Chapter 01

1.3K 93 3
                                    

Singkirkan bayinya!  atau keluar dari rumah ini!"

"Uwaa..uwa..." seru bayi itu dengan keras.

Sakura memeluk bayi itu sambil menangis, tubuhnya didorong oleh ayahnya sendiri hingga jatuh ke lantai, tubuh Sakura masih lemas karena baru saja selesai melahirkan.

"Pergilah dengan bayi tak berguna itu!"  geram Kizashi.

"Ayah! tolong jangan lakukan ini padaku.. kasihanilah anak ini.."

"Diam Sakura! Ambil semua ini!"

Mebuki telah mengepak semua barang dan pakaian Sakura dan membuangnya keluar rumah, Sakura diseret dengan bayi di gendongannya dan dibuang keluar rumah disaksikan oleh tetangga sebelah.

"Jangan pernah kembali!"  kata Kizashi dan memasuki rumah bersama istri barunya, Mebuki.

Sakura terisak sambil memeluk bayinya yang baru lahir, bayinya menangis karena kelaparan dan wajah bayi itu memerah karena menangis, persis seperti wajah Sakura.

Sakura berjalan sambil menggendong bayi di pinggir jalan sambil menarik kopernya, di sepanjang jalan banyak orang yang melempari Sakura yang sedang berjalan di pinggir jalan sambil menggendong bayi laki-laki yang menangis kelaparan.









Beberapa tahun kemudian..


"Sayang.. rajin belajar ya?"  Sakura tersenyum dan membelai wajah kecil Daisuke yang berusia 5 tahun dengan penuh semangat, Daisuke mengangguk dengan mata bulat hitamnya.

"Baik ibu!"  kata Daisuke dengan suara manja.Sakura tersenyum dan menggandeng tangan Daisuke menuju taman kanak-kanak.

Setelah mengantar Daisuke ke dalam, Sakura mencium pipi putranya lalu meninggalkan Daisuke bersama anak-anak lainnya dan berjalan menuju taksi untuk pergi bekerja.

Sesampainya di tempat kerjanya, Sakura membayar taksi dan turun di depan sebuah perusahaan besar, Sakura masuk ke dalam dan tiba-tiba ada yang menyapa Sakura.

"Sakura!"

Pagi-pagi sekali, Sakura mendapat perhatian dari CEO tampan bernama Uzumaki Menma Menma merupakan seorang CEO yang dikenal dingin dengan semua karyawannya namun lebih suka mengganggu Sakura di tempat kerja.

"Menma-sama!"  Sakura kaget dan hampir lupa bernapas saat tiba-tiba disapa seperti itu.

"Kamu terlambat 10 menit. Saya tidak suka pekerja yang terlambat," kata Menma.

"Maaf Menma-sama!"  Sakura menunduk, sebenarnya Sakura sedikit terkejut dengan ucapan Menma karena Sakura bukanlah salah satu staf penting di perusahaan.

Menma diam-diam semakin banyak tersenyum pada Sakura yang menunduk, ekspresi wajahnya kembali dingin dan datar.

"Mulai sekarang, kamu adalah sekretarisku" kata Menma dan menarik Sakura menuju lift. Sakura sangat terkejut mendengar Menma mengangkatnya tiba-tiba seperti itu lalu Sakura menatap Menma.

"T-tapi Menma-sama! kenapa tiba-tiba?"  Sakura bertanya dengan ekspresi terkejut di wajahnya.

"Karena jika kamu menjadi sekretarisku, aku bisa melihatmu setiap hari!"  kata Menma kemudian mereka memasuki lift.

Sakura kaget dan tersipu mendengar perkataan Menma, lebih parah lagi saat dia berada di dalam lift, Menma memblokirnya di dinding lift.

"M-menma- sama!"  Sakura menggigil dan gugup dengan situasi ini, apalagi yang melakukan ini adalah bosnya sendiri.

"Kamu cantik sekali."  Menma ingin membelai wajah Sakura tapi tiba-tiba diinterupsi oleh panggilan telepon.

"Trutt..trutt...."

"Cih!"  Menma melangkah mundur dan langsung fokus hanya pada ponselnya, Sakura menghela napas panjang karena hampir terjadi sesuatu yang seharusnya tidak terjadi.

Sakura berjalan menuju tempatnya, setelah Menma harus pergi karena ada urusan yang harus bertemu dengan rekan bisnisnya.Mengenai penunjukan sekretaris baru, Menma menceritakan bahwa besok Sakura akan mulai menjadi sekretarisnya dan Menma pun memerintahkan agar Sakura mengemasi semua barangnya. di mejanya di ruang staf biasa untuk pindah ke kamar Menma.

Sakura sebenarnya tidak nyaman karena CEO terus menunjukkan ketertarikan padanya, meskipun Sakura berusaha sekuat tenaga untuk menjelaskan bahwa dia adalah seorang ibu tunggal di depan Menma.

"Huh.." Sakura menghela napas sejenak sebelum tiba-tiba Ino mengiriminya pesan untuk bertemu di kafe saat jam makan siang.

"Dahi!!!"  Ino menangis tersedu-sedu di atas meja cafe, kondisi Ino sangat memprihatinkan dengan rambut kusut akibat stres belakangan ini.

"Sabar Ino."

"Sabar? Sakura! Sai sialan itu memutuskanku hanya karena aku kurang seksi? Aku tidak tahan!"  Inoo terus menangis.

"Aduh. Benar-benar menyebalkan!"  Sasuke memutar matanya dengan malas melihat meja di belakangnya sangat berisik dengan suara tangisan.

"Jika kau ingin menangis, menangislah di rumah."

"Sudah, teme.." kata Naruto menenangkan Sasuke yang sedang bad mood.

"Sudah? Dobe! Aku lelah dengan semua wanita yang kau rekomendasikan padaku! Umurku 40 tahun dan semua ini omong kosong! Aku tidak tertarik pada siapa pun!"  kata Sasuke.

"Iya Teme! tapi Usaha adalah tangga kesuksesan kan?"  kata Naruto.

"Aku tidak peduli! Aku muak dengan semua omong kosongmu dan ide-ide bodohmu!"  Sasuke mulai bangkit dan berjalan ke konter untuk membayar airnya, saat Sasuke mengeluarkan kartu kreditnya, kartu itu jatuh ke lantai dan seseorang membantu Sasuke mengambilnya dari lantai.

Sasuke awalnya kesal karena wanita yang membantunya mengambil kartu kredit dan mengira wanita ini hanya mencari kesempatan untuk menarik perhatiannya, namun Sasuke harus menjilat air liurnya saat dadanya berdenyut saat melihat wajah wanita tersebut.

"Ini kartu kredit mu."

Sasuke menatap malaikat bermata jernih di depannya.

"Hn"

Wanita itu tersenyum manis, "Ino babi! Tunggu!"  kata wanita itu mengejar temannya yang sudah berada di luar kafe.

Sasuke ingin memeluk wanita berambut merah muda itu dan tanpa sengaja mendengar namanya ketika temannya memanggilnya.

"Cepat Sakura!!"

"Sakura?"  Sasuke terus melihat sekilas wanita pink itu menghilang dari pandangannya dan tersenyum, jantung Sasuke berdebar kencang saat menerima panah cinta pertama.













To Be Continued..

Jangan lupa vote dan komen yaa~~

Thanks buat readers yang slalu support karya2 aq😘 thanks bangett yaaa

Nanti kalau banyak vote dan komen lagi aq update!

Mama and the Mafia Boss!(Sasusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang