hulupaud

5.5K 477 20
                                    

Zavira termenung di dalam kelas. Pikirannya melanglang buana entah kemana. Bahkan ia menghiraukan Astra yang memeluknya dan sesekali mencium bahunya yang dilapisi seragam.

Dia masih bingung maksud dengan buku yang ditemukannya di ruangan rahasia itu. Ia juga tak paham dengan apa yang terjadi pada Prince. Lalu sebenarnya apa tujuan ia berada disini? Kalau disuruh menyelidiki misteri keluarga Ardilova kenapa harus dia? Ia paling tidak suka memaksa otak cantiknya untuk berpikir keras.

Dia ingin hidup tenang sebagai pengangguran kaya raya. Tetapi tokoh Zafira asli malah menyuruhnya untuk menjadi seorang detektif.

Pikirannya kini tertuju pada alur yang sudah melenceng jauh. Yah sebenarnya ia tidak tau melenceng atau tidak. Mungkin saja ini kejadian yang tidak tertulis di dalam novel.

Et-tapikan kalau yang tertera didalam novel harusnya tokoh Zavira akan mengejar Gavriel ketika mereka kenaikan kelas sebelas. Dan yang membuat Prince terbangun itu harusnya Gavriel. Di novel juga tidak disebutkan kalau tokoh Zavira mempunyai  seorang pacar.

Cakra juga terlalu menonjol kalau perannya hanya seorang figuran. Pacar Zavira yang kayak jelangkung itu terlalu tampan untuk menjadi figuran. Ia setara dengan ketampanan para pemeran protagonis pria. Walaupun masih Prince yang paling tampan karena dia protagonis utamanya. Tetapi..

Tunggu jangan-jangan Cakra termasuk protagonis pria. Biarkan dia mengingat siapa saja pemeran protagonis pria.

Prince, Astra, Ragas, V, Alka, Dafa, dan Bumi?

Oh Shit!! Cakra Bumiraka. Aih shibal saekkiya! Jadi Cakra termasuk pemeran protagonis? But, ia tidak mengingat kalau di novel Cakra itu pacarnya Zavira. Yah kembali lagi dengan alur novel yang sudah melenceng.

Astra mengernyit bingung melihat Zavira yang beberapa kali kedapatan menghela napas berat. Lagipula apa yang menjadi penyebab kembarannya itu seperti memiliki beban hidup yang begitu berat sedangkan nyatanya ia saja adalah beban berat keluarga. Et bercyanda~ bercyanda~

"Kenapa hm?"

Zavira menatap Astra sebentar lalu menggeleng pelan. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Astra yang dibalas elusan pelan di rambutnya oleh Astra.

BTW Astra ini tau sesuatu tentang keluarga mereka gak ya.

"Lo tau sesuatu tentang bunga mawar gak?"

"Why? Kenapa tiba-tiba?"

Zavira tersenyum paksa, "Gak jadi lupain aja"

Astra mengangguk saja. Tidak ada seorangpun yang menyadari dengan perubahan raut wajah Astra yang mendatar sejenak lalu kembali ke raut lembutnya ketika menatap Zavira seperti biasa.

Yah tampaknya Zavira harus mencari tau sendiri. Ia sangsi Astra akan memberitaunya.

•••

Zavira terbangun dengan tubuh yang dibasahi keringat. Nafasnya terengah-engah. Ia masih mencerna apa yang barudan ia alami.

Ia menghela napas lega. Ternyata cuma mimpi. Tetapi entah kenapa ia merasa mimpi itu begitu nyata. Seolah-olah bahwa itu adalah gambaran masa depan yang akan ia alami nanti.

Ia masih mengingat bagaimana ia diseret paksa menuju meja dari kayu lalu di barimgkan disana. Terdapat lilin merah dan hitam mengelilingi meja itu. Di tepi meja terdapat bunga mawar hitam dan merah yang di pasang berseling-seling.

Di sekelilingnya banyak orang-orang yang memakai jubah aneh. Namun yang lebih membuatnya takut adalah dimana semua keluarganya ada di sana. Ia melihat mereka memasang ekspresi datar melihatnya di perlakukan seperti bahan persembahan. Ia tidak tau apa yang di berikan pada tubuhnya karena ia merasa tubuhnya lemas tak bertenaga.

Hah! Apakah sebenarnya itu yang dialami oleh tokoh Zavira di cerita aslinya. Tokoh itu di jadikan persembahan kepada dewa agar kutukan keluarga Ardilova bisa hilang. Dan sebenarnya Zavira itu meninggal dan bukan diasingkan ke luar negeri.

Ia jadi mengingat buku yang ia temukan di ruang rahasia di kamarnya. Memang hanya keturunan perempuan murni yang dapat membebaskan keluarga Ardilova dari kutukan. Dan mengingat ia kini memasuki cucu perempuan satu-satunya keluarga Ardilova, kemungkinan ia memang akan di korbankan seperti yang ia lihat di dalam mimpi.

Ia baru ingat kalau di cerita aslinya keluarga ini memang kesulitan mendapatkan anak perempuan. Maka dari itu kutukan masih berlanjut kepada Prince, keturunan ketujuh dari moyangnya yang juga pernah menjadi pangeran tidur.

Tetapi bukannya sekarang Prince sudah bebas ya? Atau gimana sih?

Ia tidak mau mati dua kali. Tetapi pasrah aja gak si. Ia sebenarnya tidak mempunyai tujuan pasti disini.

Tapi ia tidak mau kalau harus mati karena di jadikan persembahan. Kalau bahasa kasarnya sih dijadikan tumbal. Ia mau mati dengan tenang please. Di pelukan bias misalnya.

Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang