telaca cakit doktel?" Tanya Lili.

"Mmm seperti di gigit harimau rrrww.. hahaha bercanda nak itu hanya seperti di gigit semut. Jangan takut oke" dokter Kim mengusap kepala Lili.

"E-eum" Lili mengangguk ragu.

Dokter Kim bersiap menyuntik Lili, Lili meremas baju Jennie saat ujung jarum suntik itu sedikit lagi menancap di lengannya.

"Aaaaaaak cakit! Huwaaaa baby di cuntik cakit onty huwaaaa..." Lili memekik saat merasakan jarum itu di kulitnya.

•••

Tbc

11/07/23

Hahaha bayi jaga bayik

Vote komen lanjut.

Lili with onty Jen!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang