F

3.3K 332 19
                                    

୨⎯ "INEFFABLE" ⎯୧

"Mas, tuxedonya mau samain warna apa enggak?"

Haechan langsung menatap kekasihnya, "Samain aja, biar kayak perasaan kita. Sama-sama saling cinta."

Telinga Jaemin memerah mendengarnya. "Apa, sih? Keju banget." gerutu Jaemin, dia menggoreskan penanya di atas kertas berisi desain baju-bajunya.

Jaemin ini designer, mengikuti jejak sang Mama yang berkecimpungan di dunia desain baju.

Haechan terkekeh, "Baper, ya? Nggak papa kok, bilang aja ke saya biar saya yang tanggung jawab."

"Kan yang ngebaperin Mas Haechan."

"Oh iya." Haechan nyengir, "Ya udah, baper sama minta tanggung jawabnya ke saya aja, jangan ke yang lain."

Jaemin memutar bola matanya, dia kembali fokus ke sketchbooknya. "Mas Haechan nggak ada kerjaan emang? Kok kayaknya santai banget, makan, tidur, makan, tidur mulu."

"Saya 'kan kerjainnya malem, Dek."

"Huh?"

"Kalau kamu tidur, saya kadang ambil kerjaan. Tapi mulai besok, sih, saya mulai kerja di lapangan."

"Kerjaan Mas apa?"

"Biasa aja, sih. Kamu 'kan tau, Dek, kerjaan saya apa."

"Kan memastikan."

Haechan tersenyum, dia membaringkan tubuhnya. Kepalanya berbantal paha Jaemin, wajahnya menghadap tepat ke perut kekasihnya.

Jaemin menatapnya, tidak heran dengan Haechan yang mendadak manja seperti sekarang ini.

"Dek, kamu mau punya anak berapa?"

"Anak? Tiba-tiba?"

Haechan mengangguk, "Biar saya bisa mempersiapkan tabungan anak mulai sekarang. Ya walaupun udah ada, sih. Tapi saya liat kamu dulu, mau punya anak enggak?"

"Oh~" Jaemin mengerti, "Emangnya Mas mau punya anak berapa?"

Haechan mendongak, menatap wajah kekasihnya dari bawah. "Kok balik tanya, sih, Dek?"

"Yaiyalah, anak 'kan berasal dari dua orang. Aku gak bisa nentuin sendiri."

"Benar juga," gumam Haechan. "Ya udahlah, satu aja nggak papa. Atau liat kamu aja, kamu kuatnya berapa."

"Satu kayaknya sepi banget. Aku sendirian di rumah, Mas."

"Saya juga, sih. Dua gimana?"

Jaemin menggaruk pipinya, "Enggak mau, ah. Hamil tuh capek."

"Terus gimana?"

"Anak manusianya satu, terus adop hewan aja, hehe. Mau kucing."

Haechan tersenyum gemas, kedua tangannya beralih memeluk pinggang yang lebih muda.

"Kucing lagi? Saya udah punya kucing, Dek."

"Punya? Masa, sih? Di apart Mas nggak ada, deh."

"Kamu, sih." Haechan membalas santai, "Kamu 'kan kucing saya. Kitten, masih kecil banget. Mungil, gemes saya."

"Aku manusia, Mas Haechan."

"Emang. Tapi yang bisa lihat kamu kucing, tuh, cuman saya." Haechan menenggelamkan wajahnya di perut Jaemin, menghirup aroma parfum yang Jaemin gunakan. Manis banget, Haechan jadi suka. Sama orangnya, sih.

Jaemin tersenyum, dia mengusap rambut kecoklatan Haechan. Sedikit memberikan pijatan yang membuat Haechan nyaman. Dia bahkan hampir tertidur kalau saja tidak ada yang mengetuk pintu dengan keras.

INEFFABLE » HYUCKNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang