Bismillah
Happy reading ❤️❤️.
Istirahat, jam kosong dan bel pulang sekolah itu lah yang sangat amat ditunggu oleh kalangan anak sekolah mereka bersemangat hanya jika mendapatkan tiga hal tersebut.
Seperti saat ini di ruang kelas XII-IPA-2 sedang ricuh menunggu waktunya pulang padahal sudah sedari tadi bel berbunyi akan tetapi di karenakan gurunya ngaret jadi lah mereka pulang akhir, sungguh malang sekali.
"Pak pulang dong, udah jam empat ini doi saya nungguin di parkiran pak," ucap Bagus.
"Halah sok iye, emang lo punya cewe?" sungut Agus.
"Anjir si Agus, bener si," jawab Bagus sembari menggaruk-garuk kepalanya.
"Baiklah, kalian sudah boleh berkemas. Bagus pimpin doa!" titah pak Samudi.
"Dari tadi kan enak," kesal Januar.
Setelah melihat semua teman-teman selesai mengemasi buku-buku mereka dan sudah siap berdoa tanpa menunggu lama-lama bagus pun memimpin doa.
"Baik sekian pelajaran kita pada sore hari ini, hati-hati di jalan ya yang bawa motor mohon jangan kebut-kebutan!" ucap pak Samudi ketika hendak meninggalkan ruang kelas.
"Maaf pak, ga ngebut ga okay. Allah kan ga suka makhluk yang lempeng," ucap Javas.
Sebelum pulang ke rumah masing-masing biasanya sepulang sekolah ada yang membersikan ruang kelas, ah lebih tepatnya si piket. Kali ini giliran Javas, Januar, Lyora, dan Rida yang melaksanakan piket sepulang sekolah.
"Woy yang piket jangan lupa, ga piket gue denda 100 ribu ya," ucap Gendhis mengancam karena ia tau betul Javas dan Januar pasti akan melarikan diri.
"HEH JAVAS BALIK LO PIKET DULU!!" teriak Januar.
"Ogah."
"Ndhis lihat gamau piket dia," adu Januar pada Gendhis.
"Urusannya ma Gendhis apa heh?!" sewot Agarish.
"Vas lo piket dulu, gue tungguin di parkiran." ujar Arzhel.
Javas yang di perintah pun langsung berkata. "SIAP BOS!"
"Ly gue duluan, semangat!" pamit Gendhis pada Lyora.
"Gue juga, semangat Lyly!" imbuh Sabia.
***
Mereka semua pun pergi meninggalkan ruang kelas. Agarish dan Gendhis sedari tadi hanya berjalan dengan bergandengan tangan Arzhel yang jalan di belakang mereka pun hanya berpura-pura seolah-olah ia tidak melihatnya.
Sesampainya mereka di parkiran, Dikta bertanya. "Dek lo pulang sama siapa?, gue apa Agarish?" tanyanya.
"Pulang sama gue, lo mending nganterin Sabia noh!" ucap Agarish.
Arzhel yang malas pun berujar. "Gue duluan," pamitnya.
"Dia kenapa si?" gumam Gendhis.
"Gue pulang sama Agarish aja," sambungnya.
"Ndhis gue duluan ya, udah ditungguin sama nyokap di depan," pamit Sabia.
"Hati-hati ya Bia!" ucap Gendhis.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEPENTHE (ON GOING)
Teen FictionSering kali kita mendengar 'cinta dan nafsu itu bedanya tipis' zaman sekarang sulit sekali untuk membedakan mana laki-laki yang benar-benar tulus, sayang, dan cinta terhadap kita. Terkadang banyak dari kalangan laki-laki yang mencintai pasangannya h...