7. Meet The CEO

833 85 612
                                    

Budayakan FOLLOW sebelum membaca.

Bantu koreksi kalau ada typo, k?

🏌🏻

The fuck just happened?!

Vigo terbaring di lantai dengan seorang gadis menelungkup di atas tubuhnya. Ini memalukan. Sangat, sangat memalukan dan merusak image Vigo.

Bisa-bisanya Vigo memilih menarik gadis ini saat hampir terjatuh karena 'ulah gadis ini sendiri'? Saking paniknya, Vigo tidak sigap sampai-sampai tidak memperhitungkan kekuatan tarikannya yang membuat gadis itu tergelincir dan mendarat sempurna di pelukan Vigo, lalu berakhir dengan mereka terjatuh bersama di lantai.

Oh, itu bukan bagian terburuk. Bagian terburuknya adalah ketika alih-alih membantu gadis ini menyingkir dari atas tubuh Vigo, orang-orang di sekitar mereka malah bertepuk tangan seolah ini hal membanggakan. Yang benar saja!

Fezy menengadahkan kepalanya yang tadinya terbenam di dada bidang Vigo. Vigo bergeming ketika pandangan mereka bertemu.

Gadis ini punya iris mata berwarna hitam. Bentuk matanya terkesan seduktif dengan bulu mata yang lentik. Saat menatap ke dalam matanya, Vigo seakan tenggelam dalam lautan penuh kesenduan. Anehnya, tatapan mata pilu itu justru terkesan menenangkan.

Fezy sendiri juga terperangah saat menatap ke dalam mata Vigo. Iris mata Vigo berwarna hijau. Jenis deep green. Warna yang sangat indah hingga Fezy terkagum-kagum dan lupa pada kenyataan bahwa mata itu menghasilkan tatapan setajam elang.

Dengan bodohnya, Fezy justru berkata, "Hey, your eyes are green."

Vigo tertegun. Meskipun rasanya aneh ketika orang bicara tentang warna mata Vigo yang sepertinya bukan hal penting untuk diutarakan, tapi cara gadis ini menyebutkan warna matanya terdengar begitu menyenangkan. Mengalun kekaguman dalam suara gadis itu.

Fezy ingin tersenyum, tapi ketika bergerak, gelas di tangannya tanpa sengaja ikut terputar hingga seketika minuman di dalamnya tumpah ke jas Vigo membuat Vigo otomatis terlonjak.

"Ah, shit! Get off of me!" seru Vigo. Serta merta dia mendorong tubuh Fezy hingga menyingkir darinya, lalu cepat-cepat bangkit dan menjauh sambil mengibas-ngibaskan pakaiannya yang basah.

"M-maaf, nggak sengaja," kata Fezy yang sudah terduduk di lantai sambil cemberut.

"Lo gila? Ngapain lo mau bunuh diri di sini?" sergah Vigo.

Fezy mengernyit bingung.

"Ngerepotin aja, sih," keluh Vigo sambil membersihkan jas dengan saputangannya. "Pake numpahin minum segala, lagi!"

Fezy beringsut dan berdiri. Dia menengadah sedikit untuk menatap Vigo yang lebih tinggi darinya. Mengejutkan. Fezy jarang berhadapan dengan cowok yang lebih tinggi darinya mengingat Fezy yang memang tergolong tinggi untuk ukuran perempuan Indonesia.

Itu adalah salah satu penyebab Fezy tidak pernah punya pacar. Fezy selalu ingin cowok yang lebih tinggi darinya dan mencari cowok setinggi itu di Indonesia sangat sulit. Karena itu, dia sedikit terkejut saat berhadapan dengan Vigo sampai dia akhirnya menyadari sesuatu.

Tentu saja! Cowok ini, kan, pasti berdarah asing. Itu terlihat dari mata hijau dan rambutnya yang berwarna coklat muda.

"Gue nggak sengaja. Lagian, ngapain lo megang dan narik-narik gue?" sahut Fezy.

Vigo menatap Fezy tak percaya. "Lo pikir gue mau? Kalo lo nggak bikin orang-orang tadi ribut sama aksi mau bunuh diri lo di tempat umum, gue juga nggak mesti terlibat," sahut Vigo kesal.

Billionaire's CaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang