Nothing I'm Fine [END]

EXTRA PART

Kata orang, tingkat sayang tertinggi adalah melepaskan dia pergi
________

Jakarta, 15 April 2022

~Farhan~

Hari yang panjang tuk di kenang, hari yang indah tuk di hapuskan, ada hati yang bersemi di tengah musim hujan.

Tinta hitam akan mewarnai setiap langkah yang berlalu, tertulis jelas di atas lembaran kertas putih penuh dengan kata tentang nya, tentang dia, dan tentang kebersamaan. Tanpa tau di titik mana akan berhenti, dan di garis mana ia akan mengakhirinya.

Entah terjadi kebetulan, atau memang sudah kehendak takdir. Yang jelas, pertemuan itu telah tercatat abadi di awal paragraf, sebuah buku diary kecil catatan harian Farhan.

Masih di hari yang sama, tanggal yang sama, serta momen yang sama. Hanya saja sedikit lupa, kemana arah jalan pulang?

Hari berselimut haru, yang datang dan takdir akan mengingatnya. Di momen yang indah itu, tak mungkin di biarkan berlalu begitu saja tanpa ada cenderamata.
Sebuah foto akan menjadi bukti betapa indah hari itu pernah terjadi.

Farhan bertarung dengan perasaan nya sendiri. Mau tidak mau, aku harus kembali menjadi diriku yang dulu. Bukankah dulu aku sudah melewati nya? Ya, setidaknya ini akan sulit. Aku hanya butuh menyibukkan diri.

Pahit manis pernah kita lampaui. Dan segala yang pernah ku perjuangkan kini harus ku akhiri. Sulit rasanya, jika harus kehilangan lembaran kisah lama. Dan kini meski memulainya dengan lembaran baru. Tapi itulah keputusan yang sudah Farhan buat.

Sesuatu yang pernah Farhan genggam erat, memang sudah sepantasnya di lepas. Ia akan berusaha untuk meninggalkan ini semua. Meski pada akhirnya semua tak mungkin bisa ia lupa. Ia akan terus berusaha merelakan nya. Meski sebenarnya tak mau kehilangan.

Ku tak tau harus bagaimana lagi tanpamu. Ku tak tau lagi bisakah ku tegar menjalani hari-hari tanpamu. Dirimu yang selalu membuatku tersenyum. Tersenyum kala ku di landa sedih. Dirimu yang selalu membuat ku ceria membagi keceriaan di saat ku sepi.

Tapi mengapa kau pergi dariku? Meninggalkan ku tanpa kepastian dan meninggalkan sejuta kenangan. Kini senyuman itu hilang dan berubah menjadi kepedihan. Kini senyuman itu hilang dan berubah menjadi kesedihan.

-SELESAI-