11

507 67 1
                                    

8 pemuda dengan paras rupawan itu memasuki rumah sakit dengan ekpresi panik, pasalnya Asahi tadi mengabari Jihoon bahwa Doyoung pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

Dari apa yang Asahi cerikan ke mereka, kronologinya tadi Asahi bertemu Doyoung di depan rumah Junkyu.

Mereka sempet ngobrol,  cuma sekadar nanya kabar aja. Tak lama Asahi pamit karena ada telepon dari Jihoon.

Baru aja Asahi melangkah 2 langkah, bahkan tangannya belum sempat mencet tombol hijau. Di belakangnya Doyoung pingsan sambil mimisan.

Dengan panik Asahi telpon ambulance. Dan disinilah mereka sekarang.

"Dia udah sadar?" Asahi menggeleng untuk menjawab Jihoon.

Jeongwoo makin kalut aja. Bahkan wajahnya lebih panik dari tadi ngejenguk Haechan.

Junkyu diam-diam merhatiin Jeongwoo. Jujur Junkyu juga khawatir sama Doyoung. Ya gimana engga, Doyoung tuh bffnya Junkyu.

Ngelihat Junkyu yang terus melihat ke arah Jeongwoo membuat Haruto overthingking.

Setelah nunggu hampir 2 jam, akhirnya Doyoung sadar. Tapi Doyoung enggan membuka mata, apalagi di sebelahnya ada 2 orang yang terlibat argumen kecil.

Lebih memilih mendengarkan.

Junkyu dan Jeongwoo sejak tadi hanya diam, hingga Jeongwoo buka suara.

"Lu suka sama gue?"

Junkyu menoleh, melihat sekitar. Tak ada orang selain Junkyu dan Jeongwoo dangan Doyoung yang masih terbaring.

Jihoon dan yang lain memilih pulang, sedangkan Haruto di paksa pulang karena kondisinya juga sedang tidak baik.

"Aku?" Tanya Junkyu

Tanpa mengalihkan pandangnnya dari Doyoung, Jeongwoo mengangguk.

"Entahlah." Jawab Junkyu tak yakin

Jeongwoo menoleh ke arah Junkyu,  "Lucu ya?"

"Lucu apanya?"

"Dulu lu cinta pertama gue. Gue masih inget banget saat SD lu orang pertama yang ada di deket gue. Bahkan saat kita SMA lu orang yang nyelamatin gue dari Gon. Selucu itu yang namanya takdir. Gue yang nggak ada keberanian buat deket sama lu. Dengan pedenya nerima pernyataan cinta temen lu."

"Ha apa?? Sd? Cinta pertama?" Tanya Junkyu bingung

"Gue jeongjeong, anak yang selalu ngintilin lu sampe akhirnya kita beda kelas."

Junkyu melebarkan matanya, kembali mengingat jeongjeong teman masa kecilnya yang terlupakan.

"Lu tau alasan gue nerima Doyoung saat itu?"

Junkyu mengeleng, sementara Jeongwoo tersenyum sendu. "Saat itu gue mikir lu bakal nembak gue. Dalam hati gue udah seneng banget. Tapi ternyata Doyoung yang ngajak gue pacaran. Ngelihat lu yang nggak ada reaksi apapun, ngebuat hati gue sakit. Itulah kenapa gue nerima Doyoung."

"Apa?!" Junkyu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Gue pacarin Doyoung cuma buat tau reaksi lu, tapi lu tetep diem aja selama ini. Sampe akhirnya gue tau dari Doyoung kalo lu suka sama gue. Dan pernyataan cinta dia itu kesalahan."

Junkyu tertawa kikuk, "Udah masa lalu juga kan ya. Lupain aja ya." Ucap Junkyu miris.

Jeongwoo mengela nafas kecewa. "Apa bener lu suka sama Haruto? Perasaan lu ke gue udah nggak ada? Bahkan sedikit pun?"

Junkyu menutup matanya erat, berpikir keras agar jawabannya tak melukai Jeongwoo. Namun juga tak melukai dirinya sendiri.

"Jeongwoo, kamu  sendiri gimana? Kamu beneran suka sama Doyoung?"

WANT YOU (HARUKYU/KYUHARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang