mono-

97 23 68
                                    


bab 2 He is Hades

Pernah bermimpi setinggi langit tetapi keduluan ketubruk genteng tetangga. - Nash Itsvan.

" 🤡"

SIAPA yang menyangka bahwa di SMAN 34 Jakarta memiliki murid sebandel Nash Itsvan yang sekarang sibuk nongkrong di kantin dengan menghisap rokok Vape yang memenuhi paru-parunya. Tidak peduli bel tanda pelajaran di mulai dua jam yang lalu.

"Kamu enggak masuk kelas, Nash?" tanya penjaga kantin yang sedari tadi mengamati kelakuan Nash.

"Enggak. Gue lagi suntuk, Bik," balas Nash di sela-sela dia menghisap asap nikotin.

Wanita paruh baya itu menggeleng pelan.
"Suntuk kenapa? Orang tuamu bangkrut?"

Nash terkekeh. "Bukan itu. Bibi kenal, kan siswa teladan SMA ini?"

"Sean Whinston?"

Nash mengangguk. "Bibi mau, kan, bantuin gue?"

"Bantuin apa?"

"Mudah, kok. Bibi suruh seluruh siswa yang makan di sini enggak bayar hari ini, biar Sean yang bayar."

"Apa kamu gila?" Sentaknya.

Kemudian Nash terkekeh. "Gue hanya ingin bermain-main, Bi. Akan ada bayaran yang besar," ucapnya.

Wanita itu menelan ludahnya, dia memang butuh uang untuk membayar hutang kepada rentenir lintah darat.

Dibangku kelas 5 SD, Nash pernah bikin keributan dengan tikus peliharannya masuk ke dalam rok Kepala Sekolah. Waktu dia masuk kelas 2 SMP, Nash membuat kelasnya terbakar dengan nitrogen cair. Di awal masuk kelas 11 SMA, dia telah membunuh 10 orang dan 25 orang mengalami luka berat.

Orang tua Nash adalah seorang Peneliti yang bekerja di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Ardytha dan Irene adalah peneliti yang hebat, mereka berdua sering menciptakan inovasi-inovasi terbaru dengan zat kimia. Namun, mereka adalah orang tua yang buruk bagi anaknya, mereka berdua sudah angkat tangan dengan kelakuan Nash Itsvan, mereka tak peduli. Seakan mereka kehilangan cara untuk merubah jalan hidup Nash menjadi lebih baik.

Tak lama bel istirahat berbunyi, seluruh siswa SMA Negeri 34 Jakarta langsung menyerbu kantin. Ya, termasuk Sean Whinston.

Laki laki bernama Sean Whinston berjalan mendekati mesin minuman kelang dan menuju tempat prasmanan, dia membawa satu mangkuk Mie Udon dan minuman bersoda, kemudian Sean bergabung bersama teman satu kelasnya.

"Gue gak percaya Nash itu psycho, dia gak punya nyali," ucapnya sembari menyesap minuman bersoda.

"Lo masih gak percaya ketika sudah ada bukti 10 orang meninggal dan 25 orang luka berat."

"Mungkin itu cuma rumor."

Di tempat persembunyiannya. Nash terkekeh, dia memang tidak berkutik ketika dipermainkan oleh Sean.

"Mas Sean, ini tagihannya?!" ucap Ibu penjaga kantin lalu memberikan bil tagihan di tangannya kepada Sean.

Laki- laki itu melotot sempurna ketika melihat tagihannya. Bagaimana bisa makan satu porsi Mie Udon dan Minuman kaleng mampu mengeluarkan uang 5 Juta ?

"Ini enggak keliru, kan, Bu?" tanyanya tergagap. Wanita itu menggeleng kuat, tanda dia tidak keliru.

"Bagaimana bisa makan seporsi Mie Udon dan Minuman kaleng membayar lima juta?!" teriak Sean tak terima.

Me, The ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang