(02) Xiaojun

24 6 0
                                    

Happy reading:)










Namaku Xiao De Jun dan orang-orang memanggilku Xiaojun kecuali Lucas dan Hendery yang malah memanggilku Dejun. Seharusnya aku sekolah SHS kelas dua seperti Hendery tapi Gege tak mengizinkanku.

Aku merengek pada Mama dan Papa tapi mereka menggeleng dan berucap, "kau tak perlu sekolah, kau kan sudah pintar."

Maka dari itu aku tak pernah membahas tentang sekolah lagi apalagi di depan Gege. Oh ya aku ceritakan sedikit tentang Gegeku.

Aku mempunyai Kakak laki-laki bernama Kun, dia galak tapi aku tetap menyayanginya.

Gege selalu pulang larut malam dan terkadang tidak pulang. Gege sangat baik padaku, memberiku nasehat yang sulit ku mengerti, memberiku makanan dan uang meskipun tak banyak.

Tetapi jika Gege sudah dalam mode galaknya dia akan membentakku dan meneriakkan kata-kata yang tak ku paham. Sehingga berakhir dia dan aku menangis.

Papa dan Mama tidak akan memarahi Gege. Mereka berdua hanya diam atau bahkan tidur nyenyak.

Untungnya kali ini Gege tidak dalam mode galak, dia memanggilku dari arah dapur. Ternyata dia membawa makanan untuk makan malam.

Aku hendak memanggil Mama dan Papa untuk ikut bergabung di meja makan tapi Gege mencegahku dengan suaranya.

"Mau kemana?"

Mendengar pertanyaannya membuatku teringat sesuatu, "oh iya ya, kan Papa sama Mama sedang keluar."

Gege terdiam. Aku mencuci tanganku lalu mulai melahap makananku dengan pelan-pelan. Di saat makananku tinggal setengah, milik Gege justru sudah habis. Memang Gegeku adalah tipe orang yang makannya cepat.

"Xiaojun, kamu tidak boleh seperti ini terus, kamu harus lawan itu."

Lagi-lagi Gege menasehatiku dengan kalimat yang sama tapi aku tetap tak paham sampai detik ini.

"Apa yang harus ku lawan Kun Ge? Aku tak punya musuh."

"Bukan itu maksudku, kau harus sadar jika dunia kita tak lagi sama."

"Apa maksud Kun Ge? Aku tak paham."

"Coba kamu lihat, di meja makan ini ada siapa saja?"

"Aku dan Gege." Jawabku pelan.

"Papa dan Mama kemana?"

"Pergi,"

"Pergi kemana?"

"Mereka tak memberi tahuku, mereka hanya pamit lalu pergi."

"Xiaojun cari tau jawabannya, Aku ingin kamu sembuh."

Ucapan terakhir Gege membuatku tersulut.

"Aku tidak sakit Kun Ge!" Ucapku sedikit teriak.

"Kamu sakit Xiaojun! Kamu sakit!"

Gege membentakku, lagi. Kepalaku mulai pusing, aku tidak ingin kejadian itu terjadi lagi.

"Baiklah! Aku akan sembuh!"

Aku berdiri setelahnya dan meninggalkan Gege sendirian di dapur. Di dalam kamarku yang gelap aku langsung merebahkan diri di kasur dan menutupi seluruh tubuhku dengan selimut.

Aku terisak di dalam selimut. Menangisi sakit yang aku sendiri tak paham. Aku merasa kehilangan, aku merasa kesepian, aku merasa hancur, aku merasa dunia ini tak lagi sama. Tapi aku tak paham dengan keadaanku sendiri.

Jelas-jelas aku bisa melihat Papa, Mama, dan Gege. Tak ada yang hilang tapi aku merasa kehilangan. Gege bilang aku sakit dan harus sembuh. Tapi bagaimana aku bisa sembuh jika aku tak tau sakit apa?

Hurt | 99L NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang