assalamualaikum warahamtullahi wabarakatu
jangan lupa votee dan komen, jangan jadi pembaca gelap yaaa😊
⚠️HATI HATI TYPO BERTEBARAN⚠️
🌻🌻🌻
Pagi ini Kiela juga Kaedzar sudah bersiap ingin pergi ke sekolah. Seperti hari hari biasanya mereka juga akan pergi bersama Razka dan Alva.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Calon habibi arab dateng nih." suara Razka menggema di rumah besar milik keluarga Farrel.
Lelaki yang sedang duduk di meja makan itu menoleh ke arah pintu utama. Farrel tersenyum, Razka benar benar menuruni sifat Keizya yang bar bar.
"Waalaikumussalam. Wihh pangeran arab dateng nih." sahut Farrel seraya tertawa pelan.
"Yoii. Baba lagi ngapain?" Razka menyalimi tangan Farrel di ikuti oleh Alva yang senantiasa kalem.
"Lagi berenang sih, Ka." bukan Farrel yang menjawab melainkan Khania yang datang dari arah dapur.
"Buna ga di ajak. Wleee..." pemuda itu menjulurkan lidahnya kepada Khania. Sedangkan Alva menyalimi tangan Khania dengan khidmat.
"Udah tau lagi sarapan. Malah nanya." ketus Khania. "Cih, basa basi yang udah basi." desis Khania lagi.
"Aka si ga peduli. Ahahahahaha."
"Anak kurang aja lo yee, bukannya salim malah ngeledekin gue." Khania terlihat berkacak pinggang.
"Jangan marah marah buna, ntar cepet tua. Baba nyari istri baru deh. Iya kan, ba?" ucap Razka sambil tersenyum jail.
"Sekate kate nih bocah. Gue kutuk lo Razka jadi malin kundang." Khania terlihat kesal sendiri. Razka memang suka sekali mencari gara gara padanya.
Melihat Khania yang kesal seperti itu, Razka justru tertawa puas. Pagi ini mood nya benar benar baik. Memang anak kurang ajar si Razka. Astaghfirullah!
"Kak...marahin tuh dia. Ngeselin bangett." adu Khania pada Farrel seperti anak kecil saja.
Farrel terkekeh pelan. Ia mengusap lembut kepala istrinya lalu ia kecup sekilas. "Buna siapa sih ini? Udah punya anak dua juga masih kaya anak kecil. Mana berantemnya sama Aka lagi." ujar Farrel seraya terkekeh. Bersamaan dengan itu, Razka justru tertawa lebih keras. Alva sendiri hanya geleng geleng kepala saja.
"FARREL NGESELIN. RAZKA NGESELIN SEMUA NGESELIN." gerutu Khania kesal. Ini masih pagi, tapi sudah ada saja yang mencari ribut dengannya.
"Va, kamu anak buna kan, marahin mereka." kini Khania mengadu pada Alva, putra kebanggannya itu.
"Iya buna. Ga usah di ladenin lah, mereka mah emang ga seneng kalau ga nyari ribut." ucap Alva berhasil membuat Khania tersenyum lebar. Perempuan itu mendekat ke arah Alva lalu mencium pipi kanan Alva.
"Nahh ini baru anak buna. Sayang bangett sama Alva ganteng."
Farrel melototkan matanya. Apa apaan ini? Dia saja belum mendapatkan ciuman pagi ini, tapi Alva malah dapat jatah duluan. Tidak adil. Farrel akan menuntut!
"Arsyifa, kamu aja belum cium saya pagi ini. Alva udah duluan. Ini ga adil, kamu ga adil, Arsyifa." protes Farrel dengan wajah di tekuk.
"Situ siapa? Kita kenal? Sory ga kenal. Bye, gue mau nyamperin pangeran sama princess dulu." setelah berucap sedemikian, Khania berlalu dari ketiga lelaki disana.
"Al menang, ba." Alva tersenyum penuh kemenangan ke arah Farrel.
"Ga asik kamu, Al." balas Farrel membuat Alva tertawa pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/335493612-288-k349606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Distiny (on going)
Teen Fiction[SAQUEL OF Gus Farrel] ⚠️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Cerita ini dibuat berdasarkan murni karangan dan ide author. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, maupun lainnya. Dan harap bijak dalam membaca. Tinggalkan jejak apapun disini. ⚠️DILARANG...