Apakah semesta memang selucu ini? Seenaknya mempermainkan takdir manusia.
Apakah memang semenyenangkan itu?
Anne tak tau harus senang, gembira, bahagia atau malah merasa sedih dan kecewa.Anne ingat bagaimana saat terakhirnya. Ia memilih melompat ke dalam sungai karena merasa tertekan akan hidupnya.
Masih jelas dalam ingatan, dingin air sungai yang menembus kulitnya, rasa sakit kepalanya saat membentur batuan.Anne ingat semua itu.
Namun yang tak habis pikir, bukannya terbangun di rumah sakit atau alam baka.
Anne malah terbangun di kamarnya tanpa luka sedikitpun.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Kening Anne mengerut memikirkan segala kemungkinan yang terjadi
"Apakah semua hanya mimpi?"
"Atau aku kembali ke masa lalu?" Diliriknya kalender di atas meja belajarnya.
"2017"
"Fiks.. Aku bener-bener mulai gila"Anne kembali ke 6 tahun yang lalu sebelum semuanya terjadi, sebelum semua rasa sakit dan traumanya meluap jadi satu menghancurkannya sekaligus.
Sebelum insiden yang menjadi salah satu penyebab hancurnya dia terjadi."Haruskah aku bersyukur?" Sinis Anne melirik foto keluarganya.
"Ini hadiah? Atau hukuman karena aku memilih menyerah?"
"Haruskan aku merasakan rasa sakitnya sekali lagi?"
Tok tok tok
"An, ini mama" Ditengah renungan Anne, Jihan mengetuk pintu kamar Anne.
"Anne, ayo cepat siap-siap"
"Ini hari pertamamu masuk sekolah" Anne hanya menatap pintu dengan malas."Iya, ini Anne udah bangun" sahut Anne.
"Ya udah mama tunggu di meja makan buat sarapan bareng" Anne hanya diam tanpa berniat membalas perkataan mamanya.
Anne tak tau harus bagaimana menghadapi Jihan nantinya. Rasa sakit Anne masih terasa, segala makian dan bentakan Jihan masih terngiang-ngiang di kepala Anne.
----------
Ruang makan,"Pagi Anne" sapa Jihan melihat Anne yang sudah rapi dengan seragamnya berjalan kearah meja makan.
"Sini An, duduk. Mama sudah siapkan nasi goreng kesukaan kamu""Kamu harus makan yang banyak"
"Hari ini, hari pertama kamu jadi siswi SMA" Anne hanya diam, menarik piring yang sudah terisi nasi goreng.Anne ingat hari ini, hari ini pertama kalinya Anne menjadi siswi SMA.
Bersekolah di sekolah pilihan mama dan keluarga besarnya. Padahal dalam hatinya Anne sangat menentang bersekolah disana.
Hari ini juga Anne akan berkenalan dengan Kayla, sahabat yang hanya memanfaatkannya.
"Anne kenapa diam aja? Anne nggak suka makanannya? Atau Anne gugup karena mau ketemu orang-orang baru?" Tanya Jihan beruntun karena sikap Anne yang berbeda dari biasanya.
Anne memang pendiam, tapi hari ini Anne menjadi lebih pendiam lagi.
"Anne selesai" meletakkan alat makannya
"Anne pamit" setelah mencium tangan mamanya, Anne pergi tanya mengucapkan apa-apa lagi.Dengan langkah pelan, Anne sampai di halte bus tak jauh dari rumahnya. Rupanya bukan hanya Anne yang sendirian menunggu, ada banyak anak dari berbagai sekolah yang ikut menunggu bus bersamanya.
Tak lama menunggu, bus yang ditunggu datang. Anne duduk di samping kaca sendirian termenung sembari mendengarkan musik favorit dari earphone miliknya.
"Mama maaf, tapi hatiku masih sangat kecewa dan sakit" gumam Anne mengusap sudut matanya yang lembab mengingat semua kenangannya bersama sang mama.
Tanpa sepengetahuan Anne, ada seorang pemuda yang sedari tadi menatap Anne dengan penasaran.
"Dia menangis?"
"Hidupnya sekeras apa hingga menangis?" Gumam pemuda itu setia memperhatikan gerak-gerik Anne.--------------
NeXt??
Lanjut nggak???
Makin bosen ya ceritanya??
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengulang Waktu
FantasyAnne tidak tau berapa banyak luka dan trauma yang dialaminya. Ayahnya merengang nyawa dihadapannya, Ibunya memilih pergi dengan pria lain, Dilecehkan disekolahnya, Dan dibuang begitu saja oleh orang yang dicintainya. Anne menyerah, Anne kalah denga...