heptadeka

58 1 0
                                    


bab 17 Criminal in SMAIS

Dulu kawan sekarang jadi lawan. - Elakshi Rubbyjane.

" 🖤"

DI hari ketiga para pendemo masih berdemo di depan gedung SMAIS. Tak gentar menyerukan aspirasi dengan semangat menggebu.

Tetapi ada yang janggal, seharusnya pihak dari SMAIS memanggil polisi untuk membubarkan aksi para demonstran.

Rubbyjane berdiri berhadapan langsung dengan para pendemo, melihat Rubbyjane berdiri di atas sana membuat semua orang berhenti berteriak.

Gadis itu melemparkan puluhan lembar uang bewarna merah dari atas sana.

"Wah!"

"Hujan uang!"

Sebagian dari delapan puluh orang itu menunduk, saling berebut untuk mendapatkan selembar uang yang Rubbyjane anggap recehan.

"Dasar orang miskin gak punya harga diri!" umpatnya dari pengeras suara.

Suara mic jatuh nyaring di telinga, pelopor demo oleng hampir jatuh dari mobil. Terlihat sangat shock dengan umpatan barusan. Spanduk ibu-ibu bawa terjatuh seketika. Belum lagi Nash yang baru saja menginjakkan kaki di gedung SMAIS mematung dan mendongak menatap Rubbyjane.

"Akan ku bunuh kau!" pernyataan itu datang dari seorang pria paruh baya yang mengambil mic setelah terjatuh.

Para pedemo itu langsung ricuh dan saling dorong untuk masuk ke dalam gedung SMAIS.

Rubbyjane yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Diam! Bukankah aku sudah memberikan apa yang kalian inginkan?"

Seorang ibu disampingnya merebut mic itu.
"Kami ingin keadilan!"

"Berapa harganya?"

"Bocah edan! Keadilan gak bisa di beli, edan."

Tak lama puluhan siswa berlari keluar gedung SMAIS, Nash yang melihat itu hanya bisa menahan detak jantungnya yang saat ini berdebar kencang, kekuasan Rubbyjane memang tidak main-main.

Semua siswa itu berdiri membentuk barisan menatap para demonstran dengan tatapan menantang.

"Apakah kamu yang menghasut mereka?"tanya sang pemimpin demo.

Rubbyjane tersenyum sinis. "Menghasut? Trik murahan apalagi itu? Aku adalah Elakahi Rubbyjane pewaris NSJ Group."

Seketika kericuhan itu berganti dengan keheningan, namanya memang sering di sebut-sebut oleh acara gosip karena kekayaan orang tuanya.

"Lima ratus juta apakah kurang?"

"Aku ingin tujuh ratus juta!" balas seorang pemuda.

Bang Abdul selaku pemimpin dan pelapor demo itu dengan geram turun dari atas mobil dan memberi pukulan telak pada pemuda itu, membuat para pendemo terbagi menjadi dua kubu, melupakan tujuan awal mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me, The ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang