25. Keguguran

25 4 0
                                    

Lima hari kemudian pada siang hari, Shang Xi meminta seorang kasim kecil untuk pergi dan mencari Luo Wei.

uo Wei kembali meminta izin kaisar untuk pergi menemui permaisuri, dan Xing Wu memberinya izin. Luo Wei mengobrol dengan Luo Zhiyi di Aula Phoenix yang Pemurah sebentar sebelum mengucapkan selamat tinggal, dan mengikuti Shang Xi ke tempat terpencil yang mereka bicarakan terakhir kali.

"Permaisuri Liu kehilangan anaknya?" Luo Wei bertanya pada Shang Xi.

Shang Xi mengangguk dengan cepat, "Seperti yang Anda perkirakan."

Luo Wei berkata, "Terus awasi dia, mari kita lihat apa yang Permaisuri Liu lakukan selanjutnya."

Shang Xi melanjutkan, "Permaisuri Liu sebenarnya merahasiakan ini dari kaisar, jika Yang Mulia tahu, dia tidak akan pernah memaafkannya."

Luo Wei menjawab, "Jangan terburu-buru, Kakek Shang. Drama yang sangat menghibur akan segera dibuka, mari terus menonton."

"Mengerti," Pada titik ini, Shang Xi dengan senang hati mengikuti perintah apa pun dari Luo Wei.

"Simpan ini," Sebelum dia pergi, Luo Wei memberi Shang Xi lima keping perak lagi.

Setelah kembali ke Aula Cahaya Abadi, Luo Wei tidak melihat ada orang yang datang untuk melaporkan keguguran Permaisuri Liu kepada Kaisar Xing Wu.

Dia mencibir di dalam.

Agar seorang ibu tidak berduka atas anaknya yang hilang tetapi sebaliknya merencanakan bagaimana menggunakan keguguran untuk menyakiti orang lain, dapatkah orang yang tinggal di harem kaisar masih dianggap manusia?

Di dalam, mereka semua adalah monster yang dibuat gila oleh satu kata; kekuatan.

Saat Kaisar Xing Wu sibuk mengomentari dan mengulas surat dengan kepala tertunduk, Luo Wei pura-pura menguap dan meregangkan tubuh.

"Lelah?" Hal itu tidak luput dari perhatian kaisar.

"Yang Mulia," Luo Wei tersenyum, "Bakso ikan dalam sup beningnya sangat enak hari ini."

Xing Wu juga tersenyum, "Ya, kau menghabiskan seluruh mangkuk sendiri. Wei er, apakah kau ingin kembali menjadi gemuk?"

Luo Wei menjulurkan lidahnya, "Aku merasa agak kembung sekarang."

Kaisar Xing Wu meletakkan penanya, "Haruskah kita jalan-jalan?"

"Oke," Luo Wei bersemangat.

Kaisar Xing Wu menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, "Kupikir seseorang di sini ingin bermain di luar."

Luo Wei mengerutkan kening dengan cepat, "Apakah Yang Mulia Kaisar tidak mau ikut denganku?"

"Aku akan ikut," Kaisar Xing Wu berdiri dan memperhatikan Luo Wei dengan humor di matanya. Anak ini tahu kesopanan dan protokol yang tepat, bakat sastranya luar biasa, dia pasti sangat cerdas, tapi pada akhirnya dia masih anak-anak.

Luo Wei berpikir sebentar, lalu berbicara kepada kaisar lagi, "Yang Mulia Kaisar, bulannya cantik dan cerah malam ini, tidak bisakah kita membawa lentera?"

"Kedengarannya bagus," Kaisar Xing Wu setuju tanpa memikirkannya. Dia setuju dengan sebagian besar permintaan Luo Wei.

Melihat senyum bahagia Luo Wei juga membuatnya bahagia, terutama ketika anak ini begitu mudah untuk dibuat senang.

Kaisar memegang tangan Luo Wei dan berjalan-jalan di Taman Kekaisaran tanpa tujuan. Saat mereka berjalan semakin jauh, mereka datang ke Danau Tian Chi di Taman Kekaisaran.

Sementara Luo Wei melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu, dia bertanya kepada Kaisar Xing Wu, "Yang Mulia Kaisar, air ini sangat jernih!"

Kaisar Xing Wu menjawab, "Menurutmu begitu? Kau tahu, di saat-saat terpanas di musim panas, danau ini akan dipenuhi bunga teratai."

"Pasti sangat cantik."

"Ya," Kaisar Xing Wu mengacak-acak rambut Luo Wei, "Aku akan mengajakmu melihat mereka begitu musim panas tiba."

"Oke!" Luo Wei tersenyum sambil mengangguk, lalu menunjuk ke hutan bambu di sisi jalan, "Yang Mulia Kaisar, ada hutan bambu asli di sini!"

"Apakah kau ingin berjalan-jalan di sana?" Kaisar Xing Wu mengikuti minat Luo Wei semudah aliran sungai.

"Ya!" Kali ini giliran Luo Wei untuk menarik tangan Kaisar Xing Wu.

Di kehidupan lampau ketika Long Xuan berhasil dan menjadi kaisar, dia memerintahkan seseorang untuk menggali kerangka janin dari hutan bambu dekat Danau Tian Chi.

Dia telah mengundang seorang biksu terkemuka untuk melakukan ritual Buddha yang tepat pada sisa-sisa itu, kemudian mengubur kerangka itu ke Makam Kekaisaran.

Luo Wei mengerti dengan sangat jelas apa yang telah terjadi.

Setelah Permaisuri Liu mengalami keguguran dan sebelum sisa-sisa janin membusuk, dia memerintahkan pelayan terdekatnya untuk menguburnya di hutan bambu yang jarang dikunjungi ini. Untuk menyembunyikan bau daging yang membusuk agar tidak ada yang curiga.

Permaisuri Liu tahu bahwa ini sangat berisiko, tetapi dia tidak dapat memastikan bahwa di Aula Kecantikan Mekar tidak akan ada mata-mata dari bagian lain istana. Jadi satu-satunya pilihannya adalah mengambil risiko.

Di samping itu, janin yang baru saja keguguran dan yang sudah mati selama beberapa hari akan terlihat sangat berbeda.

Pada hari Permaisuri Liu mencoba menjebak Permaisuri, kakak laki-lakinya, Kanselir Muda Liu Shuangshi, akan menemukan cara untuk menyelundupkan janin yang baru saja meninggal ke dalam istana.

Jadi, tidak ada alasan untuk menahan putri kecil ini yang bahkan belum melihat cahaya matahari.

◇ ◇ ◇

Catatan pengingat:

Permaisuri Liu dan Permaisuri statusnya berbeda. Permaisuri (pasangan sah) hanya satu yaitu Luo Zhiyi, sedangkan Permaisuri Liu itu ‘consort’, yang mana artinya adalah pendamping raja/kaisar (spouse of the monarch). Consort itu mirip-mirip sama empress (permaisuri), hanya saja setingkat lebih rendah, tapi bukan selir. Consort hanya memiliki sedikit kekuasaan konstitusional, sedangkan empress punya kekuatan politik. Dan kalau consortnya melahirkan anak laki-laki, si anak bisa berpeluang buat mewarisi tahta (kalau permaisurinya nggak punya anak laki-laki).

Oh ya, consort Liu bakal tetap aku terjemahkan Permaisuri Liu, ya. Soalnya kalau selir melenceng jauh dari maksud sebenarnya. >__<

[BL] Rebirth: Degenerate S*ave Abuses Tyrant | 重生之孽奴虐暴君Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang