"Stop ngelecehin gue Tzu!"
Suara kekehan langsung mengudara saat Tzuyu melihat wajah Mark merengut sebal usai ia meremas pantat cowok itu.
"Abisnya pantat lo semok" Goda Tzuyu sekali lagi, diiringi kedipan sebelah mata genit.
Total sudah 5 kali seharian ini Tzuyu berlaku tidak senonoh pada suaminya itu, pokoknya setiap Tzuyu ngelewatin Mark, dia bakal selalu curi kesempatan buat sekedar ngeremas pantat Mark atau ngeremas dada Mark yang rata. Untung Tzuyu istrinya, kalau enggak pasti udah Mark tuntut dengan tindak pidana pencabulan.
Sampai puncaknya itu sore ini, Mark yang habis mandi dan milih baju dilemari malah dilecehin sama Tzuyu, entah datangnya dari mana itu cewek tiba-tiba udah dibelakang Mark dan ngeremas bokong semok Mark gitu aja, mana tampangnya tengil banget lagi si Tzuyu.
"Emang gue cowok apaan lo grepe-grepe gitu dih"
"Biasanya lo gituin gue, gue nggak marah tuh"
"Ya kalo itu emang kewajiban gue"
Tzuyu nyandarin punggungnya dipintu lemari, disebelah Mark yang lagi milih-milih baju. "Mau kemana babe? Kok mandi jam segini?" tanya Tzuyu penasaran, karena nggak biasanya Mark mandi pukul 5 sore.
"Mau kumpul sama temen-temen bentar ya sayang?"
"Yakin? nggak mau dirumah aja sama aku?"
Mark nutup lemari karena sudah mendapat baju yang dicarinya, lalu cowok itu menoleh menatap istrinya. "Kalo itu nanti malem, kayak biasa ya" goda Mark sembari menaik turunkan kedua alisnya.
Tzuyu muter bola matanya lalu mengangguk pasrah. Ya meskipun dia sebenarnya gak iklas ngebiarin Mark mau nongkrong sama temen-temennya yang menurut Tzuyu gak baik itu.
"Hey? jangan marah dong babe. Aku cuma sebentar, janji" Melihat raut Tzuyu cemberut, Mark langsung merengkuh pinggangnnya dan coba membujuk Tzuyu.
"Iya-iya, nggak marah kok, asal kamu bisa dipercaya..."
Entahlah, perasaan Tzuyu jadi gak enak, dia seolah gak rela Mark mau pergi untuk sore hingga malam ini. Padahal biasanya gak kenapa-kenapa, tapi kali ini kenapa Tzuyu merasa cemas?
"Emang kapan aku khianatin kepercayaan kamu, hm?"
Tzuyu makin cemberut, ia balas merengkuh pinggang Mark, memeluk suaminya dan menyandarkan kepalanya didada cowok itu.
Beberapa bulan belakangan, usai mereka menyatakan cinta satu sama lain, keduanya jadi semakin dekat, romantis dan bahkan tak segan menunjukan sikap saling menyayangi satu sama lain.
Apalagi Mark, jadi super bucin sama Tzuyu.
"Kenapa sih sayang? kok kamu kayak mellow gini? aku cuma pergi sebentar sama temen-temen, gak pergi ninggalin kamu selamanya" bujuk Mark sembari mengusap-usap punggung Tzuyu.
"I don't know why, aku pengen sama kamu terus"
"Apa mungkin kamu hamil?"
Tzuyu buru-buru ngelepas pelukannya dan mencubit perut Mark gemas. "Hamil mulu yang dibahas"
"Ya namanya juga udah gasabar pengen punya anak"
Mendadak raut wajah Tzuyu menjadi sendu. "Mark... kalau seandainya aku gabisa kasi kamu anak gimana?"
"Kok kamu ngomongnya gitu?"
Tzuyu terdiam sejenak, ada secuil rasa cemas dihatinya. "Kita udah nikah setahun lebih, dan kita sering berhubungan selama 4 bulan belakangan Mark, tapi aku belum hamil juga, apa jangan-jangan aku mand—"