Happy Reading
Typo bertebaran****
Jepretan kamera terlihat seperti flash kilat, menyoroti sosok wanita rupawan, yang tengah berpose.
Niat hati ingin mengecek situasi dari marketing komersil, dirinya dikejutkan dengan keluhan para pegawai yang kalang kabut, karena sosok bintang yang mereka sewa, mengalami kecelakaan dan tak bisa membintangi pemotretan proyek ini.
Sebisa mungkin ia menolak keras kala para pegawai memintanya untuk menggantikan sang model. Lisa justru meminta salah satu dari mereka saja untuk mengback-up kekacauan ini, namun masing-masing dari mereka telah memegang tugas.
"Lisa, tegakkan sedikit wajah mu." Teriak Mino, mengatur sang model agar tampak cantik dikamera.
Lisa hanya menurut dan tersenyum. Dalam hati sebenarnya ia muak, tapi mau bagaimana lagi, bagaimanpun divisi ini menjadi tanggungannya. Lisa ikut bertanggung jawab, orang-orang di divisi ini adalah pilihannya. Sebelum menjadi sekertaris pribadi, Lisa pernah menjadi HRD di kantor sebelumnya. Dan tuan Siwon mempercayakan segalanya pada Lisa.
"Lebih santai lagi Lisa, kau jangan terlihat takut seperti itu, kami tidak berniat menjual mu, tenang saja." Ujar Seulgi ikut berkomentar.
"Lagipula ini bukan pemotretan majalah dewasa, jadi santai saja Lisa." Timpal Mingyu ikut terkekeh dengan kalimatnya sendiri.
Mendengar candaan Mingyu, Lisa hanya mendelik sebal. Dan hal itupun berhasil mengundang tawa.
Ketika sedang berusaha menghayati peran, mata Lisa terbelalak, kala mendapati Sehun tengah berdiri tegak menatap tajam ke arahnya.
Entah kenapa, rasanya gugup dan malu.
Pantas saja keadaan tampak kondusif.
"Ayo, selesaikan, aku rasa punggung ku akan berlubang, karena Pak direktur terus menatap tajam ke arah kita." Keluh Mino gelagapan.
"Kau cantik." Ujar Mingyu, seraya memberi sebotol air mineral, berlaga seperti kekasih idaman dan pengertian bukan?
Melihat aksi picisan Mingyu pun rekan-rekan divisinya menyoraki nya dengan heboh.
"Kalian serasi." Puji Seulgi terkikik sendiri.
"Benarkah? Wah terimakasih." Jawab Mingyu bangga, seraya menaik turunkan alisnya menatap Lisa.
"Sekertaris Ly? Apa semuanya berjalan lancar? Kenapa sangat lama sekali mengecek hal seperti ini." Tanya dingin seseorang, yang sejak tadi kepalanya sudah mengeluarkan asap, menyaksikan kekasihnya digoda oleh adik tiri sialannnn nya.
Sontak semuanya tampak terdiam.
"Aku akan menjelaskannya, pak direktur." Jawab Lisa sebisa mungkin menutupi kegugupannya.
"Bagus, itu yang aku mau. Ikut aku dan jelaskan Se-mu-a-nya." Ujar Sehun berlalu begitu saja.
Menyisakan para pegawai yang menatap khawatir Lisa, sang sekertaris.
"Lisa, maafkan kami." Ujar Seulgi merasa bersalah.
Lisa hanya mengangguk dan tersenyum. "Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja." Ujarnya menenangkan.
****
Sejak tadi Sehun, terus diam, tak bersuara. Lisa yang tengah merapikan meja makan pun, jadi bingung harus berbuat apa.
Makanan yang tampak lezat yang berhasil ia sajikan, rasanya menjadi tak enak dan hampa, karena kecanggungan keduanya.
"Pak direktur, aku pamit untuk pulang." Lebih baik ia pulang bukan? Menenangkan pikirannya dan tidur. Tidur adalah solusi dari semua masalah.
Baru saja hendak melangkah, Sehun menariknya dan mendudukkannya di pangkuan nya.
