7: Nyata atau Mimpi?

486 38 5
                                    

WARNING! Simak GIVEAWAY di akhir cerita

***

Aku yakin. Kali ini aku yakin bahwa surat itu memang dari Gavin yang kukenal. Akhirnya, aku berlari keluar dari kamarku setelah menyambungkan headset di ponselku ke telingaku untuk menggantikan tugas radio selama aku pergi. Tidak lupa aku menyambar sweterku di balik pintu kamar dan mengenakannya selama dalam perjalanan menuju tempat yang disebutkan Gavin tadi.

Aku tahu tempat yang dimaksud Gavin. Tempat yang sering kuhabiskan waktu bermain dengannya ketika kecil. Lokasinya tidak jauh dari rumah kami. Taman Kanak-Kanak Insani. Kami sering menghabiskan waktu bermain di sana, bahkan ketika kami sudah lulus dari TK dan duduk di bangku sekolah dasar.

Hingga aku sampai di tempat itu, lagu favoritku masih melantun indah di telingaku.

Dan biarkan aku mencintaimu

Karena dirimu yang bermakna

Dan izinkan aku menyayangimu

Hanyalah dirimu yang berharga

Pandangan kami bertemu. Gavin baru saja bangkit berdiri dari ayunan mini yang sering kami mainkan sewaktu kecil. Dia juga sedang menggunakan headset sama sepertiku, mendengarkan lagu favoritku yang penuh dengan kenanganku bersamanya.

Ketika kau ada di sampingku

Hidupku pun terasa damai

Seperti yang tlah terbayangkan

Dalam benakku

Tidak ada seorang pun dari kami yang rela untuk beranjak dari pijakan kami, seolah enggan melewatkan indahnya lagu yang sedang melantun, menyampaikan perasaan kami masing-masing. Biarlah tatapan mata kami yang menyiratkan hati kami satu sama lain.

Di saat hatiku ada di hatimu

Dunia pun menjadi indah

Karena hatimulah

Yang aku inginkan

Dan, apabila sekarang aku sedang bermimpi, aku memilih untuk tidak pernah terbangun lagi.

Persahabatan itu indah seandainya tidak ternodai oleh perasaan ingin memiliki. Namun, kita tidak pernah bisa mengendalikan perasaan lain yang tumbuh di antara persahabatan kita. Dan, jujur adalah tindakan yang tepat untuk dilakukan. Walau itu artinya kami harus siap menanggung segala risiko yang ada.

Seperti yang coba kulakukan. Mencari tahu isi hatinya dengan pernyataan cinta tersurat, tidak secara langsung. Karena aku mau kami akan tetap menjadi sahabat yang kompak, apabila ternyata dia tidak menganggapku lebih dari sekadar sahabat, walau pasti aku akan terpuruk beberapa waktu apabila kenyataan pahit yang harus kutelan.

Tapi, percayalah, kamu akan lebih menyesal bila tidak pernah mencobanya.

SEKIAN

Hai kalian sudah berada di akhir cerita "Diam-Diam Suka Kamu"

Aku mau tau kesan-kesan kalian tentang cerita ini. Baik mendengarkan audiobook-nya di Spotify maupun baca langsung di Wattpad. Sekaligus aku mau bagi-bagi hadiah total 500 koin Wattpad.

Caranya mudah. Kalian cukup komen di sini kesan-kesan kalian tentang cerita "Diam-Diam Suka Kamu". Lalu capture komen kalian dan posting di stories IG kalian dengan mention aku @pitsansi

Giveaway berakhir tanggal (20/08). Pengumuman pemenang akan aku umumkan di Instagram beberapa hari setelahnya.

Terima kasih. Sampai jumpa di karya-karyaku selanjutnya.

Salam,
pitsansi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diam-Diam Suka Kamu (Audiobook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang