04. Kiss

1K 165 29
                                    

Happy reading
Typo bertebaran

WARNING 🌚

***

Suasana pagi ini terlihat sangat aneh, pasalnya ibunya- Tiffany terus saja tersenyum.

Bukannya Lisa tidak bahagia melihat sang ibu gembira, hanya saja kenapa tiba-tiba?

"Ku dengar, Nyonya Yoona mengatur perjodohan untuk mu. Aku turut senang. Hari ini bukankah kau akan menemui lelaki itu." Ujar Tiffany sumringah.

Ah ya, Ya tuhan Lisa melupakan janji temunya dengan Hanbin karena benar-benar tidak fokus akibat peristiwa menegang kan semalam, mengurus dua tuan muda keluarga Oh rupanya menguras banyak tenaga dan pikiran.

"Kau harus juga memikirkan kehidupan mu, aku tidak ingin melihat mu menghabiskan hidupmu untuk mengabdi pada keluarga Oh." Ujar Tiffany memberi nasehat.

"Jangan lupa cari lelaki kaya. Hahha." Timpal Haruto ikut bersuara.

"Kau ini." Cibir Lisa tak habis pikir.

"Tidak perlu kaya, yang penting baik hati, matang secara fisik dan materi."

Netra Lisa dan Haruto mendelik mendengar ucapan ibunya, bukankah sama saja? Lelaki kaya dan lelaki matang materinya?

"Baiklah baiklah, aku harus pergi memenuhi janji kencan." Ujar Lisa bersiap merapihkan sedikit wajahnya dan rambutnya.

Tiffany menelisik kembali penampilan putrinya. "kau berkencan dengan pakaian formal kantor seperti ini? Yang benar saja Lalisa, Oh ya tuhan." Pekik Tiffany tak habis pikir.

Lisa yang tak mengerti kesalahannya dimana, hanya bingung dan tersenyum kaku.

"Ayo ganti pakaian mu, akan kucarikan gaun indah untuk kencan putriku." Perintah Tiffany tak terbantah dengan nada ceria yang kentara.

Kalau sudah begini bagaimana Lisa bisa menolak?

***

"Maafkan aku, aku terlambat lagi." Sesal Lisa merasa bersalah.

Hanbin menatap takjub penampilan Lisa yang terlihat manis dan cantik.

Dengan senyuman merekah. "Tak apa, bahkan jika aku harus menunggu selama seratus tahun untuk perwujudan dewi seperti mu, tak apa tak masalah." Rayunya manis.

Lisa hanya terkekeh geli mendengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa hanya terkekeh geli mendengarnya. Ia apapun tujuan pujian Hanbin, ia berterimakasih untuk itu, setidaknya Omelan ibunya tak sia-sia.

Lisa sudah sangat pusing mendengar ocehan ibunya, tentang kehidupan pernikahan. Dan jangan terlalu fokus bekerja.

"Apa boleh aku memotret mu?" Izin Hanbin lembut.

Hanbin sendiri mengatur kencan kali ini untuk berjalan-jalan romantis d ipantai. Lelaki bangir itu sangat suka pemandangan. Dan dengan ide ide romantis nya, Lisa hanya bisa Menurut saja, toh tugas dia hanya berusaha membuka hati untuk Hanbin, atau setidaknya memberi ruang sedikit untuk Hanbin dihatinya.

The Secre[t]tary {Hunlis}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang