(04) Awal Mula

22 5 0
                                    

Happy reading:)




















Hendery, Lucas, dan Xiaojun, entah kenapa Tuhan mentakdirkan mereka bertiga bertemu. Tiga pemuda konyol yang bersatu dalam tali persahabatan.

Awal mula mereka bertemu itu tahun 2018 di musim semi.

Hari Selasa, seharusnya di jam sekarang ini Hendery sudah pulang sekolah tapi nyatanya ia terkapar tak berdaya di sofa ruang tamu.

Tubuhnya lecet dan dipenuhi lebam bahkan sampai meneteskan darah. Keadaannya sudah seperti ini sejak pagi karena itu ia memilih absen.

Semalam Ayahnya itu datang dengan keadaan marah karena hasil nilai ujiannya yang terbilang buruk. Sang Ayah tak segan-segan memukulnya dan memberi pecutan dari sabuk. Bekas pecutan nya masih terasa sampai sekarang.

Hendery mengerjapkan mata berulang kali sampai penglihatannya jernih. Tubuhnya terasa sangat sakit dan perutnya meronta minta makan. Walau sulit ia berusaha untuk duduk.

Seingatnya ia kehabisan salep dan perban membuatnya terpaksa harus membeli di apotik jika ingin lukanya kering. Ia meraih topi dan dompetnya di meja makan.

Langkah demi langkah sangat menyakitkan bagi Hendery. Sepanjang perjalanan ia meringis menahan perih. Ia pun berhasil sampai di apotik. Langsung saja ia membeli barang yang ia butuhkan.

Usai mendapat apa yang ia butuhkan, ia kembali melangkah untuk pulang. Hendery sadar di belakangnya ada seseorang yang mengikutinya. Kemudian orang tersebut menyamai langkahnya.

"Keadaan lo gak baik-baik aja, perlu bantuan?" Ucap orang tersebut yang ternyata seorang pemuda seumuran Hendery.

Hendery hendak menolak tapi orang itu kembali berucap.

"Ayo duduk di situ dulu."

Mau tak mau Hendery mengikutinya. Pemuda itu melangkah mendekati taman ujung komplek. Hanya ada satu kursi taman di sana dan sudah ada pemuda lain yang mendudukinya.

"Permisi, bisa geser sedikit?"

Akhirnya Hendery dan dua pemuda yang tak ia kenal duduk di kursi taman itu.

"Luka lo keliatannya parah, gue bantuin ya."

Hendery mengangguk kaku lalu menyodorkan kresek yang ia pegang. Pemuda di sampingnya itu menaikkan lengan bajunya. Terlihat jelas luka-luka yang berwarna ungu dan beberapa bercak darah.

Pemuda itu sedikit terkejut tapi ia lanjut mengoleskan salep di lengan Hendery. Hendery kira pemuda itu akan menanyai dari mana ia mendapatkan luka-luka mengerikan itu tapi nyatanya tidak.

"Nama gue Xiaojun, nama lo siapa?"

"Hendery."

"Kalo lo namanya siapa?" Pemuda yang sejak awal duduk di situ sedikit tersentak karena ditanyai oleh Xiaojun.

"Gue Lucas," sejak kedatangan dua orang asing yang duduk disampingnya, Lucas memperhatikan bagaimana Xiaojun yang menaikkan lengan baju Hendery hingga menampakkan luka-luka mengerikan yang membuatnya meringis.

"Itu luka ngeri banget dah, gak sakit emang?" Tanya Lucas polos.

Hendery tertawa kecil sedangkan Xiaojun memukul lengan Lucas tanpa beban.

"Sakit tapi udah biasa."

Kedua lengan Hendery akhirnya sudah diobati dan diperban.

"Makasih ya Xiaojun."

"Iya sama-sama, lukanya di lengan doang kan?"

Sebenarnya tak hanya di lengan, perut dan punggungnya juga dipenuhi luka tapi tak mungkin Hendery mengatakannya.

Hurt | 99L NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang