deka-

87 16 146
                                    


bab 10 Cirle Top Glory

The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why - Mark Twain.

" 👑"

UPPER class, tempat berkumpulnya manusia-manusia superior. Penuh dengan individual yang cerdas dan berbakat. Kelas yang tidak pernah kalian pikirkan dalam benak kalian. Pagi itu, mereka dengan serius membaca dan mencatat materi.

"Nomor sepuluh bisa?" bisik seorang gadis pada teman sebelahnya.

"Aku aja stuck di nomor empat," balasnya dengan bisikan.

"Hope you find the answer. Aku akan bertanya kepada Arjuna saja," sahutnya lalu berjalan ke bangku paling depan.

Gadis itu berdiri tepat di depan bangku cowok bernama Arjuna. "Nomor sepuluh apa jawabannya?"

Cowok itu tersenyum, memperlihatkan lesung pipi. "Aku yakin, Rubbyjane sudah selesai," balasnya.

Mau tidak mau, kepala gadis itu menoleh dan menatap Rubbyjane yang sedang menenggelamkan wajahnya di atas meja.

"No, thanks."

Gadis itu berjalan kembali ke tempat duduknya, Arjuna yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

"Sudah menemukan jawabannya?" tanya temannya dengan penasaran.

Dia menggeleng. "Pasti Rubbyjane orang yang pertama mengumpulkan tugas," ucapnya yang dibalas anggukan oleh temannya.

Benar saja. Lima menit kemudian, Rubbyjane berjalan menuju meja guru ditemani sorotan mata yang terus mengikuti. Gadis itu meletakkan bukunya, lalu berbalik hendak kembali.

"Elakshi, bisa kamu kerjakan nomor 1?" ucap Pak Giri-guru Fisika.

"Kalian akan di ajarkan oleh peringkat pertama," sambungnya dengan seruan.

Rubbyjane menoleh dan memberi tatapan tajam. "Biarkan nomor dua sampai seterusnya di kerjakan oleh orang lain, sesuai dengan peringkat."

"Setuju!" seru Dilara, gadis itu duduk di pojok belakang dan kakinya berada di atas meja.

"Jangan banyak gaya kamu, Dilara!"

Dilara mengangkat bahunya tak acuh, menganggap perkataan Pak Giri sebagai angin lalu.

"Pertanyaan nomor satu. Penari balet tersebut berputar dengan tangan terentang pada kecepatan sudut 9 rpm di atas lantai licin dengan momen inersia 6 kg.m². Kemudian kedua tangannya dilipat menyilang di dada sehingga kecepatan sudutnya menjadi 12 rpm. Momen inersia penari balet pada kondisi akhir adalah 4,5 kg.M²."

"Solusinya bagaimana, Elakshi?" suara Pak Giri mengintrupsi.

Rubbbyjane menyibak rambutnya, kemudian menuliskan rumus-rumus pada whiteboard.

Kemudian gadis itu berbalik badan untuk menatap teman satu kelasnya. "Momen inersia penari balet dapat ditentukan dengan menggunakan
konsep hukum kekekalan momentum sudut."

11.w1 = 12.w2

6.9 12.12

54 12.12

12=54/12

12=4,5 kgm²

"Jadi momen insersia penari balet adalah 4,5 kgm²."

"Apakah ada yang ditanyakan?"

Hening. Seluruh siswa penghuni Upper Class sibuk mencerna penjelasan Rubbyjane.

Me, The ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang