Happy reading! Tinggalkan jejak kalian! kasih tau kalau ada typo...
Zavira benar-benar tidak bisa tidur. Matanya sudah ia paksa untuk terus terpejam, tetapi ia tetap tidak bisa terlelap.
Sudah banyak cara ia lakukan, dari minum susu, baca buku pelajaran, bahkan sampai berolahraga kecil berharap ia lelah dan mengantuk. Tetapi semuanya tidak berhasil. Padahal sekarang sudah pukul dua lewat.
Ini semua karena ia terbuai dengan rasa penasaranya. Andai ia tidak masuk ke ruangan itu. Andai ia langsung keluar ketika pintu tiba-tiba tertutup. Andai ia tidak tersandung kemudian terjatuh tepat pada bi-.
Okey tidak usah dilanjutkan Zavira, karena itu hanya akan membuatmu overthinking. Ayo berpikir positif.
Aih! Tidak bisa...
Rasanya Zavira ingin menangis saja. Ia benar-benar menyesalinya. Ia hanya bisa berharap semoga Prince sudah terbangun sebelum ia masuk tadi. Ia benar-benar tidak ingin merusak alur cerita.
"Please someone help me" Jeritnya dalam hati.
Masih berusaha memejamkan matanya, tiba-tiba ia merinding. Ia merasa diawasi. Kamarnya kini dalam keadaan remang. Hanya lampu tidur di dekat nakasnya yang menerangi kamar. Ia ingin menghidupkan lampu tetapi tidak berani bangkit dan mendekati saklar yang terletak di dekat pintu.
Ia semakin memejamkan matanya erat ketika tiba-tiba mencium aroma leather. Aroma parfum mahal yang biasanya dipakai pria. Ia menaikkan selimut hingga menutupi kepalanya. Kedua tangannya mencengkeram erat selimut. Jika biasanya ia akan merasa tenang ketika menghirup aroma itu dari salah satu pacarnya, tetapi kenapa sekarang ia malah merasa terancam.
Aroma itu kini lebih terasa memabukan dan menakutkan dalam waktu yang sama.
Zavira tersentak ketika merasakan elusan pada kepalanya. Tangan itu terus menerus mengelus kepalanya. Dan itu membuat kantuk sedikit demi sedikit menghampirinya. Padahal tadi matanya masih sangat segar. Apakah rasa takut bisa membuat orang mengantuk?
Zavira tidak peduli lagi apabila sekarang ia dalam bahaya. Karena rasa kantuknya sangat mendominasinya. Secara perlahan ia memejamkan matanya dan terlelap.
"Sweet dream baby" lirih orang itu sebelum pergi dari kamar Zavira.
§§§
Zavira keluar dari lift dengan gontai. Ia benar-benar dalam kondisi 5L, (lelah, lemah, letih, lesuh, dan letoy) sekarang. Semalam ia hanya tidur sejam. Pada pukul 3 pagi ia kembali bangun karena bermimpi buruk. Hah mimpi yang benar-benar buruk. Ia bergidik ketika kembali memikirkannya.
"Kak Lova! Are you okay?" Ragas bertanya cemas.
Zavira menduduki kursinya, "I'm okay" , ia mengambil sehelai roti dan mengolesinya dengan selai coklat.
"Gak usah sekolah aja ya? Takutnya nanti kenapa-napa."
Zavira menatap Astra sebentar lalu menggeleng, "Kita ada ulangan hari ini" lirihnya.
Zavira benar-benar tidak bertenaga. Ia juga inginnya tidak sekolah, tetapi ia juga tidak mau ulangan susulan di ruang guru. Bukan karena ia tidak bisa menyontek, bahkan ia paling menghindari hal yang tidak bermutu itu. Ia hanya tidak suka berada di ruang guru pas jam istirahat, karena ia tidak ingin berlama-lama berada satu ruangan dengan seseorang disana.
"Kenapa ada kopi?"
Zavira mengernyit bingung, setaunya hanya papanya yang biasa meminum kopi ketika sarapan. Astra dan Ragas lebih suka minum air putih daripada minuman berkafein itu. Apa papanya ada di rumah? Tapi kok tidak ikut sarapan.
Zavira yang ingin bertanya kembali, harus menelan pertanyaannya karena suara ketukan sandal di tangga. Ketiga bersaudara itu menatap orang yang tengah menghampiri mereka dengan pandangan yang berbeda. Zavira sendiri membeku di tempat. Ia kira semalam hanya mimpi buruknya. Jadi semuanya nyata?
Ketiga bersaudara itu terus memerhatikan orang itu sampai ia menduduki kursinya yang sudah tidak diduduki lagi selama sepuluh tahun ini. Dengan santai orang itu mengambil roti dan mengolesinya dengan selai nanas. Orang itu menghiraukan tiga orang yang sedari tadi terus menatapnya.
Suasana ruang makan itu sedikit mencengkam. Hanya keheningan yang mengisinya. Hanya mereka berempat yang ada di ruangan itu tanpa ada orang lain lagi. Maid yang biasanya ada disana juga mendadak tidak ada. Pokoknya hanya ada mereka dengan keheningan yang mencengkam.
"Kak Lova pucet, Kakak gak usah sekolah!"
Zavira menatap diam Ragas, ia ingin menjawab tetapi entah kenapa tiba-tiba tubuhnya limbung. Hanya gelap dan teriakan panik para saudaranya termasuk orang itu yang dia dengar sebelum ia ditelan kegelapan.
Yang merasa masih punya tangan silahkan vote, komen, dan share. Hhe gratis kok.
Sekian terima jaemin

KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me
RandomBerawal dari Zavira Sarastika memasuki raga tokoh novel bergenre LGBT yang merupakan adik dari protagonis pria. Asterlia Zavira Ardilova, tokoh yang mengejar cinta Gavriel Maheswara, uke kakaknya. Dan Zavira tidak akan menghalangi kisah cinta terla...