Bab 10

553 169 79
                                    

Bismillah

Happy reading ❤️❤️.

Tiga hari semenjak kejadian di hari itu, Agarish bener-benar tak pernah menampak kan dirinya. Seantero sekolah di buat heboh dengan kabar menghilangnya Agarish secara tiba-tiba.

Seperti saat ini anak-anak inti Daimos beserta Gendhis dan kawan-kawan tengah berada dikantin.

"Pertandingan Voly bentar lagi tumben kalian ga latihan," ujar Gendhis sembari mengunyah baksonya.

"Gimana mau latihan cowo lo aja ngilang," jawab Janur.

"Dih mereka udah putus kali, cowo lo cowo lo matamu!" sahut Lyora.

"Bercanda doang kali, emang iya udah putus?"

"Menurut lo?"

Kabar berakhirnya hubungan Agarish dan Gendhis memang tengah menjadi trending topik di sekolah. Entah bagaimana ceritanya mereka mengetahui hal tersebut, padahal Gendhis tidak pernah bercerita.

Tanpa kehadiran Agarish nyatanya ia baik-baik saja, ia merasa ada baiknya juga Agarish menghilang. Ia sudah tidak mempunyai perasaan apapun lagi pada Agarish semua perasaan cinta dan sayangnya itu kini berubah menjadi benci. Ia sudah tidak memperdulikan lagi hubungannya itu ia anggap semuanya selesai terima atau tidak Agarish harus menerima kenyataan jika ia mengakhiri hubungan di antara keduanya.

"Ada engga adanya dia itu ga terlalu penting si menurut gue biar gimana pun kita tetep harus latihan," ucap Dikta.

Januar cukup terkejut dengan ucapan Dikta ia pun bertanya. "Ta lo gapapa?"

"Gue gapapa kali."

"Janu bego yang seharusnya lo tanya tuh adeknya bukan abangnya, dasar ogeb!" cibir Javas.

Sabia hanya melirik Javas dan Januar sekilas. "Lo berdua ngapa si, ga di mana pun gelut mulu"

Arzhel mengalihkan pandangannya kala seseorang yang tengah ia tatap menatap balik dirinya. Mata keduanya pun bersitatap cukup lama hingga salah satu dari mereka memutuskannya secara sepihak.

"Lucu."

"Ngapain si, ga jelas banget."

Gendhis telah selesai menghabiskan makanannya ia pun segera minum lalu beranjak pergi ke kelas,  berpamitan kepada Dikta dan teman-temannya "Bang, gue duluan ya, gue duluan semua."

"Iya langsung ke kelas!" ucap Dikta.

"Gue juga duluan, makasih mejanya," pamit Lyora sembari menggandeng tangan Sabia.

Ketiganya pun pergi meninggalkam keempat inti Daimos. Januar dan Javas di buat heran ketika melihat Arzhel tengah tersenyum-senyum sendiri.

"Arzhel ngapa dah senyum-senyum sendiri serem anjir," bisik Javas tepat ditelinga Januar.

"Entah, biarin aja."

"Ngapain?" tanya Dikta.

"Noh lihat si Arzhel," jawab Javas.

"Oh."

Arzhel menoleh ketika mendengar Javas menyebutkan namanya, sontak ia menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa?"

NEPENTHE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang