"Lo tertarik sama Tzuyu?"
Cowok yang semula meringis usai Tzuyu menendang kemaluannya itu menoleh kesamping, alisnya mengerut saat mendapati seorang perempuan bertubuh mungil sekarang menyeringai lebar.
"Lo kan—"
"Gue bisa bantu lo buat dapetin Tzuyu"
Jaemin semakin bingung. "Wait, what? apa tujuan lo mau bantuin gue?"
"Simbiosis mutualisme. Kita bisa saling kerjasama buat mencapai tujuan kita. Lo dapet Tzuyu, dan gue dapetin apa yang gue mau. Jadi, mau kerjasama sama gue?"
Jaemin terlihat menimbang sejenak, sebelum akhirnya menuai senyum jahat dan mengangguk yakin. "Apapun, demi Tzuyu"
Kurang lebih, itulah awal mula bagaimana sepasang laki-laki dan perempuan ini bisa berhadapan sekarang, duduk pada sebuah meja cafe dengan berbagai susunan rencana jahat tak terduga dikepala mereka.
"Gue masih heran, kenapa lo lakuin ini? bukannya lo sahabatnya Tzuyu ya, Yeri?" Tanya Jaemin sembari mengetuk jari pada meja.
Ya, perempuan yang sekarang duduk dihadapan Jaemin adalah Yeri, perempuan yang Tzuyu anggap sahabat baiknya, bahkan yang ia anggap selayaknya keluarga sendiri, ternyata jadi belati yang berniat melukainya.
Yeri terkekeh sinis. "Jaemin, Jaemin, cewek yang lo taksir itu aslinya nasistik dan sombong. Gue muak, makanya gue mau kasi dia sedikit pelajaran berharga... dengan misahin dia dari orang yang jadi sumber keangkuhannya. Suaminya"
Sebelah alis Jaemin terangkat, seolah gak percaya kalau Yeri hanya sebatas ingin memberi sahabatnya itu sedikit peringatan, tanpa niat terselubung dibaliknya.
"Yakin? bukan karena lo iri sama Tzuyu dan pengen ada di posisi dia?" tanya Jaemin tertawa sinis.
Yeri tertegun sembari memperbaiki posisi duduknya, sangat kentara perempuan itu gelagapan, karena Jaemin berhasil menebak maksudnya.
Tapi sebisa mungkin Yeri memasang raut wajah setenang mungkin. "Siapa sih yang gak pengen ada diposisi Tzuyu? jadi istri dari pengusaha muda kaya raya"
"Pengusaha muda kaya raya banyak Yeri, bilang aja lo suka sama suami Tzuyu, kan?" tebak Jaemin yang sialnya benar.
Yeri berdecak kesal "Lo cenayang ya?"
Cowok itu menggeleng. "Gelagat lo mudah ditebak, cuma orang bodoh yang gak sadar hal itu"
"Berarti Tzuyu bodoh dong?"
Jaemin mengendikkan bahu. "Tapi bagus sih kalo lo suka sama suaminya Tzuyu, kita bisa bagi tugas, gue deketin Tzuyu dan lo deketin Mark, dengan begitu kita bisa dengan mudah hancurin hubungan mereka"
"Gak semudah itu Jaem, selama ini gue cuma berlindung dibalik fake account buat nerror Tzuyu. Gue belum pernah bertindak kejauhan kayak berusaha deketin Mark"
"Maka dari itu sekarang kita bertindak, kalo diem aja, yang ada rencana ini cuma bakal jadi wacana tanpa aksi. Gue udah gak sabar milikin Tzuyu, dan gue yakin lo juga pasti sama, udah gak sabar milikin suaminya Tzuyu"
Diam-diam Yeri menuai senyum liciknya. "Gue emang pengen suaminya Tzuyu, tapi tanpa repot-repot rebutan. Gue bakal singkirin Tzuyu yang lo idam-idamkan itu Jaemin, i'm so sorry udah nyeret lo ke permainan gue" Ucap yeri dalam hatinya tatkala menatap wajah bodoh Jaemin didepannya.
******
Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring saling bersahutan. Malam ini Tzuyu menikmati makan malam dirumah keluarga besar Mark kelihatan kurang berselera.