mane

15K 1.4K 49
                                    

Happy reading! Tinggalin jejak kalian!Kasih tau kalau ada typo..










"Sayang kamu ajak Gavriel jalan-jalan ya? Kalian berdua pasti bosenkan?"

Zavira memandang mamanya sebentar sebelum mengangguk. Ia kemudian berdiri berjalan keluar ruangan diikuti oleh Gavriel. Hanya suara ketukan sepatu yang menemani keheningan mereka karena tidak ada satupun dari mereka berdua yang berniat memecah keheningan.

Gavriel senantiasa mengikuti gadis bertubuh mungil didepannya. Mata lembutnya tidak pernah melepaskan pandangannya dari tubuh mungil didepannya seolah-olah tidak ada hal menarik dimatanya selain gadis didepannya.

Zavira sendiri terdiam melamun memikirkan alur cerita. Bukan apa-apa karena malam ini adalah kejadian dimana kedua pemeran utama akan bertemu. Haruskah ia memudahkan jalan mereka bertemu? Atau mengikuti alur saja?

"Emm.. Aster kita mau kemana?"

Zavira berhenti lalu berbalik. Ia hampir melupakan Gavriel yang daritadi mengikutinya karena terlalu tenggelam dalam lamunannya.

"Gak tau, gue juga bingung. Lo sendiri mau liat-liat mansion gue atau mau gimana?"

"Terserah Aster aja, Iel ikut" Gavriel tersenyum manis, matanya menatap Zavira penuh binar.

Akhirnya mereka berdua hanya mengelilingi mansion keluarga Ardilova, dengan Zavira yang menjelaskan setiap ruangan dan Gavriel yang memerhatikan Zavira. Mereka berdua lebih seperti wisatawan dan tour guidenya.

"Aster itu ruangan apa?"

Zavira menatap arah tunjuk Gavriel. Otaknya dengan cepat mengingat sesuatu dan merangkainya.

Satu-satunya pintu hitam dilantai tiga.

Lukisan naga disampingnya.

Lorong sepi dan temaram.

Itu adalah kamar kakaknya, Prince. Haruskah ia mengajak Gavriel kesana?

"Boleh kesana? Iel penasaran" Gavriel menatap Zavira penuh harap.

Zavira ragu tapi..

"Ayo!"

Tangan Zavira mulai mendekati engsel pintu. Menurunkan pelan dan..

Cklek!

Pintu itu ternyata tidak terkunci. Zavira mendorong pintunya pelan. Entah kenapa hatinya gelisah. Ada keraguan disana, tetapi sesuatu yang tak kasat mata seolah-olah mendorongnya untuk mencari tau apa yang ada didalamnya.

Zavira tau di dalam sana ada Prince yang tengah tertidur dan menunggu Gavriel untuk dibangunkan. Tetapi mengapa sesuatu tak kasat mata itu seolah-olah menyuruhnya untuk melihatnya secara langsung. Entah ini hanya dorongan dari rasa penasaranya atau apa. Zavira merasa memang ia harus masuk ke dalam.

"Aster!"

Suara Gavriel tiba-tiba mengagetkan Zavira. Padahal ia hampir melihat isi kamar itu.

"Apa?!" ketus Zavira.

"Itu Aster, Iel disuruh kedepan. Ayah Iel udah mau pulang" Gavriel menodongkan handphonenya.

Zavira terdiam, tidak cerita harus tetap berjalan sesuai alur aslinya. Kalau tidak, akan ada kemungkinan kejadian-kejadian yang tidak terduga. Atau bisa saja genre novel tiba-tiba menjadi berubah. Ia sih tidak apa-apa kalau genre berubah menjadi romance atau aksi. Tapi kalau malah jadi horor atau yang lebih parah dark, gimana dong.

"Lo mau nginep gak?"

Gavriel terdiam sebentar. Kalau benar-benar diperhatikan, akan terlihat sedikit tarikan di sudut bibir Gavriel. Tapi tentu saja Zavira tidak memerhatikan, jadi ia tidak melihatnya.

"Emang boleh?"

Zavira tersenyum tipis lalu mengangguk, "boleh dong. Lo masuk dulu aja. Gue kedepan bilang sama ortu"

Zavira keluar dan turun kembali ke ruang tamu. Pokoknya ia harus bisa membuat Gavriel nginep disini dan membuat alur cerita novel tetap berjalan.

Gavriel sendiri mulai membuka pintu, ia masuk perlahan sebelum tiba-tiba....








































Next ga?

Yang masih merasa punya tangan silahkan vote, komen, and share. Hehe gratis kok.

Sekian terima Jimin

Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang