"Mama, bisa bicara sebentar" setelah berpikir semalaman, Anne rasa dirinya perlu berbicara serius dengan mamanya.
"Sini sayang" Jihan tersenyum lembut menepuk sofa disampingnya.
Dengan langkah perlahan, Anne berjalan menghampiri Jihan yang sedang bermain ponsel di ruang tamu.
"Anne mau ngomong" Anne menatap Jihan sendu
"Mama dengerin" Jihan meletakkan ponselnya lalu mengambil tangan Anne untuk digenggamnya.
"Ma, maaf. Anne tau, anne salah"
"Menyakiti diri sendiri itu salah, Anne tau itu"
"Maaf udah bikin mama nangis, Anne yang salah" air mata anne ikut menetes
"Mama inget, waktu anne bobok sama mama. Kita bahas masalalu. Disitu mama nangis, mama kelihatan kesepian, Anne ngerasa bersalah nggak bisa ngelakuin apa-apa buat mama. Anne masih banyak kurangnya untuk mama"
"Lalu mama deket sama atasan mama sejak 2 bulan lalu" Jihan terkejut dengan perkataan anaknya.
"Mama nggak usah kaget, Anne tau semuanya. Tau bahkan sebelum mama bilang ingin menikah lagi"
"Anne seneng mama mulai ceria lagi" Anne tersenyum kecil menatap Jihan"Lalu beberapa minggu ini Anne lagi capek banget. Anne selalu terbayang-bayang masa lalu. Mama, Anne masih bisa ngerasa sakitnya seperti apa. Lukanya masih belum sembuh bahkan masih basah"
"Anne selalu ketakutan setiap malam, slalu berpikir yang nggak seharusnya Anne pikirin.
"Anne nggak bisa cerita sama mama, setiap Anne mau cerita mama sibuk dengan ponsel. Anne nggak punya kesempatan buat ngomong" Hati Jihan terasa sakit mendengar pengakuan anaknya"3 hari yang lalu, Anne tau chat mama sama orang itu. Anne nggak sengaja liat waktu pinjem ponsel mama"
"Orang itu mau datang kan ke oma opa. Tapi mama bilang, belum bilang Anne"
"Dan orang itu bilang, Anne itu urusan lain. Yang penting ketemu sama oma opa minta restu. Lalu mama cuma bilang, yaudah aku ngikut kata imam aja"
"Hati Anne hancur ngerasa nggak dianggap sama sekali. Kenapa Anne urusan lain? Anne anak mama, seharusnya Anne tau. Kenapa mama nggak pernah bilang apa-apa sebelum Anne yang tanya sendiri? Apa karna Anne berbeda? Karna Anne nggak suka orang asing?" isak tangis Anne semakin keras saat membuka semua luka hatinya"Anne nggak pernah melarang mama untuk menikah lagi. Karna mama pasti juga butuh pendamping. Anne tau itu"
"Anne juga udah pernah bilang, saat mama menikah lagi. Anne mau hidup sendiri, Anne nggak mau ikut mama lagi"
"Luka dan trauma Anne masih sama, masih sakit. Anne hanya ingin mengobati semua sakit itu sendiri"
"Ma, ini keputusan An. Anne nggak minta mama buat milih antara Anne dan orang itu"
"Karna dari awal ini bukan pilihan. Selama ini Anne selalu nuruti kemauan mama. Bahkan meskipun itu menyakiti Ann. Anne selalu nurut mama"
"Kali ini Anne punya pilihan sendiri""Ma" panggil Anne mengelus tangan mamanya
"Hormati pilihan Anne, Anne juga menghormati pilihan mama""Sudah?" tanya Jihan dengan suara serak karna habis menangis. Anne hanya menggangguk
"Sekarang giliran mama yang ngomong"
"Maaf Anne semuanya salah mama. Banyak derita dan luka yang kamu tanggung karna mama"
"Maaf mama egois, selama ini mama hanya ingin menang sendiri tanpa peduli dengan perasaan kamu"
"Mama terima semua keinginan kamu"
"Kamu ingin tinggal sendiri? Gapapa"
"Maaf, mama egois hanya memikirkan kebahagiaan mama" lirih Jihan merasa bersalah"Mama nggak salah"
"Anne nggak minta apa-apa sama mama"
"Hanya, nggak usah pertemukan Anne dengan orang itu. Anne hanya akan muncul saat akad nikah mama" perkataan Anne menghancurkan hati Jihan"Kalau kamu nggak mau ketemu gimana bisa kenal"
"Ma, mau sesering apapun kita bertemu. Nggak akan merubah keputusanku. Semakin sering ketemu hanya akan menambah rasa sakit hatiku" tolak Anne mendenger perkataan Jihan
"Hubunganku hanya dengan mama, bagiku dia hanya orang asing"
"Anne nggak akan mencampuri urusan mama, sebaliknya jangan ikut campur urusan pribadi Anne. Karna sekali lagi dia hanya orang asing untuk An"
"Jangan sering ketemu Anne saat sudah menikah""Kamu mau memutuskan hubungan kita?" lirih Jihan
"Bukan, Anne hanya menjaga kewarasan An. Selamanya mama adalah ibu Anne. Dan Anne adalah putri mama nggak ada yang bisa merubah itu"
"Anne nggak minta apa-apa. Anne nggak berharap punya sosok ayah. Punya keluarga utuh bahagia seperti keluarga cemara. Anne hanya minta itu aja"
"Anne hanya menghormatinya sebagai suami dan orang yang sudah tua. Selebihnya bagi Anne dia hanya orang asing""Baik, kalau itu yang Anne mau. Mama kabulkan meskipun bukan ini yang mama harapkan. Maafin mama yang egois" kata Jihan ingin memeluk Anne namun Anne menghindar.
"Anne udah bilang semuanya. Sekarang terserah mama. Anne ke kamar dulu. Selamat malam" ucapnya meninggalkan Jihan yang menatap kepergian Anne dengan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengulang Waktu
FantasíaAnne tidak tau berapa banyak luka dan trauma yang dialaminya. Ayahnya merengang nyawa dihadapannya, Ibunya memilih pergi dengan pria lain, Dilecehkan disekolahnya, Dan dibuang begitu saja oleh orang yang dicintainya. Anne menyerah, Anne kalah denga...