F

3.3K 357 29
                                    

୨⎯ "INEFFABLE" ⎯୧

"Madhang!"

Jaemin langsung menatap Haechan yang kembali gemas ke sepupunya. Siapa lagi kalau Mark Lee. Itu bule bisa nyasar sampai Jogja gara-gara ngikutin Haechan. Padahal nih Haechan mau bekerja, sekalian melamar Jaemin juga, sih.

"Kasar banget."

"Nah, Chan. Boyfiemu juga tau itu kasar." balas Mark sok tau, mana ekspresinya sok mendalami lagi.

"Emang lo tau madhang itu apa?"

"Tau lah."

"Apaan?"

"Tentu saja... Apa Jaemin artinya?"

Haechan memutar bola matanya mendengar pertanyaan Mark untuk kekasihnya. "Lo balik aja sana ke kampung halaman lo, di sini lo gak dibutuhin."

"Akh! You jahat sekali. I ini jauh-jauh menyusulmu, Haechan. Mami sama Papi takut kau tidak makan dan ngegembel."

"Gue kaya, ngapain ngegempel?"

"Siapa tau you ngegembel di jalan. Muka-muka you itu, muka-muka orang susah."

"Raimu."

"Lee Haechan!"

Haechan mengusap telinganya yang baru saja disentil oleh Jaemin, "Dek, dia ngeselin loh. Masa muka-muka saya ini, muka-muka orang susah? Dilihat dari mana saya orang susah."

"You itu hitam."

"Bajingan! Berentem lah kita, anjeng!"

Jaemin menahan lengan Haechan agar tidak memukuli Mark yang sekarang tampak kebingungan.

"Anjeng? Apa itu anjeng?"

"Lo balek aja ke Kanada lah, Mark."

Mark sok tersakiti, "You ini kenapa jahat sekali sama i, huh? I ini tidak ada problem sama you."

Haechan menye-menye mendengar ucapan Mark. "Yi ini kinipi jihit sikili simi i, hih? I ini tidik idi priblim simi yi."

Mark mengerjap, "Jaemin, calon husbandmu sepertinya harus masuk rumah sakit jiwa sekarang. Hurry! Kita ke hospital sekarang."

Haechan melemparkan bantal sofa ke Mark, "Diem, Lee. Gue lelepin lo ke kali."

"Haechan, i tidak paham. You ngomong apa?"

Jaemin terkekeh pelan. Merasa sedikit terhibur. "Sudahlah, lebih baik kita keluar. Katanya tadi laper."

"Ah yes! I juga lapar. Ajak i makan juga."

"Lo 'kan tadi udah makan."

"Kapan?"

"Tadi lo makan pecel lele sama nasi kucing."

Mark mengernyit, "Pecel lele? Nasi kucing?" Kedua mata Mark membulat, "Chan, yang bener aja. Masa i makan nasi bekas cat?"

Haechan menghela napas. Dia mengusap dadanya sabar, "Dek, ayo pergi. Nggak perlu perduliin orang gak waras ini."

"Ey! I ikut! I mau makan cat's rice lagi."

◦•●◉✿✿◉●•◦

Haechan bisa bernapas lega setelah Mark pergi nyamperin temannya Jaemin. Kalau tidak salah dengar, namanya Renjun. Ya tidak tau, lah. Pokoknya Haechan ini mau abisin waktunya sama Jaemin tanpa gangguan siapapun.

"Makanan sini itu rata-rata manis, Mas."

"Iya, 'kan kayak kamu."

Jaemin mengerjap, dia mencubiti paha Haecha yang langsung mendapat pekikan tertahan dari kekasihnya.

INEFFABLE » HYUCKNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang