09. Lovesick Oh

909 140 22
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran
Mature content 🌚


***


Sehun menghela nafasnya gusar, hari ini sosok sekertaris cantik nya cuti.

Sehun hafal, Lisa menghindari dirinya karena insiden di penginapan kemarin malam.

Ia menyesal karena tidak menahan diri. Dan ia kesal karena Lisa, justru menghindari nya. Alih-alih ada kemajuan dari hubungan keduanya, kini justru semuanya terasa jauh.

Sang supir-Haechull menghela nafasnya lelah, ia paham Sehun pasti merasa sedih dan tak karuan.

"Hari ini aku juga cuti." Ujarnya cuek dan berlalu begitu saja.

Sehun sama sekali tak semangat untuk bekerja moodnya berantakan.

Haechull hanya menunduk patuh, mau bagaimana lagi, hanya Sehun lah yang berkuasa.

***

Tiffany menatap heran putri sulungnya yang tengah ikut sarapan bersamanya, pasalnya tak biasanya Lisa menyempatkan waktunya bersama karena terlalu sibuk mengabdi pada pekerjaan nya.

"Kau tidak bekerja?" Tanya Tiffany penasaran.

Lisa hanya tersenyum kikuk. "Aku lelah." Jawabnya dengan cengiran khas.

"Tumben sekali, bukankah kau sangat cinta pada pekerjaan mu." Timpal Haruto mengejek kakaknya.

Mendengar ejekan dari adik laknatnya tentu Lisa tidak tinggal diam, ia langsung menendang kaki Haruto dibawah meja makan.

"Ya!! Noona!" Pekik Haruto dramatis.

Tiffany hanya menatap jengah perkelahian kecil kedua anaknya. Namun keningnya menatap aneh tanda kemerahan di leher putrinya, ia tampak tak asing dengan bentuk kemerahan tersebut.

"Leher mu kenapa merah begitu?" Tanya Tiffany curiga, tiba-tiba pikirannya melayang, teringat akan putrinya yang kala itu terjebak Macet dan hujan dengan Sehun? Apa telah terjadi sesuatu yang iya iya antara Sehun dan Lisa??

Mendengar pertanyaan spontan sang ibu, tubuh Lisa menegang kaku, ia tidak menyadarinya. Maksudnya ia pikir ibunya tak kan sadar, mungkin karena tatanan rambutnya tergerai akibat banyak bergerak karena berkelahi dengan Haruto.

Sadar akan ada pembicaraan serius antara ibu dan kakaknya. Haruto lebih dulu pamit undur diri untuk berangkat ke sekolah. Sebenarnya ia juga melihat dengan jelas, dan tentu ia tahu, wajar saja ia tak sepolos itu untuk ukuran remaja lelaki. Hanya saja ia memilih tuk bungkam dan bertingkah seolah tak tahu apapun.

"Sebaiknya aku pergi ke sekolah Sekarang, aku pergi." Ujar Haruto berlalu dan meja makan, meninggalkan kecanggungan antara Lisa dan ibunya.

"Kau belum menjawab ku Lalisa, ada apa dengan lehermu?" Tanya Tiffany terus menekan Lisa. Ia penasaran, pikirannya sudah negatif memikirkan apa yang telah putrinya lalui.

"Ini, kena gigitan serangga." Jawab Lisa sekenanya. Ia takut ibunya tak percaya.

Tiffany mengernyitkan keningnya bingung. "Apa kau sudah olesi salep? Khawatir nanti infeksi." Ujar Tiffany ikut memeriksa leher Lisa.

"Akan ku obati." Ujar Tiffany lembut.

Mendengar penuturan Tiffany, Lisa terkejut, ia bahkan tersedak oleh nafasnya sendiri. "Tidak perlu Bu, aku baik -baik saja." Jawab Lisa, ia berusaha tidak ingin membuat Tiffany curiga. Pasalnya kemerahan yang Sehun buat bukan hanya dileher saja, ada beberapa tanda kemerahan lainnya yang tercetak sempurna di dadanya. Jika Tiffany melihatnya tentu akan menjadi rumit.

The Secre[t]tary {Hunlis}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang