Jalan-jalan di hari minggu memang pilihan yang tepat, apalagi dilakukan oleh orang yang tidak punya pasangan lebih singkatnya lagi jomblo. Jadi ini adalah opsi yang tepat untuk menyegarkan pikiran dan membahagiakan diri sendiri, sesederhana itu.
Jeonghan yang penat dengan urusan pekerjaan memutuskan untuk me time, ya setidaknya jalan-jalan tanpa tujuan atau mampir di salah satu warung makan lesehan yang menyediakan ayam penyet dengan review terbaik.
Ah, semenyenangkan itu menyendiri. Tidak perlu mengkhawatirkan penampilan ketika ingin bertemu pacar, tidak perlu membelikan pasangan ini itu, tidak butuh mengeluarkan banyak uang untuk bayar makan dan segala hal yang dibutuhkan wanita.
Jeonghan hanya memikirkan dirinya sendiri, dan ia tidak khawatir soal apapun. Dia merasa bebas. Mencintai diri sendiri prioritas nomor kosong atau lebih dulu sebelum angka satu bagi Jeonghan.
Asyik bersenandung dan melajukan motornya pelan saat akan melewati Jembatan Mahkota, jembatan yang biasanya dipenuhi lampu kelap kelip dengan beragam warna jika malam tiba namun sayangnya ia datang pada pukul sembilan pagi.
Jeonghan mengambil jalan pinggir di dekat bahu jalan jembatan karena ia memilih lajur lambat.
Saat sampai ditengah ia memicingkan matanya melihat ada wanita yang berdiri didekat pembatas jembatan sambil memajukan kepala dan merentangkan kedua tangannya.
Melihat itu Jeonghan buru-buru memelankan motornya, ia berhentikan tepat di belakang wanita itu. Mau bagaimanapun sifat Jeonghan yang sering kali menjadi alasan orang lain jengkel ini tetap harus membantu dan menjadi penyelamat untuk orang-orang yang sudah terlalu frustasi dengan dunia fana ini.
Jeonghan menggelengkan kepala panik saat terpikir keluarga yang harus ditinggalkan, sahabat, kerabat, kekasih atau mungkin hutang yang belum lunas di tangan rentenir jahat. Jadi mati bukan solusinya, ia ingat pesan Bapaknya yang bilang tidak boleh lari dari kenyataan, mau sesulit apapun itu. Kita harus percaya bisa melewatinya.
Sebenarnya Jeonghan punya phobia.
Bagaimana mau menyelamatkan nyawa orang lain, sedang dirinya sendiri saja takut ketinggian.Jeonghan berkhayal kalau ia menarik wanita ini mundur lalu wanita itu malah melemparkan diri ke sungai apa dia tidak ikut jatuh juga? Atau bisa jadi mereka terlempar ke belakang, yang dimana ada jalan raya luas dipenuhi banyak mobil dan motor berlalu lalang dengan kecepatan penuh.
Jeonghan takut skenario di kepalanya sendiri, tapi ya masa dia mundur padahal sudah berdiri dibelakang wanita ini. Nanti bukannya dikenal sebagai penyelamat dengan aksi heroik ia malah dicap sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab karena membuat kekasihnya bunuh diri di depan mata.
"Mengerikan sekali." Jeonghan bergidik ngeri.
"Ah sudahlah lupakan, lambat sekali aku ini."
Dengan jantung yang berdebar, Jeonghan memberanikan diri melangkah mendekat secara perlahan bahkan tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe: Oneshoot Story
Short StoryJeonghan SEVENTEEN & Rosé BLACKPINK c'mon over here ✧˖ Cafe ini menyediakan berbagai macam menu story dengan berbagai genre dan plot, dipersilahkan untuk menikmati. ꒰ Jeonghan and Rosé collection oneshoot random ꒱ start : 08. 06. 2023 by. ayseeposie...