aku nulis cerita ini duluan, terus ngeliat dm cutetataaa yang rq tema sekolah. Kebetulan yang pas banget. Jadi, chapter ini buat kamu yaa.
happy reading !
"Kasian banget cewe gue pasti kecapean ya? Sini biar gue bantu."
Rosé menoleh dengan mata mendelik tajam mendengar suara yang ia hindari sekuat tenaga selama sebulan terakhir ini.
"Kedatangan lo nggak membantu sama sekali, yang ada bikin rusuh tau nggak!" tangkis Rosé.
"Lagian sejak kapan sih seorang Yoon Jeonghan mau bantuin orang, lo kan picik taunya nyuruh doang." lanjutnya lagi.
"Lo punya privilege dari gue." Jeonghan menarik paksa sebagian tumpukan buku yang dibawa Rosé dari dalam kelasnya.
Ketika berjalan berdampingan, berbicara bahkan mendapatkan perlakuan khusus dari Jeonghan yang notabenenya adalah siswa cerdas dan berprestasi tidaklah membuat Rosé sedikitpun merasa bangga.
Bagaimana tidak? Walau tertutupi dengan seluruh kesempurnaan nya seorang Jeonghan ini dikenal dengan gelar pemain wanita di sekolah, ini adalah sekian dari banyaknya alasan yang Rosé susun untuk menolak Jeonghan dengan kuat.
Jeonghan adalah siswa yang pintar dalam segala segi baik akademik maupun non-akademik. Pemuda itu juga mengikuti banyak ekskul olahraga, begitu pandai dan tampannya ia ketika sedang mendribble bola basket atau menguasai lapangan membuatnya banyak dilirik dan dipuja siswi di sekolah.
Namun ada satu orang yang tak pernah jatuh pada semua pesona itu. Roséanne Park.
Ia pun bingung kenapa satu bulan belakangan ini Jeonghan kerap kali mengusiknya saat berada di sekolah, padahal mereka berdua berada di kelas yang berbeda walau di angkatan yang sama.
Keduanya pertama kali saling kenal bulan lalu saat sekolah sedang mengadakan study tour, setelah itu Rosé tidak tau lagi kapan ia punya waktu dengan Jeonghan sampai membuat pria itu tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat padanya.
"Abis ini Kakak selesai kan? Makan bareng aku yuk," ajak seorang adik kelas, menurut penerawangan Rosé gadis ini pasti menyukai Jeonghan. Sudah biasa, setiap hari rasanya Rosé selalu mendengar kalimat ajakan dan pujian tertuju untuk Jeonghan di seluruh penjuru sekolah.
"Gue nggak bisa."
Gadis itu sudah berdiri kurang lebih dua puluh menit demi menunggu Jeonghan, Rose merasa heran kenapa siswi-siswi di sekolah ini begitu memuja Jeonghan sampai berani melakukan apa saja.
Rosé hanya melirik sekilas lalu kembali menyibukkan diri menyusun buku-buku, Jeonghan membantu walaupun Rosé sudah mengusirnya. Rosé terlalu muak mendengar ocehan wanita wanita disekitarnya.
Rosé hanya ingin hidup tenang.
Dan berada di dekat Jeonghan sama sekali bukan solusinya.
"Yah kenapa? Padahal aku bawain bekal loh buat Kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe: Oneshoot Story
Short StoryJeonghan SEVENTEEN & Rosé BLACKPINK c'mon over here ✧˖ Cafe ini menyediakan berbagai macam menu story dengan berbagai genre dan plot, dipersilahkan untuk menikmati. ꒰ Jeonghan and Rosé collection oneshoot random ꒱ start : 08. 06. 2023 by. ayseeposie...