[sembilan] - bianglala

425 65 3
                                    

request dari NandaNanda782

"Capek ya? Mau aku pijetin nggak?" tawar Rosé saat dia dan Jeonghan yang berstatus suaminya itu duduk di sofa ruang keluarga sambil menatap salah satu acara televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Capek ya? Mau aku pijetin nggak?" tawar Rosé saat dia dan Jeonghan yang berstatus suaminya itu duduk di sofa ruang keluarga sambil menatap salah satu acara televisi.

"Jangan. Sini aku aja yang pijetin kamu. Seberat-beratnya kerjaan aku pasti lebih berat jadi kamu yang harus bawa perut besar gitu kemana-mana," tolak Jeonghan secara halus, membawa tangannya untuk memijat pundak Rosé yang hanya pasrah menerima.

Saat ini Rosé sedang hamil tujuh bulan, Jeonghan tentu saja tidak tega membiarkan istri tersayangnya itu melakukan hal-hal berat seiring membesarnya perut wanita itu, sedikit berlebihan memang apalagi Rosé hanya menawarkan sedikit pijatan untuknya, Jeonghan tetap melarangnya.

Rosé sama sekali tidak kekurangan perhatian dari sang suami. Semua yang ia butuhkan selalu Jeonghan sanggupi.

"Nggak papa. Kita kan punya tugas masing-masing." Jeonghan mengangguk.

"Oh iya, tadi jadi periksa ke dokter kandungan 'kan?"

"Jadi dong. Dokternya bilang anak Bunda sehat, pasti dia seneng soalnya Ayah selalu nurutin kemauannya dia." Rosé berucap sambil mengusap perutnya yang buncit, senyumnya merekah mengingat pesan dari dokter sebelumnya.

"Ayah mau nyapa dong." Rosé membalikkan tubuhnya menghadap Jeonghan, merasakan telapak tangan pria itu dari luar bajunya.

Pria itu mengusap perut istrinya naik turun dengan pelan, Jeonghan terkejut saat sapaannya dibalas dengan tendangan kecil. Anaknya ini sangat aktif.

Rosé meringis ngilu merasakan pergerakan yang timbul itu. "Jangan bikin Bunda sakit ya, Nak. Tendangnya pelan-pelan aja. Ayah tau kok kamu itu suka banget kalau Ayah nyapa tapi jangan kuat-kuat nendangnya ya." Rosé terkekeh mendengar Jeonghan yang sibuk bicara di depan perutnya.

Merasakan usapan Jeonghan yang teramat lembut membuat Rosé terbuai, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dibantu Jeonghan.

"Maaf ya, aku hari ini nggak bisa nemenin periksa karena harus kerja, pasti kamu kewalahan pergi sendiri dalam keadaan kamu sekarang."

Jeonghan membawa Rosé bersandar pada dadanya, ia melingkarkan tangannya di belakang leher Rosé, mengusap lengan atas wanita tercintanya itu.

"It's okay, tapi aku minta imbalannya ya!"

Jeonghan sontak tertawa melihat tingkah imut calon Ibu ini. "Ini kemauan Bunda atau anaknya?"

Rosé berpikir sejenak. "Hmm.. kita berdua. Kita kan selalu kompak."

Jeonghan gemas dengan wanita yang berada dalam rengkuhannya itu, dia mengelus lembut kepala istrinya itu dengan sayang. "Mau apa?"

Cafe: Oneshoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang