alumni Al-Aydrus

562 31 8
                                    

assalamualaikum warahamtullahi wabarakatu

jangan lupa votee dan komen, jangan jadi pembaca gelap yaaa😊

⚠️HATI HATI TYPO BERTEBARAN⚠️

🍂🍂🍂

Afifah dan Khania memang sudah berteman. 5 tahun yang lalu Afifah balik ke Indonesia lantaran suaminya ada pekerjaan yang harus diselesaikan disini.

Afifah, perempuan yang dulunya adalah rival Khania, kini mereka terlihat sangat dekat. Afifah juga selalu meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat dulu. Dan sekarang hidup Afifah jauh lebih baik. Pria bernama Azzam Al Fariz—pria berdarah Arab-Indoensia itu melamarnya tepat satu tahun saat ia berada di Kairo. Mereka bertemu di universitas tempat Afifah menimba ilmu. Kini Azzam berprofesi sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya. Hidup Afifah jauh lebih bahagia setelah putri kecil mereka lahir. Ya, Alezeya Zoey Gracelya. Kerap disapa Ale.

"Maaf—"

"Stop it, Fah. Ngga usah bahas itu lagi. Berapa kali aku bilang kalau aku udah maafin kamu. Udah ya, ga perlu minta maaf lagi." Khania mengelus lengan Afifah dengan lembut.

"Makasih banyak. Aku beruntung bisa kenal orang baik kaya kamu." ucap Afifah benar benar tulus.

Kehidupan memang tidak ada yang tau. Lihat saja, Afifah dan Khania yang semulanya saling membenci kini menjadi teman dekat. Tidak pernah terbesit di dalam otak keduanya untuk mereka saling berteman, namun takdir memilih mereka untuk selalu bertemu dan lama lama menjadi dekat. Dengan ketulusan hati yang ikhlas juga permintaan maaf dari Afifah, Khania dan Afifah kini menjadi teman. Takdir Allah benar benar indah.

"Abi nya Alezeya ngga ikut nganter, Fah?" tanya Khania. Kini mereka sedang duduk santai di taman pesantren.

"Ikut nganter doang. Ada meeting mendadak, jadi harus buru buru deh. Makanya tuh anak ngambek ga di anterin abi nya." balas Afifah di akhiri kekehan.

"Oalaah, anak abi bangett ya berarti."

"Yah, gitu deh. Ale anak satu satunya. Di keluarnya mas Azzam dia anak pertama, cucu pertama, cicit pertama, keponakan pertama. Dari dulu selalu di manja sama kakek nenek nya disana. Teryata sifat kekanak kanaka Ale terbawa sampai sekarang."  Afifah bercerita mengenai putri semata wayangnya.

"Wajar, Fah. Aku dulu juga begitu. Bahkan sampai sekarang masih suka kebawa bawa. Dan kamu tau, Fah? Sifat egois, kekanak kanakan aku nurun ke Kiela. Di keluarga ku maupun kak Farrel, Kie cucu perempuan satu satunya." Khania juga bercerita tentang Kiela. Mereka saling curhat satu sama lain.

"Masyaallah beruntung banget anak gadis kamu."

"Alhamdulillah. Kak Farrel selalu bilang begitu dan kita ngga ada rencana buat nambah anak lagi." ucap Khania seraya tersenyum tipis.

"Oohw ya, kalian bakal netap disini kan?" tanya Khania penasaran.

"Iyaaa, kerjaannya mas Azzam pindah kesini." jawab Afifah di angguki Khania.

"Ada acara reunian ntar sore, Fah. Aku, Keizya, Naswa, Abel sama Syakilla. Kamu ikutt ya?" ujar Khania sekaligus mengajak Afifah.

"Acaranya kan punya kamu, Khan. Ngga enak kalau aku ikut. Kalian aja deh, aku takut ganggu." Afifah menolak dengan halus.

"Aku yang ngajak kamu. Udah pokoknya kamu sampai sore disini." Khania berusaha untuk meyakinkan Afifah. Lama termenung akhirnya Afifah mengangguk sambil tersenyum.

"Nahh gitu dong." seru Khania membuat Afifah terkekeh.

"Makasih ya?" ucap Afifah benar benar tulus. Beruntung dirinya bisa bertemu dan berteman dengan orang seperti Khania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Distiny (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang