[empat] - teman vs mantan

681 69 4
                                    

"Kak Rosé udah punya pacar belum? Kalau belum pacaran aja sama Om aku, dia udah tua tapi jomblo terus Kak, kasian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Rosé udah punya pacar belum? Kalau belum pacaran aja sama Om aku, dia udah tua tapi jomblo terus Kak, kasian." Anak umur empat tahun yang sangat lancar mengkoreksi Om-nya sendiri.

"Liat Kak! Siapa yang ngajarin anakmu begini nih," adu Jeonghan pada sang Kakak, Irene.

"Tapi Lijah ngomongin fakta Dek, salah kamu umur segini masih aja mengharap mantan." Irene menyuapi Elijah yang sibuk bermain dengan Rosé, wanita itu hanya mampu menggelengkan kepala melihat dua kakak beradik yang dari dulu senang sekali berdebat meskipun meributkan sekedar hal yang sepele.

"Loh kok bahas mantan ini, Jeonghan sampai sekarang masih belum move on juga sama Sowon?" tanya Mamanya.

"Mama kok jadi ikutan terprovokasi Kak Irene, siapa bilang aku gagal move on. Cewe banyak kok," sahut Jeonghan santai.

"Iyaa nih Rosé contohnya, pinter banget lagi dia. Sekarang udah kuliah jurusan hukum." Irene membuat suasana yang sebelumnya canggung menjadi riuh lalu kembali kaku karena perkataannya.

"Jangan begitu Kak, enggak enak sama Rosé. Kalau dia enggak nyaman gimana. Iya kan Rosé?" Jeonghan terus memberikan perlawanan sekuat yang ia bisa untuk Kakaknya, bukan tidak ingin disandingkan dengan Rosé seorang wanita muda yang tumbuh menjadi seorang yang berprinsip dan berprestasi tapi ia hanya menghindari situasi tidak nyaman apalagi ia baru beberapa bulan ini bertemu lagi dengannya.

"Hehe iyaa Mas, nggak apa-apa kok."

Mama Irene membuka suara lagi dengan intonasi suara yang lembut seperti pada umumnya seorang Ibu yang bertanya pada sang anak. "Rosé, selama pindah sampai sekarang kuliah memang sudah ada pacar, Nak?"

Jeonghan beralih melirik Rosé menunggu jawaban yang keluar.

"Aku memutuskan buat nggak pacaran Tan, mau fokus pendidikan sama karir dulu. Urusan pasangan kan bisa dikesampingkan dulu lagipula kisah cinta anak sekolah biasanya dominan banyak sakitnya."

"Rosé kamu bikin Kakak jadi makin kagum deh sama kamu, kalo iparnya begini sih nggak mau nolak aku Ma." Irene tersenyum manis ikut menyuarakan kekagumannya pada Rosé yang mendudukan Elijah di pangkuannya.

"Mama juga enggak bilang nolak, kapan lagi ada wanita yang bisa mengambil keputusan tidak mau pacaran selama dua belas tahun sekolah ditambah kuliah, wanita yang ingin fokus pada pendidikan dan karir lalu siap mencari laki-laki yang serius untuk hubungan yang pasti," ungkap Mama Irene.

"Tapi pasti ada yang deketin kamu kan Rosé? nggak mungkin wanita secantik dan secerdas kamu nggak pernah diincar," tanya Irene penasaran.

"Em ada beberapa Kak, tapi aku tolak. Aku juga nggak yakin hubungan kaya gitu bisa bertahan lama dan menjamin bisa sampai menikah jadi buat apa buang-buang waktu." Rosé menjelaskan alasannya secara lugas dan pasti.

"Nah bagus itu, laki-laki jaman sekarang juga sukanya main-main aja pas diminta kepastian selalu ngundur-ngundur waktu."

"Dengerin loh kupingmu Han, cari cewe tuh kaya Rosé ini loh. Yang jelas berpendidikan, cerdas, dewasa, rendah hati, sudah pasti setia, punya prinsip kuat, mandiri, bibit bebet bobotnya pun terhormat." Irene melanjutkan, dengan iringan tawa kecil dari Rosé meningkahi segala macam jenis pujian yang ditujukan untuknya.

Cafe: Oneshoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang