୨⎯ "INEFFABLE" ⎯୧
"Mas Haechan, tungguin. Kalo jalan, langkahnya jangan panjang-panjang, nggak sampe akunya."
Haechan langsung berhenti, dia menoleh. Menatap Jaemin yang melangkah terburu sembari memegang cone es krin coklat. Haechan terkekeh, dia mengulurkan tangan kirinya ke Jaemin yang langsung diterima Jaemin saat mereka hanya berbeda dua langkah.
Jaemin merasa genggaman lembut Haechan, terasa hangat di tangannya. Dalam genggamannya, Jaemin merasa kalau Haechan benar-benar menjaganya.
Sembari memakan es krimnya, Jaemin mengikuti langkah Haechan. Ada plang nama jalan Malioboro, Haechan berhenti. Menyuruh Jaemin untuk duduk karena kekasihnya itu sedang makan es krim.
"Dek, kamu di sini aja, ya. Saya mau beli sesuatu di sana."
Jaemin mengangguk saja. Dia membiarkan Haechan memasuki sebuah toko. Seperti toko kue. Mungkin Haechan menginginkan kue jadul yang dijual.
Tak lama, Haechan kembali. Dia juga membawa dua botol air minum.
"Dek, tadi ada yang tanya ke saya gini, 'Rika iki wong endi?' gitu."
Jaemin langsung menatap kekasihnya, dia tersenyum. "Mas jawab apa?"
"Saya jawab, 'Ini dari rumah'. Terus diketawain."
Dan Jaemin malah tertawa. Haechan merengut, "Itu bukannya, artinya dari mana, ya?"
"Itu kalau tanyanya seng endi, Mas." balas Jaemin dengan kekehan pelan, "Kalau yang tadi tanya ke Mas itu, Mas asal orang mana, gitu. Bukan dari mana. Wong endi itu orang mana."
"Oh~" Haechan tertawa, "Gitu, ya?"
"Iya~"
"Kamu sering-sering ngajarin, ya. Nanti saya kena tipu lagi gimana?"
Jaemin terkekeh sembari mengangguk, "Nanti aku jadi guru privatenya Mas Haechan, deh. Gratis, bayarannya jajanin aku aja, ya."
"Itu, sih, tanpa kamu minta saya bakalan beliin kamu jajan." balas Haechan, "Tinggal bilang aja, nanti saya belikan."
Jaemin tersenyum, "Ya udah, ayo jalan lagi. Mendung juga, lebih baik pulang sekarang."
Haechan mengangguk. Mereka kembali berjalan santai, sedikit cepat agar saat sampai rumah tidak kehujanan.
Tapi tidak, ditengah jalan hujan turun deras. Tidak ada tempat berteduh, alhasil mereka berdiri di bawah pohon.
"Pegang dulu, Dek." Haechan memberikan apa yang sejak tadi dia bawa ke Jaemin. Setelah Jaemin menerimanya, Haechan melepaskan jaket yang ia kenakan. "Sebelum makin deres, kita pulang aja. Saya khawatir nanti kamu sakit."
Jaemin mendongak saat Haechan menutup kepalanya dengan jaket yang tadi pria Lee kenakan. Haechan memastikan Jaemin tidak semakin basah karena hujan, membiarkan dia yang basah kuyup.
Saat sampai rumah, keduanya langsung masuk lewat pintu belakang. Jaemin mengambil handuk yang dijemur di teras, memberikannya ke Haechan.
"Kamu mandi duluan sana, pakai air anget, ya. Biar nggak sakit."
Jaemin mengangguk, dia masuk ke dalam rumah lebih dulu. Meletakkan paper bag yang ia pegang ke atas meja, segera mandi seperti apa yang Haechan suruh.
Setelah Jaemin selesai mandi, dia langsung menyuruh Haechan barulah dia berganti pakaian. Merasa lapar, Jaemin pergi ke dapur.
"Mas, mau mie gak? Aku mau buat nih." ujar Jaemin sedikit berteriak di depan pintu kamar mandi.
"Boleh. Tolong, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE » HYUCKNA ✔
FanficKarena bagi Haechan, Jaemin adalah segalanya. HYUCKNA short story Haechan! Dom Jaemin! Sub