"Kau ini tidak romantis sekali, harusnya kau bujuk aku, kenapa malah mau pergi." Keluh Sehun seperti anak kecil, yang kesal karena tak dibujuk.
"Aku kesal karena kau pergi terlalu lama, aku kesal karena Mingyu terus menatap mu, aku kesal kau disebut lebih serasi dengan Mingyu, aku kesal karena aku menahan rindu sendirian."
Oh ya ampun, kemana Oh Sehun yang dingin dan irit bicara? Kenapa kini yang memeluknya seperti anak kecil yang mendumel karena ibunya tak mempedulikannya.
Lisa terkekeh gemas, melihat raut wajah murung Sehun. "Oppa, kau menggemaskan." Ujar Lisa riang.
Sehun hanya diam, dan sibuk membuka kancing kemeja, sekertaris nya.
"Harus ada jaminan dari rasa sebal ku hari ini." Bisiknya, seraya mencium pelan leher Lisa, gadis yang tampak ceria itupun, langsung terdiam membeku, kala merasakan tangan kekar Sehun, sudah berkeliaran bebas di dadanya.
"Pak direktur." Erang Lisa tertahan, seraya berusaha menahan tangan kekar Sehun.
"Baby girl, ayo, berkeringat bersama." Bisik Sehun sensual
***
Suasana tampak canggung, kala Lisa, harus duduk bersama Yoona, dan memperhatikan Sehun yang tengah duduk bersama dengan Nayeon.
Setelah selesai digempur habis-habisan oleh Sehun, Yoona menghubungi Lisa untuk meminta bantuan padanya, meminta agar Sehun mau makan malam dengan Nayeon.
Tentu mau tak mau, Lisa harus membantunya.
"Bukankah mereka serasi?" Tanya Yoona seraya menatap serius sang putra.
"Iya, mereka serasi." Jawab Lisa seadanya.
"Apa kau sudah menemukan siapa wanita yang Sehun sukai?" Tanya Yoona penasaran.
"Maafkan aku nyonya Oh, aku tidak tahu." Jawab Lisa, dalam batinnya Lisa terus merapalkan permintaan maaf, ia merasa bersalah. Bukan hanya di sukai, bahkan kini Lisa dan Sehun menjalin sebuah hubungan terlarang. Hikss serem.
"Siapapun wanita itu, kita harus singkirkan. Putraku harus bersama dengan Im Nayeon. Titik, tidak ada koma." Tatapan Yoona tampak berapi-api dan penuh ambisi Lisa dapat melihatnya dengan jelas.
Lisa hanya tersenyum getir. Ko sakit? Tapi gak berdarah? Ko krek terasa seperti ada yang patah.
Tapi bukankah Lisa ingin sekali saja egois? Bukankah Sehun sendiri memintanya untuk berjuang bersama? Jadi biarlah Lisa tak mau terlalu pusing memikirkannya. Biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya.
Sehun menghela nafasnya gusar, ditatapnya dari kejauhan Lisa yang tengah duduk bersama ibunya, Sehun yakin ini pasti ulah ibunya. Ibunya lah yang menekan nya untuk tetap bersama Nayeon.
'sepertinya, aku harus menghamili Lisa.'
Sehun benar-benar ingin nekad, tapi ia tidak bisa, ini bukan hanya tentang dirinya saja, tapi juga tentang Lisa, tapi apakah tidak bisa mereka egois untuk kebahagiaan nya?
TBC???
Duh aku nulis apaan ini wkwkwkw gpp, yang penting update daripada kagak, yang bener aje rugi dong
Jangan lupa vote dan komennya 🤗✍️✍️😭
Obsession sedang digarap😁✍️
Black Pearl sedang otw✍️✍️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secre[t]tary {Hunlis}
ChickLitMature content ini tentang sosok Lalisa yang bekerja menjadi sekretaris dari keluarga konglomerat Korea. ayahnya dulu supir kepercayaan dari keluarga Oh ini, dan kini berkat kecerdasan dan kegeniusan Lisa, ia diangkat langsung oleh tuan Oh Untuk me...