CHAPTER VI (#6)

118 3 0
                                    

Aku menghela napas panjang, "Hah..."

Shit, that was close... Aku melemparkan diriku ke ranjang dan bersandar pada tembok kamarku. Aku menyeka wajahku kasar dan memalingkan mukaku ke arah ponselku. "Apa yang terjadi padaku?" batinku.

#####

"ARGH, KENYANG BANGET RASANYA!" Zayden sedikit oleng ke belakang ketika ia menyelesaikan makanannya. "Aku sudah kenyang banget," Zayden menghela napas, "enggak bisa gerak."

Kimberly mengintip sedikit isi bekalnya Zayden, "Kau sudah benar-benar kenyang?" Zayden mengangguk. "Kalau begitu, ini untukku saja, ya? Sayang kalau dibuang," Kimberly merampok ayam goreng mentega milik Zayden. Zayden kembali mengangguk, "Ambillah."

"Kau mau, Fel?" tanya Zayden sambil mengoper kotak bekalnya. Felicia memijat dahinya, "Kau menawarkanku ayam goreng mentega? Apa kau lihat aku ini sedang makan lasagna? Kau kira lasagna dicampur ayam goreng mentega akan masuk rasanya?"

"Yo, I'm just asking."

"Dasar!" ujar Felicia. Meskipun begitu, tetap saja Felicia mengambil ayam itu. Zayden mengernyitkan keningnya, "Diambil juga, 'kan, ujung-ujungnya."

"Mwehehe!" Felicia terkekeh dan aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku. Aku meraih ponselku dan melihat jam. Jam menunjukkan waktu istirahat akan segera usai, sehingga aku dan dua alienku ini segera kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.

Sepanjang pelajaran, tidak ada hal yang begitu menarik. Sampai waktunya pulang, aku berjalan menuju parkiran mobil. I can't find my father's car. Apa ayahku sedikit terlambat menjemputku? Tumben.

Baru saja aku ingin mengeluarkan ponselku dari saku, ayahku menelepon. "Halo?"

Zayden's Dad:
"Hello, from the other side~♪"

Zayden:
"Halo, Pa? Where are you?"

Zayden's Dad:
"Zayden. Maaf, ya. Papa kayaknya sedikit telat buat jemput kamu. Papa lagi banyak kerjaan, ditambah lagi mobil Papa lagi di bengkel."

Zayden:

"Oh, oke, Pa. Enggak apa-apa. Lagipula aku bisa pulang sendiri."

Zayden's Dad:
"Naik taksi online? Do you want me to order one to pick you up?"

Zayden:

"No, I can do it by myself."

Zayden's Dad:
"Are you sure?"

Zayden:

"Of course, I'm sure. It's easy. I'm not a kid anymore, after all."

Zayden's Dad:
"Okay, then. Papa balik kerja dulu, ya?"

"Oke, dadah!" kututup telepon itu sebelah pihak. Wow, what a rare occurrence! Aku menghela napas, lalu segera membuka aplikasi Gojek untuk memesan taksi untuk mengantarkanku pulang.

Namun, tepat sebelum aku menekan tombol "Pesan", ada seseorang yang menepuk bahuku. "Tumben loe belum pulang," itu Kenzo.

"Tumben? Kok loe tahu kalau biasanya jam segini gue sudah pulang? Are you stalking me?"

"Dih, buat apa?" Kenzo menatapku dengan tatapan julid, "Gue tahu karena gue jarang ngeliat loe di sekolah setiap jam pulang sekolah. Ya, gue pikirnya karena loe sudah pulang duluan."

[BL/B×B] I don't give a fxck, you're mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang