Setelah denger percakapan Mark sama Arin dalam rekaman suaranya, Tzuyu jadi uring-uringan sendiri sejak beberapa hari belakangan, bahkan shopping, perawatan, nyalon dan clubbing terderdengar tidak menyenangkan lagi.
Tzuyu berdecih sinis. "Jadi Yewon mantannya Mark? Jadi Yewon itu Arin?"
Tidur Tzuyu jadi gak nyenyak, makannya gak enak, olahraga gak fokus dan dia kelihatan bener-bener murung. Tzuyu terus mikirin kalau ternyata dugaannya bener, Mark belum selesai dengan cinta masalalunya. Yang ternyata Tzuyu kenal baik siapa masalalu Mark.
Ah, ternyata dunia sesempit itu.
Pas Tzuyu lagi duduk dibangku teras kamarnya, gak sengaja Tzuyu denger Mark yang baru pulang kantor bersenandung kecil saat masuk kedalalam kamar.
"Baby?" Suara Mark menyapanya.
Tzuyu beralih tersenyum miring, ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Mark yang baru masuk kedalam kamar.
"Tumben kamu dirumah, nggak jalan-jalan?" Tanya Mark.
Tzuyu menggeleng pelan, lalu duduk dipinggir ranjang, ia memperhatikan Mark yang lagi lepas pakaian kerjanya.
"Kamu abis dari restoran beberapa hari lalu jadi lesu banget? kenapa? sakit?" Tanya Mark lagi yang menyadari Tzuyu lebih kalem dari biasanya.
"Kamu juga keliatan lebih ceria, kenapa? seneng abis ketemu mantan ya?" sindirnya.
Mark yang lagi ngelepas dasi langsung berhenti, ia menatap Tzuyu penuh selidik. "Tzu?"
Tzuyu mengangguk seraya melipat kedua tangan didepan dada. "I know, pelayan restoran itu mantan kamu kan?"
Mark segera berjongkok dihadapan Tzuyu yang duduk dipinggir ranjang. "Dia cuma masalalu, sayang"
"Tapi hidup kamu gak akan lebih baik tanpa dia, kan?"
Mark terdiam sejenak, lalu bertanya. "Kamu tau darimana?"
"Wife's feelings" bohongnya, padahal mah Tzuyu ngerekam percakapan Mark waktu itu.
"Kamu cemburu?"
Tzuyu jadi berfikir sejenak. "Iya ya? emang gue cemburu?" batinnya.
Cewek itu berdehem, kemudian berkata. "Selama transferan lancar dan jatah belanja aman, there's not a big problem"
Bohong, Tzuyu bohong, padahal beberapa hari belakangan hidupnya kayak suram dan gak punya semangat hidup.
******
"Chan, istri lo bakal marah nggak kalo lo ketemu mantan lo?"
Siang ini Haechan lagi main kekantornya Mark, sekalian mereka mau bahas masalah kerja sama buat inovasi produk baru. Haechan juga udah nikah beberapa bulan yang lalu, jadi semua gengnya Mark udah pada soldout.
Cowok yang duduk didepan meja kerja Mark itu tampak berfikir sejenak. "Tergantung, kalo ketemu gak sengaja si gapapa"
"Kenapa emang? Tzuyu marah lo ketemu mantan?" lanjut Haechan bertanya.
Mark mengendikkan bahu. "Gue gak tau dia marah apa enggak, yang jelas beberapa hari yang lalu waktu makan disalah satu restoran, gue sama Tzuyu ketemu Arin."
"Arin mantan lo jaman kuliah itu?" tebak Haechan dan Mark mengangguk.
Dulu Haechan tuh tau banget gimana struggle-nya Mark buat perjuangin cintanya sama Arin, meski tetep kalah karena terhalang restu orang tua.