Happy reading:)
Tak terasa mereka sudah bersama hingga setahun. Hari-hari mereka lewati dengan tingkah konyol dan senyum bodoh. Mengobrol banyak hal dan tertawa karena candaan yang mereka buat sendiri.
Setiap weekend ada saja rencana yang mereka buat. Sabtu ini mereka berencana melakukan camping. Jangan bayangkan mereka akan camping di hutan atau bukit karena pikiran mereka sedikit berbeda dengan orang-orang lain.
Mereka mengadakan camping di taman ujung komplek. Tenda berukuran cukup besar milik Xiaojun sedang berusaha didirikan. Tentu tak mudah mengingat ketiga pemuda ini tak punya pengalaman mendirikan tenda.
Berbekal google dari Handphone milik Hendery mereka mulai mendirikan tenda.
"Ini biar bisa berdiri gimana dah?" Tanya Lucas bingung seraya menggaruk kepalanya.
"Tongkatnya kita pegang terus iket." Ucap Hendery masih fokus pada layar Handphonenya.
"Tapi ini gak ada tongkatnya, ini bukan tenda buat anak Pramuka." Sahut Xiaojun.
Mendengar ucapan Xiaojun, Hendery pun berhenti membaca artikel yang hanya ia pahami sedikit.
"Yaudah lah kita mandiri aja." Ucapnya.
Selama satu jam mereka berusaha mendirikan tenda akhirnya membuahkan hasil. Tenda berwarna coklat terang itu berdiri dengan tegak.
"Udah sore nih, yuk pulang dulu mandi terus nanti jam enam ke sini lagi, jangan lupa barang-barang yang dibawa." Ucap Hendery.
Lantas ketiganya pulang ke rumah masing-masing. Bergegas untuk mandi dan menyiapkan barang-barang yang diperlukan.
Matahari kini sudah di ujung barat. Sinarnya menipis menyisakan bekas oranye hingga langit nampak memerah seperti bersemu.
Taman ujung komplek yang tak pernah didatangi warga, sekarang berubah menjadi tempat camping tiga pemuda konyol. Sebelum mendirikan tenda tadi, ketiganya membersihkan taman dari sampah dan daun-daun kering jadi tempat camping mereka terlihat layak.
Hendery datang dengan membawa bahan-bahan untuk makan malam mereka dan dua selimut tebal juga kue cokelat. Xiaojun sendiri kebagian membawa beberapa bantal dan kompor listrik. Sedangkan Lucas datang bersama Yangyang sambil membawa penghangat ruangan, lentera, juga beberapa piring dan sendok.
Tujuan mereka mengadakan camping adalah untuk merayakan ulang tahun Yangyang. Mereka bertiga menyiapkan barang-barang yang dibawa di dalam tenda.
Kini mereka melingkar dengan kue cokelat berhias lilin menyala di tengah mereka. Kemudian menyanyikan lagu ulang tahun dengan meriah.
"Ayo Yangyang buat harapan dan tiup lilinnya." Ucap Xiaojun.
Yangyang menatap kue cokelat yang dipegang Kakaknya. Semenjak datang ia tak berucap satu kata pun. Manik matanya menyiratkan keputusasaan.
Lucas mengulum bibirnya melihat mata yang binarnya redup itu.
"Aku hanya ingin berlari tapi Tuhan tak kunjung mengabulkannya, bahkan lari dari kenyataan pun aku tak bisa."
Detik selanjutnya ia meniup lilin yang menyala itu. Seharusnya mereka bersorak gembira tapi keadaan hening yang menyesakkan itu datang diantara mereka.
Yangyang memandang Kakaknya dan kedua teman Kakaknya. Mereka bertiga terdiam entah karena apa, mungkin mereka memikirkan ucapannya barusan.
"Kalian tidak perlu mengasihaniku. Anggap saja tak pernah mendengar omong kosong yang ku ucapkan tadi."
Hendery dan Xiaojun tersadar. Keduanya kembali bersorak dan bertingkah seolah tidak pernak terjadi apa-apa. Kue pun dipotong menjadi empat bagian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt | 99L NCT ✓
Фанфик"Sakit itu biasa tapi kalau terbiasa sakit itu luar biasa." Quotes itu merujuk pada empat pemuda yang terbiasa merasakan sakit. Hendery yang sakit fisik. Xiaojun yang sakit mental. Dan Lucas yang sakit perasaan. Kemudian ada Mark yang mati rasa.