Mungkin bagi beberapa insan di dunia ini jatuh cinta itu adalah hal yang menyenangkan sekaligus menyakitkan. Namun bagi kanaya, jatuh cinta itu adalah kesalahan fatal yang mengubah seluruh kehidupan-nya
@Skyphiiee
Bel sekolah pun akhirnya berbunyi menandakan pelajaran hari ini telah berakhir. Para siswa bergegas memasukan barang barang nya dan berlarian menghamburkan diri keluar kelas. Diana menatap sinis kearah Kanaya. Pasal nya hari ini Kanaya benar benar aneh, ia tiba tiba saja menjadi pasif dikelas, tulisan nya mendadak tidak rapih, dan lebih sering melamun. Diana sudah berapa kali menanyakan keaadan Kanaya. Namun respon yang diberikan Kanaya hanya sekedar menoleh dan tersenyum.
"Nay." Kanaya masih terdiam menatap lurus kearah buku nya.
"Aelah ni bocah. Au ah mau duluan pulang." saat Diana hendak melangkah pergi Kanaya menahan tangan nya dengan cepat. Diana yang mendapat perlakuan seperti itu mendadak bingung.
"Din, menurut mu, tatapan kaya gini maksudnya apa?" Tanya Kanaya sembari menunjuk kearah mata nya menunjukkan tatapan yang tidak mudah di mengerti. Diana terdiam. Lalu memukul pelan kepala Kanaya.
"Nay lu knp sih?"
"Ish cuma nanya doang padahal."
"YA GA USAH BEGITU JUGA NAY.. TAR DI SANGKA ORANG BEDA ARTI." Kanaya mendelik kesal. Kanaya pun memutuskan untuk pulang meninggalkan Diana yang masih terbalut bingung dan emosi.
. . .
Dibawah langit sore yang redup Kanaya melangkah kan kaki nya menyusuri setiap sisi dijalanan itu. Sesekali netra nya menangkap anak anak yang tengah bermain kesana kemari dengan tawa yang ceria. Sepi. Perjalanan pulang kali ini sangat sepi tanpa hadir nya Batara. Tak lama ponsel yang di genggam nya kini berdering.
"Halo nay. Gimana kabar nya? lancar ga sekolah nya? udah pulang belum?" Dari seberang sana Batara menanya tanpa memberi jeda.
"Pulang kapan?" alih alih menjawab pertanyaan Batara, Kanaya memilih untuk menanyakan hal yang lain.
"... lusa kaya nya nay. Bunda masih betah disini. Kenapa?"
"Kangen.."
"Hahaha. Gua cuma di jakarta ga kemana mana nay."
"Sepi taa.." lirih Kanaya.
"Haha iya iyaa. Nanti gua pulang gua ajak main sepuasnya oke?"
"Iya"
"Good girl. Udah dulu ya nay, nanti gua telpon lagi. Dadah cantik."
"Dadah.."
Setelah panggilan terputus netra Kanaya masih tetap memandangi layar ponsel nya. Netra nya menangkap bayangan wajah miliknya sendiri. Kanaya menatap lekat wajah nya hingga tak sadar ada sepeda yang melaju cukup kencang ke arah Kanaya.
Dug. Aduh.
"Kaka maaf.."
"Gapapa, lain kali hati hati ya?"
"Iya kaa!" Anak kecil itu berlari kembali menuju teman teman nya setelah menabrak Kanaya. 'Ah, luka' kaki Kanaya sedikit berdarah karena tergores oleh sepeda anak kecil tadi. Ia terdiam sebentar lalu beranjak pergi menuju sebuah minimarket yang berada di depan nya untuk membeli betadine dan plaster luka.
Setelah membeli obat untuk mengobati lukanya, Kanaya memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada di minimarket tersebut. Bukanya segera mengobati nya ia malah diam menatap lukanya sendiri. 'Biasanya Batara yang ngobatin..' Tiba tiba tiada angin tiada hujan seorang lelaki kini jongkok di hadapan nya sembari mulai mengambil betadine yang Kanaya beli. Kanaya terkejut.
"N-ngapain? Zyan km ngapain?" iya. Lelaki yang baru saja menghampiri Kanaya adalah Zyan.
"Lu gabisa liat? gua lagi ngobatin lu."
"A-aku bisa sendiri.."
"Lu gabisa." Kanaya terdiam. Ia memperhatikan Zyan yang kini tengah mengobati luka nya dengan terampil dan lembut.
"A-ku bis-" belum sempat melanjutkan kalimat Zyan sudah terlebih dahulu memotongnya.
"Lu gabisa. Kalo lu bisa harus nya lu udah obatin luka lu lebih cepat. Bukanya malah di diemin."
Setelah selesai mengobati Kanaya, Zyan bergegas bangkit dan berjalan menjauh meninggalkan Kanaya.
"Makasih.. maaf merepotkan mu lagi.."
Zyan terdiam. Ia menggaruk cengkuk leher nya yang tidak gatal. Ia memalingkan mata nya ke arah Kanaya.
"Kayaknya lu bakal lebih sering ngerepotin gua." Jawab Zyan seraya tersenyum miring ke arah Kanaya. Zyan melambaikan tangan nya ke udara tanda salam perpisahan kepada Kanaya. Perlahan punggung Zyan mulai menghilang dari pandangan Kanaya.
Kanaya meremas rok nya dengan kuat. Mata nya kini mulai berair seraya menatap lembut ke arah luka yang kini telah tertutup plaster luka.
Seharusnya kamu ga datang Zyan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tbc. masih tertarik buat ngikutin kisah Kanaya gaa? aku harap masih yaa xixixi. Pokonya mah tungguin aja oke?
anw jangan lupa like vote dan komen nya dong! biar makin semangat jaya jaya jayaa (っ.❛ ᴗ ❛.)っ
jadi kalian tim siapa nih sejauh ini? Batara atau Zyan?😎