Pagi berganti siang, ke sore, hingga malam. Sirkulasi pergantian hari terjadi terus menerus hingga telah sampailah pada hari di mana SMA CB akan mengadakan perlombaan antarsekolah yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan beberapa universitas dalam rangka memperkenalkan beberapa beasiswa untuk anak-anak didiknya.
"Ih, ada lomba pidato bahasa Jepang, ya?!" Felicia membelalakkan matanya saat melihat flyer yang dipajang di mading besar sekolah. Lanjutnya dengan antusias, "GUE, POKOKNYA MAU BAGAIMANAPUN, HARUS DAFTAR! GUE BAKAL BUKTIIN KE MEREKA SEMUA KALAU GUE BUKANLAH WIBU NORAK YANG BISANYA CUMA 'WATASHI NO NAMAE WA' DOANG!" "Ya udah, ke kantor guru sana. Tanya-tanya informasi lebih lanjut ke guru ekskul Bahasa Jepang-nya," celetuk Kimberly sambil minum yoghurt pouch Cimory. Felicia mengangguk lalu mengatakan, "Kalau begitu, kalian tunggu di sini! Aku mau ke kantor guru dulu. Bubyeee~!"
Ketika Felicia pergi meninggalkan kedua temannya untuk pergi ke kantor guru, Kimberly dan Zayden masih saja memandangi poster-poster promosi perlombaan di mading. Selain ada perlombaan pidato dalam bahasa Jepang, ada juga solo cover song, lomba English storytelling, lomba Mobile Legend, lomba futsal (khusus anak CB (antarkelas)), dan lomba basket. "Kamu ada kepengen ikut lomba, enggak?" tanya Kimberly masih memandangi mading sekolah. Zayden menggeleng-gelengkan kepalanya, "Entahlah... Aku pengen sekali-sekali ikut lomba cover song, tapi aku sendiri juga mempertanyakan skill vokalku..." "Kenapa enggak English storytelling aja? You're very good at English," Kimberly memberikan saran.
Zayden berdecak sebal, "Yes, I'm good at English but not storytelling. Kamu, 'kan, tahu kalau aku gugup, pronunciation-ku jadi hancoooowweeeerrr banget..."
"Hei, sedang apa kalian di sini?" tiba-tiba Kenzo dan Nathan muncul out of nowhere dan mengagetkan mereka berdua. Zayden menoleh sejenak, "Lagi ngeliatin poster-poster lomba." "Kamu mau ikut lomba?" kekeh Kenzo. "Enggak, ah. Aku pesimis, hehe..." Zayden terkekeh malu. Mereka berempat fokus pada mading itu lagi, dan Zayden berkata kepada Kenzo, "Kamu enggak ikut lomba basket? Katanya kamu jagi basket." "Ih," Kenzo mengernyitkan dahinya, "kata siapa?" "Kata aku, hehehehe," Zayden tertawa polos.
"Tumben Feli enggak sama kalian? Ke mana dia?" Nathan bertanya basa-basi. Dijawab oleh Kimberly, "Itu, Nat, dia lagi ke kantor guru. Dia kayaknya tertarik sama lomba pidato bahasa Jepang." "Oh..." Nathan menganggukkan kepalanya mengerti.
Kenzo berjalan mendekati Zayden dan melingkarkan lengannya di bahunya. "Yang, I miss you..." bisik Kenzo di telinganya. Zayden bergidik geli ketika suara bisik dan napas Kenzo yang menggelitik telinga dan lehernya. Katanya sambil sedikit menjauh, "Ih, kenapa, sih? Padahal baru juga tiga jam mata pelajaran kita enggak ketemuan. Masa udah kangen?" "Aku enggak ketemu kamu satu menit aja udah kangen," Kenzo menyandarkan kepalanya ke pucuk kepala Zayden. Lanjutnya, "Kamu enggak kangen, tah, sama aku?" "Enggak," jawab Zayden secara singkat, jelas, dan padat.
"Oh, begitu..." Mimik muka Kenzo langsung berubah menjadi masam dan sedih. Di sebelahnya, Zayden justru terkekeh kecil. Ujarnya sambil menggelayuti lengannya, "Enggak, kok. Aku cuma bercanda, Njo. I did miss you." Kenzo melirik Zayden, "Serius?" "Serius!"
Ia terkekeh kecil dan menghela napas, "Pengen rasanya aku cipok, tapi ini lagi ada banyak orang." "Hiyaahhhh, kasihan," Zayden malah menertawakannya. "Dih," Kenzo mendengus sebal, "tunggu aja nanti. Aku culik kamu, terus aku jadiin kamu gulingku." "Ih, enggak mauuuuu!!! Kabuuurrrrrr!!!" Zayden melarikan diri ke koridor, bersembunyi di balik tangga, dan meninggalkan Kenzo, Nathan, dan Kimberly di dekat entrance sekolah. Sambil terkekeh kecil, Kenzo mengejarnya dengan larian kecil.
Masih bersembunyi, Zayden menahan agar ia tidak mengeluarkan sedikitpun suara. Ia melihat-lihat situasi dan mencoba mengintip. "Hehe, enggak ketahuan..." Zayden tersenyum kecil dan kembali menatap lurus. "DOR!" Kenzo ternyata sudah muncul tepat di hadapannya. "AK!" Zayden meloncat kaget, "IH! KAMU INI BIKIN KAGET AJA, LHO. Kok, bisa tahu, sih, aku ngumpet di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL/B×B] I don't give a fxck, you're mine.
RomanceZayden Owen Baskara, seorang siswa SMA yang mempunyai possessive parents. Semua perkataan orang tuanya harus dipatuhi. Termasuk di mana ia akan bersekolah, jadwal kegiatan, dan lain-lain sebagainya ia turuti semua itu demi orang tuanya tersenyum. Ia...