“Andra dan yang di samping Lo itu Lino,” ucap Andra.
Lino? Erlino?
***
Otak Eca langsung tertuju pada nama itu. Eca pun menoleh ke samping dan benar orang itu yang kemaren menabraknya.
“Ihhh kakak yang kemaren, mana belum minta maaf lagi bikin ponsel Eca jatuh,” ucap Eca.
“Bang Evan, kakak ini kemaren nabrak aku di bandara,” sambungnya.
“Maaf,” ucap Lino dan langsung menatap Evan sambil mengangguk.
“Yaudah di maafin, tapi kak beliin makan ya?” ucap Eca sambil menatap Lino.
Lino hanya mengangguk dan langsung mengalihkan pandangannya.
Menggemaskan, batinnya.
Sedangkan teman-temannya tertawa pelan melihatnya. Lino yang menyadari ia di tertawakan langsung memberikan uang ke pada Aldi untuk memesan makanan.
“Mau apa dedek manis?” tanya Aldi pada Eca.
“Eca mau bakso sama jus jeruk,” jawab Eca.
“Samain aja,” ucap Lino.
Aldi dan Andra memesan makanan, Evan dan Selin sibuk dengan dunianya sendiri sedangkan Gio sibuk main ponsel. Eca pun hanya menatap mereka bosan dan Karina pun tak tau kemana perginya. Evan juga begitu mengabaikannya, Eca hanya menunduk sepertinya abangnya tak sayang lagi padanya.
Lino yang melihat Eca menundukkan kepalanya, hanya bisa mengusap kepala Eca. Entah dorongan dari mana Lino seperti itu.
Eca langsung menatap Lino dan langsung memeluk Lino. Lino sadar bajunya sedikit basah, ia pun langsung menatap Eca ternyata menangis. Evan, Selin maupun Gio tak menyadari itu.
Tak lama kemudian Aldi dan Andra datang membawa pesanan mereka. Mereka heran menatap Eca yang tiba-tiba nempel dengan Lino dan juga Lino yang tak marah ketika ada yang menyentuhnya.
“Eh dedek manis kenapa nih?” ucap Aldi yang membuat mereka yang duduk disitu langsung menatap Eca yang sedang memeluk Lino.
“Dek, kamu kenapa?” tanya Evan Eca hanya menggelengkan kepalanya.
Sedangkan Lino menatap Evan dengan tajam yang membuat Evan bingung, tapi ia hanya diam dan langsung makan.
“Ca, makan dulu,” ucap Lino.
Suara Lino yang lembut langsung membuat mereka menghentikan makan dan melihat Lino. Tak biasa lembut seperti ini, pikir mereka.
Tak ingin membuat masalah mereka melanjutkan makan mereka. Eca pun makan dengan lahap, melupakan semuanya.
Setelah selesai Eca langsung menatap abangnya yang masih berbicara dengan Selin, Eca hanya mendengus.
“Kak Lino, anterin ke kelas,” pinta Eca.
“Sama abang aja ya,” sahut Evan.
“Gak mau,” ucap Eca sambil berdiri diikuti Lino.
“No, maafin adek gue yang ngerepotin Lo,” ucap Evan.
Lino hanya menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan menyusul Eca yang sudah duluan.
“Kak Lino, bang Evan kok cuekin Eca sih?” tanya Eca tiba-tiba.
Lino mengerutkan keningnya, “Evan gak cuekin Lo,” ucap Lino.
“Tapi bang Evan kemaren gak gitu sama Eca,” ucap Eca dengan mata berkaca-kaca.
Lino mengusap setetes air mata yang jatuh, “ada gue, gak perlu sedih,” ucap Lino.
“Jangan nangis, sekarang masuk kelas,” sambungnya.
Setelah Eca masuk kelas Lino segera pergi ke kelasnya.
Tanpa Eca dan Lino sadari, ada yang mengikuti mereka berdua. Mereka adalah Aldi, Andra dan Gio.
“Kok Lino tiba-tiba gitu ya kalo sama dedek manis,” ucap Aldi.
“Mana gue tahu, tapi biasanya kasar gak mau di sentuh cewek,” sahut Andra.
Gio hanya mendengus mendengar ucapan kedua temannya. Lagian terpaksa juga ikut mereka berdua, tapi kalo di kantin malah jadi obat nyamuk.
“Mending Lo berdua tanya langsung, gak guna Lo ikutin mereka kayak tadi,” ucap Gio.
Setelah mengucapkan itu Gio pergi meninggalkan kedua temannya.
***
Bel pulang sekolah berbunyi, Eca dan Karina masih berada di dalam kelas merapikan buku mereka.
“Karin tadi kemana? Eca nunggu di kantin tadi,” ucap Eca.
“Maaf Ca, gue tadi juga ke kantin tapi Lo lagi sama kak Lino dan teman-temannya gue gak berani nyamperin Lo,” sahut Karina.
“Iya deh Eca maafin, ayo pulang sekarang,” ajak Eca.
Karina menganggukkan kepalanya, setelah itu mereka keluar dari kelas. Karina membawa mobil sendiri jadi Eca mencari abangnya.
Sedangkan di parkiran Lino dan teman-temannya sedang bercanda bersama.
“Van, lain kali Lo juga harus perhatikan adek, Lo. Kasihan dia, dia kira Lo gak sayang lagi sama dia gara-gara Lo sibuk sama Selin,” ucap Lino.
Mereka yang tadinya tertawa langsung berhenti mendengar ucapan Lino. Bahkan Evan langsung membulatkan matanya mendengar ucapan Lino, dia lupa adeknya itu tak suka di cuekin.
Belum sempat Evan membalas ucapan Lino tapi Eca sedang berjalan menuju mereka.
Eca yang melihat abangnya dan teman-temannya langsung berlari menghampiri mereka.
“Hai kak Lino, kak Aldi, kak Andra, kak Gio,” sapa Eca dengan senyum.
“Ayo dek, kita pulang,” ajak Evan.
“Eca mau diantar kak Lino aja, bang Evan gak asik tadi aja cuekin Eca. Nanti Eca laporin ke mama biar Abang di marahin, kak Lino anterin Eca ya?” ucap Eca.
Evan panik mendengar ucapan Eca, bisa gawat kalo mama-nya tau.
“Eh dek jangan gitu dong, Abang minta maaf. Janji Abang gak ulangi lagi,” ucap Evan.
Aldi dan Andra langsung menyeringai melihat Evan panik Gio yang dasarnya dingin kaku hanya diam menatap temannya.
“Ca, jangan mau Evan bohong tuh. Aduin ke tante Rani aja,” ucap Andra.
“Iya mending sama Lino aja dijamin aman, nanti kalo sama Evan malah dicuekin lagi,” ucap Aldi.
Evan yang mendengar ucapan temannya langsung menatap mereka tajam. Eca yang mendengar itu langsung menatap abangnya kesal, pokoknya Eca nanti harus bilang Mama-nya.
“Ihhh gak suka sama abang, nanti tak aduin ke mama,” ucap Eca sambil berlari ke samping Lino yang sudah menaiki motornya.
Mata Evan langsung melotot, dan meminta bantuan Lino tapi malah di abaikan dan menjalankan motornya dengan Eca yang sudah naik.
Aldi dan Andra pun tertawa terbahak-bahak melihat Evan yang panik. Gio hanya menatap mereka dengan diam dan ikut melajukan motornya, tak lama kemudian di ikuti dengan Aldi dan Andra sedangkan Evan kesal karena kunci motornya yang tak ketemu di sakunya.
Sedangkan Eca dan Lino tengah berada di jalan. Eca heran kenapa Lino melajukan motornya dengan pelan.
“Kak, kenapa pelan-pelan? Nanti keburu Abang Evan sampai di rumah duluan,” ucap Eca.
“Mau ngebut?” tanya Lino.
“Iya, ayo kak,” jawab Eca dengan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Lino.
Lino tersenyum menatap tangan yang memeluk pinggangnya.
Tak membutuhkan waktu yang lama mereka sampai di depan rumah Eca. Eca langsung turun dan mengucapkan terima kasih kepada Lino, setelah itu Lino melajukan motornya menuju rumahnya.
“MAMA ABANG CUEKIN ECA HUAAAA ...” teriak Eca.
Astaghfirullah, Eca.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALIN
RomanceRecalova Adeline Joan, gadis cantik delapan belas tahun yang harus pulang kembali ke rumah orangtuanya setelah sekian lama. Hari pertama sudah di buat kesal dengan seseorang bernama Erlino Andrew Herdio. Yang ternyata adalah teman dari Abangnya send...