CHAPTER XI (#11)

93 4 0
                                    

Mereka mulai untuk berkeliling mall bersama, mencari cosplayer untuk diajak foto bersama. "Aku mau mencari cosplayer Kazuha!" ujar Felicia. Kimberly bertanya, "Kazuha mana?"

"Ya, Kazuha Genshin Impact, lah! Kau pikir Kazuha Le Sserafim, hah?" Felicia memasang kuda-kuda seakan ingin meninju Kimberly. "I mean, who knows kau mencarinya Kazuha Nakamura bukan Kazuha Kaedehara?"

Seraya Kimberly dan Felicia sedang adu bacot, Zayden melihat-lihat sekeliling. Ia terhenti dan tertinggal rombongan karena ia tidak sengaja melihat ada yang menjual nekomimi (bando telinga kucing). Tanpa pikir panjang lagi, ia kabur dari teman-temannya dan berada di barisan antre untuk membeli pernak-pernik itu.

"Lho, Zayden ke mana?" tanya Felicia baru menyadari. Melihat Zayden tidak ada bersama mereka, ketiganya langsung khawatir. "Coba telepon," saran Kimberly. Kenzo mengeluarkan ponselnya dan dengan segera menghubungi Zayden. "FUCK! TIDAK DIANGKAT OLEHNYA!"

"Bagaimana kalau kita berpencar dan mencari Zayden?" "Oke!" seketika ketiganya langsung berpisah untuk mencari satu makhluk yang ketinggalan itu. Kimberly mencari di bagian para cosplayer berkumpul, namun tidak ada tanda-tanda dirinya ada. Felicia mencari di stall makanan dan juga minuman, namun ia tidak melihat batang hidungnya. Kini tinggal Kenzo. Apakah ia berhasil menemukannya? Jawabannya, iya.

"Zayden!" sang pemilik nama langsung menoleh ke arah sumber suara. Kenzo mengerutkan alisnya, terlihat marah, "Loe ini jangan main kabur aja! Dari mana saja, hah? Jangan bikin orang lain panik! Astaghfirullah haladzim!"

Dengan mata boba-nya, ia hanya mengedipkan matanya. Kaget. Kenzo menghela napas panjang, "Lain kali, jangan begitu, ya, Den. Do you understand?"

"Memangnya, loe habis ngapain, Den?" suara Kenzo melembut. Zayden menunjukkan nekomimi-nya yang baru saja ia beli, "I bought this. What do you think? Isn't it cute?"

Melihat Zayden dengan telinga kucing di atas kepalanya membuat Kenzo gemas dan ingin menculik makhluk mungil ini. "Lucu," ujarnya singkat sambil mengelus rambutnya.

"Ayo, kita cari Kim dan Feli!" Kenzo mengajak Zayden. "Oh, iya!" Kenzo menarik tangan Zayden dan menggenggamnya dengan erat, "Pegang tangan gue, dan jangan dilepas! Kalau loe hilang lagi, nanti gue-nya yang repot. Oke?" Zayden hanya mengangguk dan menggenggam tangan Kenzo. Kini, mereka berjalan berdampingan sambil mencari keberadaan Kimberly dan Felicia.

Sesampainya di sana, Kimberly berteriak, "Itu dia! Ketemu!" Kimberly dan Felicia berlari bersama menuju Kenzo dan Zayden.

"Dari mana saja kau, Den?"

"Beli ini, hehe!" ia tertawa tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Felicia menghela napas, "Dasar! Bikin panik aja, lho."

"Hehe, maaf, ya."

"Iya-" Kimberly terhenti ketika ia melihat Kenzo dan Zayden menggenggam tangan satu sama lain. She finds it super cute. Lalu ia berbisik pada Felicia, "Fel, lihat itu!" Menyadarinya, Felicia juga ikutan ngejingkrak-jingkrak layaknya orang tidak waras.

I mean, wajar kalau mereka gemas saat melihat itu. Kenzo menggenggam tangan Zayden sekuat ini. Tangan Kenzo yang raksasa, menggenggam tangannya yang mungil membuat siapa saja yang melihatnya kegirangan gemas.

"Jadi sekarang kita mau ngapain, nih?" tanya Kimberly. Felicia membuka suara, "Makan aja dulu, yuk! Nyari Kazuha enggak ketemu-ketemu, membuatku merasa lapar." "Oke, deh," mereka bertiga menyetujui ide yang dilontarkan Felicia.

Akhirnya mereka memutuskan makan, namun sebelum itu mereka adu bacot untuk memilih makan apa. "Kita makan KFC. Bagaimana? Ada saran?"

"Dih, KFC lagi! Bosen, tahu?"

[BL/B×B] I don't give a fxck, you're mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang