12

515 58 2
                                    

"Gue yang ini!" Ucap Haruto sembari menarik piring di depan Jeongwoo

"Tapi yang pesen ini gue!" Jeongwoo kembali menarik piringnya.

"Gue salah pesen maunya ini!"

"Ya bodo amat, lu yang salah, ngapa gue yang repot?"

"Ya urusan lu, siapa suruh ngikut gue sama Junkyu?"

"Junkyu ngajak gue tadi!"

"Terpaksa aja dia mah!" Ujar Haruto sembari mengaduk-aduk pesanannya, tak nafsu makan.

Junkyu memijat pelipisnya, malas mendengarkan Ocehan Jeongwoo dan Haruto.

Haruto yang salah pesan Nasi goreng sosis, Padahah ingin makan nasi goreng udang.

Ribut dah ribut, untung udah malam dan sepi. Nggak malu banget lah.

Pura-pura nggak kenal aja.

Junkyu memakan nasi gorengnya dengan nikmat. Tak menghiraukan perkelahian kecil di depannya lagi.

"Gue tadi mesen es teh yha!"

"Gue juga mesen es teh!"

"Pak! Kok ini es jeruk 3 sih?" Protes Haruto

"Aku yang mesen, kenapa? Nggak terima?" Haruto bungkam. Dengan senang hati mengambil es jeruk dan meminumnya. Untung Junkyu, coba yang lain..

Junkyu menghela nafas, "kamu nggak mau minum? Nggak suka?" Tanya Junkyu nggak selow ke Jeongwoo

Jeongwoo mengambil es jeruknya dan meminumnya. Setelah keduanya makan tanpa keributan, Junkyu kembali makan.

"Kamu nginep?" Tanya Haruto

Junkyu mengangguk, "Aku juga deh." Ujar Haruto

"Yang boleh jaga cuma dua." Sahut Jeongwoo

"Ya udah lu pulang!"

"Dih, yang lagi sakit pacar gue kalo lu lupa." Jeongwoo melirik tajam ke Haruto.

"Dan yang duduk di depan lu itu, plus yang mau nginep jagain pacar lu, itu pacar gue!"

"Emang udah balikan?"

Haruto memutar bola matanya, "Udah mau tunangan malah."

"Baru mau kan??"

"Udah! Jangan ribut. Dan kamu Haruto. Kamu habis ini pulang aja. Kamu masih sakit kan? Aku nggak mau kamu tambah sakit."

Haruto manyun, sementara Jeongwoo senyum penuh kemenangan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Doyoung bangun dari tidurnya, melihat sekeliling kosong. "Akhirnya bangun juga lu."

Doyoung menatap ke arah seseorang yang duduk membelakanginya. "Gimana rasanya setelah merebut seseorang yang sahabat lu suka?"

Doyoung menatap penuh tanya, siapa dia??

"Hai Kim Doyoung, gue Kim Sunoo." Ujar orang itu. Dia menghampiri Doyoung dan berdiri di samping ranjangnya.

"Gue kenal lu?"

Sunoo tertawa sarkas. "Kalo lu kenal gue, gue nggak perlu memperkenalkan diri tadi."

Doyoung mengangguk, "Terus ada urusan apa lu di sini?"

"Cuma mau tau aja, lu masih hidup atau enggak."

"Masih nih buktinya lu bisa ngobrol sama gue."

"Yayaya." Jawab Suno malas

"Gue nggak mau jadi pemeran antagonis sih, gue cuma mau tanya aja. Lu serius sama Jeongwoo?"

"Atas hak apa lu tanya itu?" Tanya Doyoung sambil menatap Sunoo datar.

"Mantan? Atau apa ya??"

Doyoung terkejut, "Itu bukan urusan lu."

"Bener sih, apalagi setelah." Sunoo menatap Doyoung dengan senyum manis. " Sunghoon ngenikung Jeongwoo. Dan gue luluh sama Sunghoon. Sama kayak itu juga. Lu ngenikung Junkyu, buat dapetin Jeongwoo."

"Ha?? Sunghoon?"

"Udahlah ya, gue cuma mau nanya itu doang. Gue harap lu nggak main-main. Takutnya dia bakal sakit hati buat kedua kalinya. Ahh, atau ketiga kalinya? Di tikung Sunghoon juga di tikung Haruto?"

Sunoo tertawa, kemudian berjalan mendekati pintu. "Gue pergi dulu ya, semoga Jeongwoo dapetin kisah cinta tulusnya."

Blam...

Hening, hanya bunyi jam yang terdengar setelah itu. Doyoung membeku di tempat.

"Ini nyata? Nggak tipu-tipu? Jeongwoo nggak pernah cerita. Sebenarnya Jeongwoo anggap gue apa sih? Kesannya kek bego banget gue di sini."

Doyoung kembali ke posisi tidurnya. Melihat ke luar jendela. "Gue sakit bukannya di kasih pencerahan malah di kasih beban. Jahat semua."

Doyoung menutup kembali matanya, masuk ke alam mimpi. Bodo amat sama dunianya yang lagi kacau.

Sembuh dulu, baru entar mikir yang lain.

🍁🍁🍁🍁

Setelah 2 hari di rumah sakit Doyoung balik ke rumah, tapi dia milih ke rumah Junkyu. Lagian kalo di rumahnya, mamanya juga sibuk kerja.

Sore ini, di balkon rumah Junkyu mereka lagi duduk berdua. Menimati sang mentari yang mulai berganti dengan sang purnama.

"Junkyu.."

Junkyu menoleh, merasa bingung dengan Doyoung yang daritadi sudah kelima kalinya memanggil namanya.

"Kalo mau ngomong, ngomong aja Doy."

Doyoung menghela nafas berat. Maniknya terus menatap kosong ke depan.

"Ada masalah apa Doy?"

Setelah berpikir cukup panjang, Doyoung menatap ke arah Junkyu. Dapat dilihatnya wajah kekhawatiran, bingung, dan polos. Juga tampan.

"Kalo lu mau ambil Jeongwoo dari gue. Gapapa kok."

Junkyu menautkan alisnya, kemudian mengangguk paham. Maniknya memandang ke depan. Tersenyum kecil kala mengingat sesuatu.

"Beneran?" Tanya Junkyu

Doyoung tertegun, mengangguk lemah. "Sejak awal, emang elu yang seharusnya sama Jeongwoo. Lagian dia juga suka lu kan."

Junkyu menoleh ke arah Doyoung. Di lihatnya sahabatnya itu menunduk dengan wajah sedih.

Junkyu tak kuasa menahan tawanya. Memukul pelan bahu Doyoung. "Muka kamu melas banget Doy."

Doyoung cengo, lah kenapa Junkyu malah ketawa gini?

"Aku ngambil Jeongwoo?? Doyoung, sejak awal Jeongwoo bukan milik aku. Tuhan menakdirkan kalian buat bersama, makanya skenarionya berubah. Kalian cocok kok."

Doyoung menangis, "Tapi Kyu, perasaan Jeongwoo..."

Junkyu memegang tangan Doyoung. "Perasaan Jeongwoo, itu urusan dia. Yang aku tau, Dia cinta ke kamu. Kalo engga, ngapain dia rela nunggu kamu setiap harinya? Percaya sama aku."

"Kamu sendiri? Perasaan kamu?"

"Kalo ke Jeongwoo sih, biasa aja. Tapi kalo ke Haruto, nggak mau bilang ah.." Junkyu tersenyum lebar.

Doyoung tertawa, memeluk Junkyu dari samping. "Hidup ini terlalu banyak plot twist nya Kyu. Gue berharap semua bakal baik-baik aja."

Junkyu membalas pelukan doyoung, "Pastinya Doy."

WANT YOU (HARUKYU/KYUHARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang