Amarah Jihan

731 35 1
                                    

Anne hanya diam duduk termenung di kamarnya sembari menatap langit cerah dari jendela. Anne seakan kehilangan alasannya untuk hidup, hatinya hancur berkeping-keping, impian dan harapannya lenyap begitu saja.

"Anne lagi apa?" oma masuk kedalam kamar Anne yang kebetulan tidak Anne tutup. Anne tersenyum tipis pada omanya. Oma yang sudah merawat Anne sejak kecil. Dulu Jihan sibuk bekerja, Ibunya lah yang merawat Anne mengantikan dirinya.

"Duduk aja" lagi-lagi Anne hanya tersenyum tipis pada Oma

"Semua lagi dibawah Anne nggak mau gabung?"

"An capek oma, Anne mau disini aja" Oma hanya bisa menghela nafas melihat sang cucu tercinta. Keduanya sama-sam diam menatap langit yang menenangkan.

"Mama mau nikah lagi ya oma?" tanya Anne memecahkan keheningan.

"An tau?"

"Mama pernah bilang sekali, setelah itu mama hanya diem nggak pernah cerita atau ngomong sama Anne" jelas Anne
"Ayah pergi, mama juga mau pergi, Anne sendirian. Sejak dulu Anne selalu sendirian, tanpa siapapun" Bibir Anne tetap tersenyum manis meskipun air matanya luruh dengan deras.

"Anne masih punya oma" kata oma menyentuh tangan Anne dengan lembut

"Hati Anne sakit oma. Disini rasanya sakit" tunjuk Anne pada dadanya yang terasa sesak.

"Sabar ya sayang" peluk oma, tangis Anne pecah dalam pelukan omanya. Pelukan yang terakhir dirasakanya saat dirinya masih kecil.
"Maaf oma nggak pernah ada untuk An" tangis Anne semakin keras bersama dengan hati Anne yang semakin sakit.

Setelah kepulangan oma dan opanya. Rumah terasa semakin canggung. Hubungan Anne dan Jihan semakin merenggang. Bahkan mereka jarang bertegur sapa. Jihan semakin sibuk dengan dunianya yang baru, dengan pekerjaan, calon suami, dan teman-teman.

Jihan seakan lupa dengan keadaan putrinya. Ia semakin jarang bertemu Anne.

Bahkan saat Anne sedang sakit hingga dirawat dirumah sakit, Jihan tidak pernah datang. Dan Anne juga tidak mengharapkan kehadiran Jihan lagi. Hubungan ibu dan anak mereka seakan benar-benar putus.

Seminggu yang lalu, Anne merasa badannya sangat lemas dan sakit. Kepalanya pusing, perutnya sakit, dadanya juga terasa sesak tak bisa bernafas. Merasa tak kuat, Anne pergi ke rumah sakit sendirian untuk pertama kalinya.

Dokter menyarankan agar Anne melakukan rawat inap karna tipes dan maag akut miliknya kambuh.

"Kamu tinggal sendiri?" tanya dokter yang menangani kondisi Anne. Dokter tersebut heran, karna setiap mengecek kondisi Anne. Anne selalu sendirian tanpa ada yang menemani.

"Ada mama. Tapi mama sedang keluar kota" jawab Anne. Mengingat pesan Jihan yang mengatakan bahwa dirinya ada acara keluar kota selama 3 hari bersama atasan yang sekaligus calon suaminya.

"Ah begitu, kalau begitu besok kamu sudah bisa pulang"
"Ingat jangan banyak pikiran, jangan lupa makan. Tipes kamu bisa kambuh lagi kalau terlalu banyak pikiran dan telat makan" pesan dokter tersebut

Anne hanya menganggukan kepalanya mengerti.

------------

Keesokan harinya, Anne merapikan barang-barangnya bersiap untuk pulang. Dirinya sudah lumayan sehat meskipun sedikit lemas dan perutnya yang agak kram.

Setelah mengurus segala administasi miliknya lalu mengambil hasil lab dan obat-obatnya, Anne memesan taksi untuk pulang.

"Nggak tau harus bangga apa miris, tumben banget sakit tapi mandiri diriku ini" lirih Anne seakan mengejek dirinya sendiri yang tak punya siapapun.

Sesampainya dirumah, Anne melihat mobil mamanya yang terparkir rapi di garasi.

Cklekk

Terlihat Jihan duduk di sofa ruang tamu. Anne hanya menghela nafas lelah, menebak drama huru hara apalagi yang akan terjadi.

"Anne duduk" perintah Jihan menunjuk sofa didepannya. Tak ingin memperkeruh keadaan Anne duduk dengan tenang mengabaikan kepalanya yang berdenyut nyeri dan perutnya yang bertambah sakit.

"Dari mana aja kamu?" tanya Jihan dengan marah
"Seminggu nggak pulang, mau jadi apa kamu?" tanya Jihan beruntun

"Ma, bisa nanti aja. Kepala Anne pusing" keluh Anne memegang kepalanya yang kembali berdenyut nyeri.

"SLOANNE DELLA CLEMENTINE" tegas Jihan memanggil nama lengkap putrinya pertanda dirinya sedang marah tak ingin dibantah.

---------
NExT???

Mengulang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang